Selasa, 02 Februari 2016

SIARAN LANGSUNG DARI AL QURAN : UJURAN 2 KURSI ALLAH YANG TERSANGAT LUAS:



Kursi Allah Seluas Langit dan Bumi

Istilah kursi yang dinisbahkan kepada Allah SWT tidak disebutkan di dalam Al Quran kecuali hanya sekali saja, yaitu pada ayat ke-255 dari surah Al Baqarah (002), yang juga dikenal dengan ayat kursi. Sebagaima tidak ada yang mengetahui bentuk dan dimemsi (luas) makhluk yang disebut "Kursi Allah" itu kecuali apa yang telah diceritakan Al Quran pada ayat kajian; bahwa luasnya sama dengan dimemsi tujuh langit dan tujuh bumi. Berapakah dimemsi Luas Kursi Allah Itu?  

Allah berfirman:

Ertinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi, tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar" (QS. 002 : 255).  

Kursi Allah Yang Super-Super Luas:

Istilah kursi yang dinisbahkan kepada Allah SWT tidak disebutkan di dalam Al Quran kecuali hanya sekali saja, yaitu pada ayat ke-255 dari surah Al Baqarah (002), yang juga dikenal dengan ayat kursi. Sebagaima tidak ada yang mengetahui bentuk dan dimemsi (luas) makhluk yang disebut "Kursi Allah" itu kecuali apa yang telah diceritakan Al Quran pada ayat kajian; bahwa luasnya sama dengan dimemsi tujuh langit dan tujuh bumi. Berapakah dimemsi Luas Kursi Allah Itu?

Tentu saja pertanyaan seperti ini tidak perlu kita munculkan kalau saja tidak ada tantangan langsung dari Sang Pemilik Kursi itu sendiri, yang mengabarkan bahwa luas Kursi Nya adalah kisaran seluruh (tujuh) langit dan bumi. Maka yang timbul di dalam benak pembaca adalah bahwa sesungguhnya "Kursi Allah" yang super-super luas itu dapat diukur jika saja sains mampu mengetahui dimensi langit dan bumi. Apakah langit itu dan berapakah total dimensi luasnya? Mari mengkaji dua pertanyaan dasar ini lalu selanjutnya kita akan bandingkan dengan "Kursi Allah", sebagai berikut:


Sejarah Asal-Usul Langit Menurut Sains dan Al Quran:

Salah satu mukjizat sains Al Quran pembaca dapat menemukan sejarah lengkap alam semesta (langit), mulai dari lahir hingga berakhirnya, tercetus dalam 8 ayat populer dari ayat-ayat ummul kitab. Dan berita-berita Al Quran tentang hakikat penciptaan langit dan bumi telah menjadi media utama menginsfirasi para ilmuan untuk memahami sejarah alam semesta dengan pemahaman yang sempurna. Dari 8 ayat sejarah alam semesta itu, terdapat satu ayat yang khusus berbicara tentang kelahiran langit dan bumi. Allah berfirman:

Artinya: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman" (QS: 079: 30).

Lalu satu ayat lagi dari surah Al Anbiyaa bercerita tentang perluasan langit, Allah berfirmah:
 
Artinya: "Dan langit itu Kami designe (struktur) dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya" (QS: 051: 47).

Kemudian 4 ayat dari surah Fusshilat (041: 9-12), menguraikan secara tuntas tentan tiga proses pengembangan langit dan bumi (alam semesta). Allah berfirman:  
Artinya: "Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam"; dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya, Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya; Kemudian Dia menuju ke langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan patuh"; Maka Dia mempetakannya tujuh langit dalam dua masa, Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit fungsinya. Dan Kami hiasi langit yang dekat(dunia) dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya." (QS: 41: 9-12);

Selanjutnya dan yang terakhir adalah terdapat 2 ayat khusus bercerita tentang akhir perjalanan alam semesta seluruhnya (kiamat), yaitu bumi di genggam dan langit digulung. Allah berfirman:
Artinya: "Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman Nya pada hari kiamat dan langit digulung denag tangan kanan Nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan" (QS: 039: 67).
Artinya: "(Ingatlah) Pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti Kami tepati. Sungguh, Kami akan melaksanakannya" (QS: 021: 104).

Kedelapan ayat muhkam di atas masing-masing memiliki keistimewaan yang harus menjadi rujukan bagi ilmu astronomi dan cosmologi. Dan hasil hipotesa para ilmuan dari berbagai penelitian - sebagaimana yang kita saksikan nanti - akan menyingkap rahasia ayat-ayat Al Quran tersebut. Oleh karena itu, maka hendaknya setiap kajian tentang alam semesta dan sejarahnya wajib mendahulukan ayat-ayat di atas, sebagai rujukan utama dan petunjuk bagi tim pengkaji.


Kelahiran Langit dan Bumi:

Menurut teori Al Quran, bahwasanya langit dan bumi bermula dari dua peristiwa langit yang sangat besar yaitu: "Fatq" (padu) dan "Ratq" (terpisah). Allah berfirman:

Artinya: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman" (QS: 079: 30).

Ayat tentang asal mula langit dan bumi terakhir ini dapat ditafsirkan kepada tiga pendapat pokok berdasarkan penafsirnya:

Pertama: Pendapat Ibn Abbas, Al Hassan, 'Athaa, Addhahhaq dan Qatada, mereka mengatakan: Bahwa langit dan bumi awalnya adalah sesuatu yang satu padu lalu Allah memisahkan keduanya masing-masing independen. Pendapat ini tidak terlalu jauh beda dari teori dari sekelompok ilmuan tertentu yang berpendapat bahwa kosmos berawal dari satu jenis yang sama (Homogeneous).

Kedua: Pendapat Mujahid, Assuddi dan Abu Shaleh, inti pendapat dari tiga tokoh tafsir dunia ini diuraikan oleh Abu Shaleh berkata: Bahwa langit pada awalnya adalah terdiri dari satu susun lalu Allah memisahkan dan menjadikannya tujuh langit, dan demikian pula terjadi pada bumi yang tadinya hanya terdiri dari satu susun lalu Allah memisahkannya dan menjadikannya pula tujuh bumi. Dan pendapat ini tidak terlalu jauh beda dengan pendapat kelompok lain dari ilmuan, terutama Steven Hukenz yang berpendapat bahwa asli kosmos raya dari sesuatu yang bukan sejenis ketika terjadi pada saat Big Bang.

Ketiga: Pendapat Ikrima, Athia, Ibn Zaid dan termasuk juga Ibn Abbas (versi Al Mahdawi), mereka mengatakan: Bahwasanya langit awal adalah padu tidak terdapat hujan, dan bumi juga padu tidak ada tumbuhan, maka Allah memisahkan langit dengan hujan, dan memisahkan pula bumi dengan tumbuh-tumbuhan. Pendapat ini dipilih oleh Atthabari, alasannya karena ayat diikuti oleh keterangan: "dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup".

Apakah Orang-orang Kafir Tidak Mengetahui?
 
Adalah suatu keajaiban Al Quran yaitu Allah SWT - yang Maha Mengetahui - bertanya: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui". Maka jawaban-jawabannya pun datang dari orang-orang non muslim, seperti George Litmer 1931 dan George Jamov (Rusia) 1948. Belakangan para ilmuan kosmologi dunia menemukan teori "Ledakan Besar" (Big Bang).

Pada abad ke-20 lalu, para ilmuan meyakini bahwa kosmos raya ketika terjadi Big Bang adalah dimensinya hanya sebuah titik nol, dan dari titik nol itu, yang tidak terbatas kepadatannya dan tidak berakhir penciptaannya itu lahirlah kosmos dari ledakan itu. Dan ajaibnya lagi, seorang ilmuan fisika dunia sekaliber Dr. Stephen Hawking menjelaskan di dalam kitabnya: "Kesimpulan Waktu", Halaman: 107, mengatakan: "Kami sangat yakin dari gambar yang kami miliki, setidaknya saat-saat mendekati detik awal setelah Big Bang".
Namun, sejalan dengan berjalannya waktu dan perkembangan sains, tidak sampai satu abad umurnya, teori Big Bang itu nampaknya tidak relevan lagi dengan kenyataan ilmiah yang semakin maju, maka teori itupun harus ditinjau ulang dengan merujuk kepada hakikat "Fatq Ratq". Sungguh, teori-teori kosmologi telah berubah kepada suatu kenyataan yang berbeda, akan tetapi tetap tidak keluar dari sesuatu yang satu padu (ratq). Begitu pula dengan teori inflasi besar (Big Inflation), berubah menjadi "Fatq" (pemisahan).

Oleh karena itu, tidak ada alasan seorang muslim di era ini, kecuali harus berbangga kepada ulama-ulama Al Quran ketika menjelaskan tafsiran mereka tentang ayat-ayat kosmos di atas, dan mengetahui betapa selarasnya hasil-hasil hipotesa para ilmuan astronomi dan kosmologi yang semakin berkembang belakangan ini dengan penjelasan-penjelasan para ulama Al Quran tersebut. Maka apabila datang pertanyaan-pertanyaan tentang asal-usul langit (alam semesta), pasti ulama Al Quran akan menjawabnya dengan bijak dan meyakinka, misalnya:
Seorang bertanya: Dari mana asalnya alam semesta? Jawabannya adalah dari ratq fatq (dari satu padu lalu dipisahkan); Apakah ratq fatq? Jawabannya: Fatq adalah satu kesatuan yang padu, dan ratq adalah kebalikan dari fatq; Lalu dari mana datangnya ratq (yang satu padu) itu? Tentu jawabannya adalah dari Allah, karena langit dan bumi itu adalah sesuatu, dan sesuatu itu ada maka pasti ada pencipta yang mengadakannya, dan pencipta itu adalah Allah SWT.

Adalah sangat tidak masuk akal jika pada era sains modern ini masih ada yang mau mengikuti hawa nafsunya dan mengatakan bahwa alam semesta itu adalah sesuatu yang azali (tidak ada permulaan), dan mengklaim bahwa alam semesta ini tidak ada akhirnya. Masuk akalkah kiranya jika matahari yang menyinari bumi itu adalah sesuatu yang akan berakhir, sedangkan ia setiap detik akan kehilangan 4600 Juta Ton dari materi dan energinya. Justru keberadaan matahari saat ini menunjukkan bahwa sesuatu saat akan berakhir dan jika tidak demikian maka ia tidak pernah ada.
Hendaklah orang-orang itu membaca kembali firman Allah:
 
Artinya: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya" (QS: 079: 30).

Sungguh mukjizat, bahwa para ilmuan telah merekam "Fatq Ratq" itu melalui media Microwaves, yaitu merupakan latar belakang terciptanya alam semesta. Dan ketika teori Big Bang (ledakan besar) yang diklaim sebagai asal terjadinya alam semesta itu dihadapkan dengan Al Quran, maka para pakar ilmu Al Quran tidak sepakat dengan istilah ledakan itu. Karena secara logika setiap terjadi ledakan pasti mengakibatkan kehancuran, bagaimana mungkin alam semesta yang aslinya satu padu, senyawa, sejenis pada ukuran besar dan kecilnya itu terjadi dari sebuah ledakan....

Tema tentang asal-usul penciptaan langit ini sangat luas, cukup keterangan di atas saja dulu untuk mendekatkan kita kepada ayat kajian sekarang. Dan tentu penulis masih akan kembali menjelaskan tema ini pada kajian-kajian berikutnya yang serupa di buku ini, insya Allah.
 

Mengukur Dimensi Kursi Allah:

Demi mengetahui dimensi riil "Kursi Allah", maka terlebih dahulu harus mengukur luas tujuh buah langit bumi sebagai media conversi. Karena untuk mengetahui dimensi sesuatu harus mengukur terlebuh dahulu padanannya, sedangkan langit dan bumi adalah perbandingan yang paling tepat untuk Kursi Allah itu, dan ayat kajian di atas sangat jelas menceritakan bahwa luas Kursi Allah sama seperti tujuh langit dan bumi.
Maka untuk mengukur luas langit dan bumi tersebut, penulis mencoba berandai-andai dengan menguji semua media (alat) ukur kecepatan yang ada, mulai dari alat ukur kecepatan tradisional dunia sampai kepada ukuran kecepatan alam semesta, yaitu kecepatan cahaya. Contoh sederhana: Jarak antara Jakarta dan Surabaya sekitar 1000 Kilometer (Km), atau dapat ditempuh manusia dengan sarana traditional yang ada, seperti:
  • Jalan kaki; waktu tempuh yang dibutuhkan adalah 200 jam, dengan asumsi rata-rata kecepatan berjalan kaki yaitu 5 Km/ jam.
  • Sepeda; membutuhkan waktu 50 jam dengan asumsi kecepatan 20 Km/ jam.
  • Mobil; menempuhnya hanya 10 jam, dengan asumsi kecepatan 100 Km/ jam.
  • Kereta api; bisa mencapai 3.3 jam saja, dengan kecepatan 300 Km/ jam.
  • Pesawat terbang; membutuhkan 1 jam, dengan kecepata 1000 Km/ jam.
  • Pesawat Mirage; yaitu pesawat eropa tercepat menyemai kecepatan suara, hanya membutuhkan waktu tempuh 50 menit, dengan kecepatan 1.200 Km/ jam.
  • Pesawat ulang-alik (Pesawat luar angkasa); yang mempunyai kecepatan 26.000 Km/ jam, maka jarak antara Jakarta dan Surabaya dapat ditempuh hanya dengan 2 detik saja.
  • Pesawat luar angkasa tercepat dikenal manusia hingga saat ini; yaitu berkecepatan 54.400 Km/ jam, maka untuk menempuh jarak antara dua kota tersebut adalah 1 detik.
Itulah semua ukuran kecepatan traditional yang mampu dihasilkan manusia modern hingga abad ke-21 ini. Tentu sangat tidak mungkin untuk mengukur luas seluruh langit dan bumi yang diberitakan Al Quran, yaitu terdapat tujuh susun langit dan tujuh susun bumi. Penulis akan mengkaji khusus tema "Tujuh Bumi Seperti Tujuh Langit" di buku ini pada saatnya nanti, Insya Allah.

Kita tinggalkan ukuran kecepatan traditional dunia di atas, dan mengajak pembaca berhitung bersama dengan mempergunakan ukuran kecepatan alam semesta, yaitu ukuran cahaya yang mencapai sekitar 300.000 Km/ derik, atau sekitar 1.079.252.848 Km/ jam.
Jika ukuran kecepatan cahaya ini dipergunakan menempuh perjalanan antara Jakarta dan Surabaya, maka waktu tempuhnya adalah 0,0000006 detik, atau lebih cepat dari ukuran "kedipan mata".

Mari – sekarang – berandai-andai lagi dengan mempergunakan ukuran kecepatan cahaya tersebut, dan jika manusia – misalnya – menempuh perjalanan antara Jakarta dan New York yang jaraknya sekitar 10.000 Km, maka dengan ukuran kecepatan cahaya akan menempuh waktu 0,000006 detik.

Maka kalau ukuran kecepatan cahaya tersebut dipergunakan untuk menempuh perjalanan ke luar angkasa, mulai dari yang lebih dekat ke bumi sampai ke yang lebih jauh, seperti:

Bulan, dengan asumsi jarak antara bumi dan bulan sekitar 381.706 Km, maka akan membutuhkan waktu 0,0002 (sekitar 2 detik).

Matahari, jarak dari bumi sekitar 149.600.000 Km, waktu tumpuh dengan kecepatan cahaya adalah 0.08 (8 menit)

Pluto, planet yang terjauh dari grup lokal tata surya, jarak dari bumi mencapai sekitar 5.900.000.000 Km, dapat ditempuh dengan ukurang cahaya selama 3.28 jam (3 jam + 28 menit). Bayangkan betapa jauh jarak yang membentang antara planet bumi dan Pluto, bandingkan jarak antara Jakarta dan New York yang bisa ditempuh dengan kecepatan cahaya hanya ukuran "sekejap mata saja", sedangkan Pluto harus menempuh waktu 3.28 jam.

Coba bandingkan juga dengan kapasitas dan kemampuan kita manusia penduduk bumi, jika kita, misalnya, berjalan menuju Pluto dengan kecepatan pesawat luar angkasa tercepat kita, yaitu 54.400 Km/ jam, maka kita akan menghabiskan waktu selama 65.074 jam atau 2.711 hari (tujuh tahun setengah) baru bisa sampai ke Pluto.

Alpha Centauri, adalah bintang terdekat dari kita, di luar galaksi bima sakti, jarak dari bumi sekitar 4.24 tahun cahaya. Kalau kita masih memakai ukuran traditional dengan Kilometer, maka jarak ini dihitung sebagai 40.110.100.000.000.000.000Km (40 trilliun Km).

Tentu angka digital yang sangat panjang ini akan merepotkan kita karena jarak bintang-bintang yang bertebaran di alam semesta ini sangat jauh dari kita dan akan sulit mengukurnya dengan sarana traditional bumi tersebut. Oleh karena itu penulis memutuskan meninggalkan ukuran traditional ini dan memakai ukuran alam semesta yaitu kecepatan cahaya.

Bintang "Syi'raa" (Sirius), bintang yang terang benderang di langit, satu-satunya bintang disebutkan secara langsung dalam Al Quran (selain matahari), jarak dari bumi sekitar 8.6 tahun cahaya. Dengan kata lain, jika kita merantau ke bintang ini maka kita akan menempuhnya dengan kecepatan cahaya yang sangat tinggi selama 8.6 tahun. Jadi kita akan sampai ke bintang dekat dengan kita jaraknya 81.356.000.000.000.000.000Km (81 Trilliun Km).

Bayangkan jika kita menempuh perjalanan ini dengan mempergunakan pesawat ruang angkasa tercepat kita, maka akan membutuhkan waktu selama 102.432.514.102 tahun (102 billiun tahun). Perjalanan Apakah ini..? Jarak apa pula itu..? dimanakah kita ini..? Makhluk apakah langit yang menaungi kita ini? Maka, Subhanallah, Tuhan pencipta langit dan bumi...


Pleiades (gugus bintang), adalah sebuah gugus bintang terbuka di Rasi Taurus, merupakan gugus bintang paling jelas dilihat dengan mata telanjang, dan salah satu yang terdekat dengan bumi. Jarak dari bumi sekitar 440 tahun cahaya, gugus tersebut didominasi oleh bintang-bintang biru panas yang terbentuk kurang dari 100 juta tahun yang lalu.

Tentu saja kita semua dapat melihat gugus bintang Pleiades yang memancarkan sinar dan indah di langit, tetapi tidak semua kita mengetahui bahwa sinar yang kita saksikan itu adalah pancaran telah tersorot 440 tahun lalu. Sedangkan bintang yang memancarkan sinar itu sudah berlalu jauh meninggalkan sinar yang kita lihat itu dengan kecepatan cahaya diangkasa raya, telah menempuh jarak sekitar 4.162.400.000.000.000.000.000 Km. (4.162 Trilliun Km.)

Galaksi Andromeda, dengan nama lain Messier 31 (M31), atau (NGC224) adalah salah satu galaksi di luar Bima Sakti yang dapat dilihat dengan mata telanjang, asalkan dilihat pada malam yang cerah, tanpa bulan dan tanpa polusi cahaya. Strukturnya mirip dengan galaksi Bima Sakti yaitu berbentuk spiral. Jaraknya sekitar 2,5 juta tahun cahaya.

Dengan kata lain, sinarnya yang anda lihat sekarang di langit adalah ibarat sedang menyaksikan peristiwa masa lampau yang sangat jauh sekali, terjadi sekitar 2.5 juta tahun lalu. Sedangkan Andromedanya sendiri sudah berlalu sangat jauh sekali dengan kecepatan cahaya menempuh jarak sekitar 23.650.000.000.000.000.000.000.000 Km, atau 23 Quatrelliun Km. (Milyar juta milyar Km).


Sampai Batas Manakah Luas Bumi?:

Angka-angka digital dan jarak-jarak yang telah memeras otak di atas, itu hanya mewakili galaksi tetangga terdekat dengan galaksi bima sakti kita, bagaimana dengan galaksi-galaksi yang jauh dari kita dengan biliun tahun cahaya, sebagaimana yang telah diamati oleh "The Gemini South Telescope" di Cili, bahwa sinar galaksi tersebut akan menempuh waktu biliun tahun cahaya untuk sampai ke kita di bumi. Galaksinya sendiri sudah beranjak jauh menempuh jarak sekitar 9.460.000.000.000.000.000.000.000.000Km atau 1000 Quatrellion Kilometer (seribu milyar juta milyar Km). Subhanallah, Maha Suci Allah Yang "kursinya meliputi langit dan bumi".

Dimensi ini hanya mewakili aspek astronomi dari jarak antara kita dan galaksi yang memenuhi langit dunia, dengan perkiraan astronom jumlahnya sekitar 100 milyar galaksi berenang di lautan "langit bumi". Allah berfirman:

Artinya: "Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa" (QS: 051 : 47).
Maka mari kita sama-sama merenung, jika jarak yang super-super luas di atas diukur dengan kecepatan tertinggi yang dikenal manusia, yaitu kecepatan cahaya; maka akan menempuh 440 tahun untuk mencapai gugus Pleiades yang berada di rasi Taurus saja. Kalau mau mencapai galaksi Andromeda, akan membutuhkan waktu 2.5 juta tahun.

Lalu bagaimana jika ingin sampai kebatas terjauh yang dapat dijangkau teleskop modern dari galaksi-galaksi jauh, akan membutuhkan waktu biliun tahun. Kemudian bagaimana lagi jika ingin mengarungi galaksi-galaksi diluar jangkauan teleskop mana pun? Sains dan ilmuan tidak mengetahui batasan langit dunia dan ujung pangkalnya, apalagi langit-langit yang lain. Dan sudah pasti tidak akan mengetahui jarak "langit kedua", bagaimana jauhnya?
Jika para ilmuan berpangku tangan dan bingung pada hal-hal yang mereka lihat dicakrawala yang lebih rendah, bagaimana halnya dengan yang tidak dapat dilihatnya di langit kedua, ketiga dan yang lebih atas lagi sampai langit ketujuh... Seberapa luaskah tujuh langit dan bumi itu? Berapa tahunkah dibutuhkan cahaya untuk sampai kepada kita?

Sungguh, tema tentang langit versi Al Quran adalah hal yang super-super luas, dan tidak mudah untuk mengkajinya serta melelahkan otak. Belum lagi data-data yang tersedia sekarang masih sangat terbatas dan instant, khususnya masih banyak dalam tahap riset (uji coba dan pengembangan). Kemudian lebih penting lagi bahwa masih banyak sekali hal-hal yang belum dapat dicapai dan diluar jangkauan sains. Allah berfirman:

Artinya: "Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi" (QS: 16 : 77)

Artinya: "Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (QS: 40 : 57)

Semua bagian langit yang sudah dijangkau oleh ahli astronomi seperti dijelaskan di atas adalah masih sebatas langit dunia (langit pertama), dan masih relatif sangat terbatas dibanding besarnya dimensi yang terus berkembang, dengan kata lain, setiap perkembangan kemajuan teknologi teleskop manusia, alam semesta yang dapat dijangkau tersebut semakin bertambah dimensinya sampai batas yang tidak dicapai teleskop manusia dan indranya. Atau lebih kongkrit, semakin besar teleskop yang dihasilkan manusia, semakin besar pula dimensi alam semesta yang dapat dijangkau.

Oleh karena itu para pemerhati – non muslim – tercengang dengan agama penutup ini ketika Al Quran-nya memproklamirkan hakikat mutlak, bahwa jauh di atas sana ada tujuh susun langit, bukan hanya satu langit saja, dan setara dengan bumi kita masih terdapat enam bumi lain kembarannya, yang sebagian sudah dapat diidentifikasi dan sisinya masih menunggu waktu untuk mengidentifikasinya. Penulis akan mengkaji khusus tema terakhir ini pada saatnya nanti di buku ini, Insya Allah.
Kesimpulan kita, bahwa dengan kemajuan sains dan teknologi yang tersedia saat kini, manusia kesulitan - kalau tidak mustahil - menjangkau hakikat seluruh langit (tujuh langit) yang diberitakan Allah SWT melalui nabi penutup Muhammad SAW, kecuali bagian kecil saja dari langit (dekat) dunia, yang dikhususkan Sang Pencipta SWT dengan bintang-bintang, planet-planet dan satelit-satelit.

Bintang-bintang, merupakan sarana manusia untuk mengetahui bagian yang terjangkau dari alam semesta, sebagaimana firman Allah SWT:
 
Artinya: "dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya" (QS. 41 : 12);

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan" (QS. 67 : 5);

Artinya: "Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun" (QS. 50 : 6);

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang" (QS. 37 : 6).

Penyebutan langit pada ayat-ayat di atas dengan bentuk single, bukan plural, dan semuanya digambarkan sebagai panorama yang dihiasi dengan bintang-bintang dan planet-planet serta diidentifikasikan sebagai langit dunia secara khusus. Lebih jauh ayat-ayat di atas juga sekaligus mengkomfirmasikan fakta tujuh langit, yaitu tidak diidentifikasikan sebagai langit dunia.

Adapun enam langit sisanya, tidak diperincikan oleh Allah SWT dalam Al Quran, namun telah diperlihatkan kepada nabi Muhammad SAW pada malam perjalanan "Israa & Mi'raj", serta beliau SAW sendiri menceritakannya secara langsung lewat haditsnya, maka manusia tidak akan mengetahui hakikat enam langit tersebut. Penulis masih akan kembali menjelaskan tentang hakikat tujuh langit dan bumi pada kajian-kajian selanjutnya di buku ini, di sini penulis hanya berusaha mendekatkan pembaca kepada tema kajian di atas.


Bahwa semua yang kita pahami dari Al Quran yang menggambarkan enam langit (selain langit dunia) itu, ialah identik dengan langit dunia dan tersusun bersamanya sebagai kesatuan (grup) tujuh langit, sebagaimana firman Allah:

Artinya: "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang, maka lihatlah berulang-ulang adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang" (QS. 67 : 3);

Artinya: "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?; Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita" (QS. 71 : 15-16).
Jelas dari kedua ayat terakhir ini bahwa tujuh langit, termasuk langit dunia, tersusun dalam satu grup local (kesatuan), bagian luar menutupi bagian dalamnya - kalau tidak demikian - semua yang ada di langit dunia akan jatuh pada langit-langit yang lain, jadi bulan dan matahari – keduanya dari anggota "super galaksi langit dunia" akan jatuh tersebar di antara enam langit yang lain.

Dengan demikian, jelas bahwa Al Quran menegaskan hakikat tujuh langit identik satu sama lain, bagian luar menutupi bagian dalamnya, dan semua langit tersebut berbeda dari langit neubela pertama pada awal penciptaan alam semesta.

Maka, jika sains - pada saatnya nanti - telah mampu menjangkau dan mengukur skala luas langit pertama yang hingga saat ini baru mencapai luas 24 Biliun tahun cahaya, atau baru seper sepuluh (1/ 10) dari seluruh luas langit pertama yang mereka (pakar astronomi) prediksikan maka saat itulah - Wallahua'lam - mereka telah mendekati kepada ukuran dimensi "Kursi Allah".
Ada satu hal yang sedikit menggembirakan bagi para pemerhati astronomi dari sumber Majalah Sains bahwa pada tahun 2019 nanti, akan hadir di bumi ini sebuah teleskop radio terbesar di dunia bernama "Squar Kilometre Array (SKA)". Kapasitasnya mencapai 50 kali lebih besar dari pada teleskop yang ada saat ini (The Gemini South Telescope), yang diproyeksikan terdiri dari 3000 antena yang membentang pada zona sepanjang 5500 Km.
Semua informasi yang diterima teleskop masa depan ini akan ditransfer dengan kecepatan 100 TB per-detik, selanjutnya akan diproses di sebuah "supercomputer" yang mampu bekerja dengan kecepatan 1 juta juta juta MB/ detik, atau 1 Exabyte. Mudah-mudahan dengan kehadiran proyek SKA ini nanti akan lebih mampu mengungkap fakta alam semesta semakin luas.

Dengan demikian, nampaknya sains ilmu pengetahuan masih harus menunggu waktu yang relatif lama untuk dapat mengukur luas langit pertama, kemudian berusaha mengidentifikasi enam langit yang lain plus bumi dan selanjutnya mengetahui luas riil "Kursi Allah".

KATA-KATA HIKMAH ABU HAFSHIN AL HADDAD



1. Dunia ini ialah sebuah rumah yang sentiasa ada dosa terhadap Allah.

2. Fakir itu adalah satu cara yang membawa seseorang itu hampir kepada Allah.

3. Janganlah bergantung kepada ibadat dan latihan kerohanianmu itu tetapi bergantunglah kepada rahmat Allah.

4. Barangsiapa yang rindu kepada Allah akan sentiasa melihatNya.

5. Orang yang suka dipuji itu adalah sia² dalam sukacitanya itu.

6. Dosa itu membawa kepada bidaah.

7. Orang yang cuba mengenal Khaliq melalui makhlukNya adalah buta. Sepatutnya dia mengenal makhluk melalui Khaliq.

8. Berada sentiasa di ambang pintu Tuhan agar pintuNya itu terbuka kepadamu.

9. Berharaplah kepada Allah, seperti harapnya pengemis kepada sedekah orang kaya.

ABU HAFSHIN DENGAN KELOM[POK JEMAAH HAJI MISKIN



Ketika Abu Hafs berada di Mekkah, ia melihat sekelompok jemaah haji yang miskin dan papa di sana. Ia ingin memberikan sesuatu kepada mereka, dan merasa sangat terguncang melihat keadaan mereka.
Dengan perasaan terguncang seperti itu, ia memungut sebuah batu dan memekik, “Demi keagungan-Mu, jika Engkau tidak memberiku sesuatu, maka aku akan memecahkan seluruh lampu yang ada di masjidil Haram ini.”
Kemudian ia melakukan tawaf, mengelilingi ka’bah. Tiba-tiba seorang lelaki mendatanginya dan memberinya sekantong emas. Abu Hafs kemudian membagi-bagikan emas itu kepada kaum miskin tadi.
Setelah menunaikan ibadah haji, ia kembali ke Baghdad. Di sana murid-murid Junaid keluar menyambutnya dengan segala kehormatan.
“Apa oleh-oleh yang engkau bawa dari perjalananmu?” Tanya Junaid.
“Yang akan kukatakan ini adalah oleh-oleh dariku,” jawab Abu Hafs.
Mungkin salah seorang saudara kita tidak mampu hidup (berlaku) sebagaimana seharusnya. Jika engkau mendapati saudaramu berkelakuan buruk, carilah alsan baginya, dan maafkanlah ia. Jika debu kesalahpahaman itu tidak juga hilang dengan alasan itu, maka carilah alasan yang lebih baik lagi baginya, dan maafkanlah ia. Jika debu kesalahpahaman itu masih juga belum hilang, carilah alasan lain, teruslah begitu, bahkan sampai empat puluh kali. Jika debu kesalahpahaman itu lagi-lagi belum juga hilang, sementara engkau berada di pihak yang benar, dan empat puluh alasan tadi tidak juga mampu menutupi kesalahan saudaramu itu matamu, maka duduklah, dan katakana pada dirimu sendiri, “Engkau benar-benar jiwa yang keras kepala dan bebal, engkau benar-benar kepala batu, kurang ajar, dan tak tahu diri, saudaramu mengemukakan empat puluh alasan bagi kesalahannya, namun engkau tidak menerima semua alasan itu dan berkeras dengan sikapmu, aku berlepas diri darimu. Engkau tahu apa yang engkau enginkan, lakukanlah sesukamu!”
Junaid bernar-benar kagum dengan kata-kata ini. “Siapa yang dapat memiliki kekuatan seperti itu?” tanyanya dalam hati.

Rabu, 25 November 2015

KEMESRAAN PAK TUKANG DENGAN TEMBOK

KEMESRAAN PAK TUKANG DENGAN TEMBOK BANGUNAN ( TAUHID )

Assalamu'alaikum wr wb
Bismillahir rohmaanir rohiim.

Alam semesta jagad raya ini sangat luas. Manusia tidak tahu berapa luas alam ini.  Pada Dasarnya Alam ini kosong tidak ada batas apa apa. Hingga pada suatu masa, dengan irodahnya (Kun) maka Allah menciptakan Nur langit Dan Nur Bumi. Sejak itulah Alam ini tidak kosong lagi.

Dikatakan Nur Langit, bukan berarti langit yang kita lihat dan dibayangkan oleh kebanyakan manusia.

Allah memberikan istilah LANGIT (SAMA) dalam Ayat Sici, sebab daya pikir dan logika manusia saat itu hingga saat inipun masih menerima pemahaman bahwa manusia itu asalnya berada di langit ( surga ). Dipahami bahwa langit itu sebuah tempat di mana manusia sebelumnya berada  di sana biasa bertemu tuhannya.
Sehingga keterbatasan akal fikiran itu membatasi pemahaman seiring kemampuan pikiran dan mata memandang. Manusia pada mulanya berada di surga. Di sana itu, menurut ayat bahwa Rosululloh SAW pernah melihat bahwa surga berada di dekat sidrotul muntaha dan masih diselimuti oleh awan yang sangat tebal. Di sana nenek moyang kita pernah berdomisili. Kemudian diturunkan ke bumi. Sehingga bumi di mana kita berpijak ini juga dikonotasikan sebagai alam dunia. sementara surga dikonotasikan dengan langit.  Padahal, dalam pandangan tasawwuf, surga itu masih tergolong alam keduniaan.  Surga itu Alam tuhan yang dipersiapkan untuk manusia. Sehingga manusia banyak yang diberi minat mendatangi tempat itu untuk berdomisili di sana jika tidak menyimpang dari jalannya.

Sementara dalam tasawwuf diberi minat untuk kembali kepada yang memiliki surga dan neraka. Sepintas sama tapi tidak sama. Sudut pandang tasawwuf, manusia dibukakan cakrawala tanpa batas bahkan hati yang bulat itu memenuhi ruangan hingga memenuhi alam.

Manusia itu satu dari sekian ciptaan yang paling sempurna namun kesempurnaan kesempurnaan itu disalahgunakan oleh manusia itu sendiri hingga menghilangkan batasan Tuhan.

Manusia tetap manusia. tuhan tetap tuhan. Maka kita harus betul betul memahami batasan mahluk dan kholiq. sebab tuhan itu sendiri betul betul abstrak. tidak berbentuk apapun namun mutlak keberadaannya. di sini hanya sebatas discripsi tentang ketuhanan yang kita ibaratkan atau kita bendakan. Akan tetapi jangan sampai kita membendakan tuhan apalagi membayangkan bentuk tuhan itu sendiri.

Yang pasti, tuhan adalah maha ada dan mengadakan. sebagaimana kita diajari tentang sifat dan nama sifat tuhan melalui junjungan kita Muhammad Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam.

Ibarat Pak tukang yang sedang membuat bangunan.

Di sini, bisa ditelaah melalui contoh.

TUKANG BANGUNAN AWALNYA MEMBUAT TEMBOK SAJA.

LALU SIAPA YANG MEMBUAT RUANGAN ?

Alih makna dari kalimat tersebut di atas jelas bahwa memang tukang  itu aslinya hanya membuat tembok bangunan. Tembok secara otomatis dijadikan posisi pembuat bentuk ruangan. Itulah Kun Fayakuun. Tembok sudah otomatis menempati kedudukan Tukang membuat bentuk Ruangan. Pak tukang memanifestasikan ruangan menggunakan tembok. atau bahasa fulgarnya bahwa ruangan dibentuk oleh tembok. Yang berhubungan langsung dengan Pak Tukang itu Tembok. Yang senantiasa berinteraksi, senantiasa berdoalog adalah pak tukang dengan tembok.   Sedangkan hubungan pak tukang dengan ruangan melalui tembok walaupun ruangan itu tetap dalam pengawasan dan perawatan pak tukang.

Alfaatihah.

Ruangan itu dikuasai tembok. Lebarnya, panjangnya, luasnya, volumenya dan kesemuanya tergantung oleh tembok. Tembok yang senantiasa diatur oleh pak tukang itu senantiasa berhadapan atau dihadapi  oleh pak tukang hingga tidak ada celah atau sisi yang tidak di ketahui Pak Tukang. Tembok terjalin kontak mesra dengan pak tukang. Tembok itu cetusan jiwanya pak tukang.

Aslinya tembok tidak memiliki daya upaya apapun bagi ruangan. Aslinya ruangan itu juga terbentuk atas kemauan Pak tukang. akan tetapi pak tukang melangsungkan keinginannya melalui tembok.
Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Au Ghoutsi Hadzaz Zaman itu tak ubahnya sebuah tembok yang dijadikan oleh Tukangnya. sedangkan alam jagad raya yang luas tanpa batas ini adalah ruangan yang sudah dibentuk, sedang dibentuk dan akan dibentuk oleh Allah Yang Maha Menciptakan dengan menggunakan Rosululloh SAW Au Ghoutsi Hadzaz Zaman RA.

Di sini kita diberi bisa merasakan bahwa perubahan bentuk ( Alam semesta ) ruangan betul betul ditentukan oleh Rosululloh SAW au Ghoutsi Hadzaz Zaman RA.

Sebagaimana ruangan, akan musnah jika dihindari oleh tembok. Manusia akan binasa jika dihindari Rosululloh SAW  au Ghoutsi Hadzaz Zaman RA. Manusia tercipta sebab Rosululloh SAW. Manusia berbuat sesuatu sebab Ghoutsi Hadzaz Zaman RA. Tidak ada satu perbuatan dipermukaan langit dan bumi tanpa Ghoutsi Hadzaz Zaman RA.

Alfaatihah...

Kiranya, jauh sebelum P Tukang membuat tembok, tentu dia sudah mempersiapkan bahan bahan yang akan dipergunakan untuk membuat tembok.
Semua bahan bahan itu diberi nama sendiri sendiri oleh pak tukang. Tembok tidak pernah mempersiapkan diri. Jadi, sebenarnya jauh sebelum membuat tembok, sebenarnya sudah terjadi dialog / percakapan mesra dan harmonis.

Setiap bahan tembok bangunan, merupakan bahan bahan atau nama nama calon bangunan. Calon calon bahan bangunan itu memiliki nama sendiri sendiri. Nama Nama bahan itu sesuai dengan sifat sifat bahan itu sendiri.
Dialog Pak Tukang dengan tembok, sangat indah dan mesra. Sebab Pak tukang tahu betul betapa rapuh dan tidak berdayanya, tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa menata dirinya sendiri. pokoknya tidak bisa apa apa jika tangan pak tukang tidak mendatangi bahan bangunan itu.

Sifat ketidak bisaan itu jika dibahasakan bisa memenuhi seluruh alam ketidak bisaan dan ketidak berdayaan mahluk. Maka begitulah keadaan mahluk yang dikuasai oleh keadaan ketidak berdayaan. Seseorang yang diberi tidak tahu kedudukan tuhan, pasti tidak tahu akan ketidak bisaannya. Ini jika kita sadari betul ketika kita diberi tahu bahwa mahluk se jagad termasuk manusia itu sebagai Ruangan yang keberadaannya tergantung atas keberadan tembok bangunan tentu ruangan itu tidak akan terpisah dengan tembok.

antara manusia serta semua ciptaan dengan rosululloh tidak bisa dipisahkan kecuali sudah dikehendaki dan pasti akan musnah.

Semoga kita dibuka kesadaran bahwa seluruh hadits itu sebagai bukti keterkaitan mahluk terhadap Rosululloh.

Dari sisi lahiriyah, hadits yang jumlahnya ratusan ribu bahkan lebih, merupakan manifestasi bentuk kasih sayang Rosululloh kepada manusia khususnya dan kepada semua mahluk pada umumnya.

Demikian sekelumit dialog antara pak tukang dengan tembok yang tentunya masih jauh dari memadai untuk dijadikan sandaran sebab tauhid itu bukan hasil renungan akan tetapi sebuah kenyataan rohani yang sudah tertanam dalam jiwa setiap insan. Justru kajian ini merupakan perintah Allah untuk membuktikan bahwa dibalik semua ciptaan ini terdapat tanda tanda kekuasaan Allah bagi orang yang berfikir.

Selebihnya semoga senantiasa dinaungi hidayah.

Wassalamu'alaikum wr wb.

Selasa, 24 November 2015

NAFSU ITU AMIS, TENGIK DAN SANGAT BACIN

NAFSU ITU BERBAU BUSUK, TENGIK, BACIN YANG SANGAT AMIS, SENGAK DAN MENYEDAKKAN

Assalamu'alaikum wr wb.
Bismillahir rohmaanir rohiim.

Alhamdulillahil ladzii huwal ahad.
Al waahidus shomadu yahdii lir rosyaad.
Bilkhoiri kholqika syafii'il umami.
Yaa robbanaa sholli 'alaihi sallimi.
Amma ba'du.

ungkapan syukur kita haturkan setulus tulusnya ke haribaan Allah dan Rosulnya atas bimbingan baginda ghoutsi hadzaz zaman yang semoga beliau senantiasa memperoleh ridho. Sehingga salam takdziman, ikroman wa mahabbatan kesemuanya kita titipkan ke pangkuan beliau RA.

Di mana kita ini senantiasa terhalang kepada Allah dan Rosulnya tanpa bimbingan dan tuntunan beliau. Ini semua terjadi akibat kuatnya jeratan nafsu yang senantiasa membelenggu kita.

Kami yang aslinya tidak tahu apa apa. tidak berkutik melawan hawa nafsu. Jika sekiranya bukan sebab fadholnya, kami akan berlarut larut dikuasai hawa nafsu. Oleh sebab itu perlu senantiasa memohon taufiq hidayah Allah yang kita terima ini betul betul membuka hati kita sehingga kita dibukakan nur nur ubudiyah dalam setiap gerak dan langkan.  Semoga segala aktifitas kita dijadikan ibadah.

Pada prinsipnya, gerak dan langkah kita ini terjadi sebab kehendak Allah semata. Selama Allah yang maha menggerakkan ini tidak kita  sadari, tentu yang tampak di hati kita itu yang menjadi sebab segala pergerakan adalah diri kita sendiri. Banyak dari kita yang berusaha mengenal diri bukannya bertambah sadar kepada Alah. Sehingga Allah yang menggerakkan ini kita kelabuhi. Keadaan ini sudah menjadi pembawaan dan sifat dari nafsu. Tindakan mengaku aku itu menjadi amis, tengik dan bacin. Sebagai contoh ketika kita menggunjing seseorang, secara rohani, kita sedang mengunyah jiwa orang yang kita gunjingkan. kita kunyah mentah mentah hingga kita sendiri yang amis. Apalagi hingga mengumpat, menghardik dan lain sebagainya. Sudah tentu mahluk langit yang diutus merawat mahluk menyaksikan bau amis yang memenuhi diri kita.

Jika kita mengetahui keadaan nafsu, kita juga mengetahui sifatnya, kondisinya dan baunya. Secara global, Nafsu kebinatangan, sifat dan baunya seperti binatang, binatang buas, Nafsu syaithoniyah, prilakunya tengik seperti syetan dan Nafsu rububiyah baunya bacin sengak prilakunya menyerupai tuhan. sedangkan kita sendiri mengetahui bahwa baunya tidak jauh dari sifatnya. jika seseorang merasakan betul sifat nafsu, bahkan menyaksikan, keadaannya, sedikit banyak akan mengetahui bagaimana baunya. ketika sifat nafsu kebinatangan menampakkan diri, kita mengetahui bagaimana baunya binatang. Ketika nafsu sabu'iyah menguasai kita, sifat buas mendominasi prilaku kita. Ketika kita mengetahui betapa amis baunya nafsu kita yang biasa mencengkeram dan membinasakan mahluk lain

Apalagi tatkala kita dikuasai nafsu syaithoniyah. kesukaannya hanya menghalang halangi orang lain berbuat baik. Betapa tengik bau nafsu syaithoniyah itu. Udara di sekitar ikut tengik melebihi bau tikus curut yang berkeliaran.

Lebih menyedakkan lagi baunya yang sangat bacin dan memuakkan. siapapun yang mengetahui pasti akan muntah. untungnya kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Semoga kita semua diberi ampunan, taufiq, hidayah yang sempurna. Aamiin.

Wassalamu'alaikum wr wb.

Rabu, 11 November 2015

IBADAH TANPA ROSULULLOH, PASTI DITOLAK

IBADAH TANPA ROSULULLOH ITU DITOLAK

Semua orang islam itu ummat Nabi Muhammad SAW. Hal itu diawali dengan kesaksian dalam dua kalimah syahadat.

Kesaksian kita kepada Allah dan Rosulnya, harus dimanifestasikan dalam segala bentuk tindakan baik lahir maupun batin.
Secara lahiriyah, kita mengikuti tuntunan yang diajarkan Rosululloh SAW dengan cara ITBA'( Mengikuti ) apa apa yang dikerjakan Beliau melalui tuntunan para tabi'in -  salafus sholih, para kulafaur rosyidiin, para tabi'it tabi'in dan seterusnya hingga sekarang yang sebenarnya kita tidak tahu apa apa kecuali hanya mengikuti, meniru, mencontoh tanpa harus memilah para imam. apa itu Imam syafi'i RA, Imam Hanafi RA, Imam Maliki RA atau Imam Hambali RA. Jika terpaksa harus memilah itu hanya untuk menekankan intensitas pelaksanaan dan penerapan akibat kemampuan kita yang sangat terbatas sementara bimbingan beliau sangat kaaffah, luas dan menyeluruh.  menyentuh segala aspek kehidupan lahiriyah dan batiniyah di hadapan Allah.

Secara bayiniyah, kita menancapkan keyakinan apapun yang terjadi semuanya adalah jasa Rosululloh SAW. Jiwa beliau yang  hadir menerobos semua mahluk dan bahkan sebab beliau SAW semua yang ada bisa kita saksikan, kita raba, kita rasa, kita bayangkan . Tanpa beliau kesemuanya itu tidak terjadi dan bahkan tidak ada.

Oleh sebab itu, Sholawat Wahidiyah dalam pelaksanaannya memberikan ajaran yang dikenal dengan istilah Ajaran Wahidiyah, Lillah Billah, Lirrosul Birrosul.

Ajaran Wahidiyah, sebenarnya sudah diajarkan kepada manusia sejak Nabi Adam AS. Secara aplicatie, sudah diterima oleh sebagian besar kaum muslimin. Akan tetapi intensitas belum menyeluruh ( Kaafah ). Jika aplicatie yang belum kaafah, lantas tidak ada pendobrak untuk membangkitkan intensitas lambat laun akan lemah dan bahkan bisa jadi  tidak digunakan lagi alias diabaikan. Ketika hadir seorang pendobrak demi kebangkitan kembali, orang tersebut dianggap aneh dan menyimpang. Apalagi keadaan sudah terjadi kesimpang siuran dalam islam atau mungkin ajaran ini belum disampaikan secara menyeluruh atau bisa disebabkan adanya unsur unsur tertentu sehingga sebagian dari kaum muslimin justru menganggap ajaran Wahidiyah itu sesat.

Alhamdulillah, lambat laun tapi pasti. Ajaran Wahidiyah yang sudah banyak didengungkan sesat oleh sebagian orang tertentu, kian hari kian terkikis.

pada dekade awal kelahiran sholawat Wahidiyah, semua ulama serta merta menyatakan Qobiltu Awalan ( Aku yang permulaan menerima ) sehingga kala itu semua ulama berbondong bondong menyatakan diri sebagai pengamal. Namun hanya selang beberapa tahun, Amalan Sholawat Wahidiyah mendadak didengungkan menjadi amalan sesat dan menyesatkan.

Ini terjadi bukan tanpa sebab. Tidak ada kejadian dipermukaan bumi ini terjadi tanpa sebab. Haah. Karena ini berkenaan dengan Perjuangan Wahidiyah, sebagai pengamal tentu kita tidak perlu menyalahkan siapa atau apa yang menjadi sebab. Karena apapun dan siapapun yang menjadi sebab, tentunya sudah menjadi qudroh dan irodah Allah SWT semata. Soal sebab musabab itu hanya sekedar perantara terjadinya sesuatu atau kejadian. Walaupun indal syar'i pasti ada konsekwensinya, namun Indalloh, aslinya memang harus terjadi dan memang ditentukan begitu oleh Allah.

Bagi pengamal Sholawat Wahidiyah dan ajarannya, akan salah besar jika masih menyalahkan mahluk atau menyalahkan orang yang menjadi sebab Wahidiyah dianggap sesat. Jika masih menyalahkan orang, berarti masih belum diberi bisa menerapkan ajaran Wahidiyah. Kita wajib menyadari bahwa segala sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah semata. Mahluk tidak memiliki upaya dan kekuatan selain hanya menjadi perantara terjadinya kebenaran dan kesalahan. Perantara itu hanya alat transformasi.

Di sisi lain, dalam sejarah, semua nabi dan rosul tidak ad yang tidak dicaci maki. Tidak ada para utusan Allah yang tidak ditentang. Semakin berat tantangan, menandakan kebenaran dan kemurnian. Demikian juga sebaliknya. Ketika perjuangan sudah tidak ditentang oleh manusia, justru menandakan sudah tidak ada nafsu syaithoniyah lagi.
Ketika perjuangan sudah tidak terjadi perlawanan, justru menandakan dunia sudah selesai. Amanah perjuangan sudah tidak ada dan tidak dibutuhkan lagi kecuali hanya merawat sambil menunggu datangnya kiamat. Sudah tidak ada fir' aun lagi dipermukaan bumi.

Semoga kita pengamal terutama kami yang aslinya tidak tahu apa apa ini diberi kesadaran kepada Allah dan tidak sampai kecewa kepada sederetan ulama yang dijadikan sebab oleh Allah hingga Wahidiyah dianggapnya sesat oleh orang orang yang sudah tentu tidak mengetahui apa apa. Masyarakat itu hanya korban yang perlu pertolongan dan bantuan. Bagi pembaca ( Jika masih diberi rasa ingin tahu sebab musabab kejadian masa lalu, sebaiknya diabaikan atau bertanya ke pusat perjuangan Wahidiyah yang tentunya bisa kita temukan dalam sejarah lahirnya Sholawat Wahidiyah Dan Ajarannya.

Yang jelas dan betul betul pasti bahwa Rosululloh diutus atas kehendak Allah.

Yang pasti dan tidak bisa diragukan bahwa Rosululloh diutus untuk menyempurnakan ahlaq atas kemauan Allah. Bukan kami yang memastikan tapi Allah sendiri. Ini kami tegaskan agar kita bersyukur.

Yang jelas, bahwa Rosululloh diutus untuk merahmati alam dan seisinya. maka kehadiran Rosululloh ke seluruh alam tidak bisa dibayangkan. Ketika Rosululloh berhenti diutus di salah satu alam, niscaya alam yang tidak dihadiri Rosululloh pasti terputus dari rahmat Allah. berarti alam itu musnah, berantakan, rusak, goncang dan lain sebagainya. tergantung seberapa besar titik geser beliau terhadap alam itu sendiri. jika ketidak hadiran itu satu potong anggota tubuh misalnya. Niscaya satu potong anggota tubuh itu mati.

Rahmat Allah kepada alam ini merupakan kehidupan bagi alam itu sendiri. untuk itu beliau SAW diutus. Sebab itu beliau di-syahadat-i. Sebab itu Allah bersholawat kepada Nabi. Jika sekiranya Allah tidak bersholawat kepada Nabi, itu sama artinya Allah tidak mengutus beliau SAW merahmati alam. Niscaya ekosistim alam berhenti.

Ketika kita dibuka kesadaran bahwa sinergi ekosistem itu rahmat Allah dengan mengutus Rosululloh, maka mahluk sejagad raya ini berjalan atas jasa Rosululloh SAW. Pergerakan alam semesta adalah jasa beliau SAW. gerakan manusia juga jasa beliau. Apapun itu, jasa Rosulullah.

Ketika manusia berbuat sesuatu, itu semua jasa beliau. ketika kita begini begitu dan ketika dari segala ketika adalah jasa beliau SAW. Semua Birrosul.

Ketika kita bekerja, belajar, makan, tidur, sholat, puasa dan seribu macam perbuatan ibadah adalah jasa Rosululloh SAW. oleh sebab itu, bidang kesadaran, kepada Allah, bidang pengabdian kepada Allah, kesemuanya jasa beliau. tanpa beliau, tidak ada ibadah. semua akan ditolak.

Ibarat buah tidak akan sambung kepada pohon tanpa ranting. tidak ada bunga tanpa ranting. tidak ada daun tanpa ranting. bahkan sepintas bahwa ranting itu sendiri merupakan pohon itu sendiri. yang tentunya secara syari'at, ada bidangnya masing masing. Allah tetap Allah. Rosul itu Rosul sebagai khuluqin 'adziim dan mahluk tetap mahluk.

Semoga kita diberi bisa mengisi bidang bidang tersebut atas idzin Allah tentunya. Atas jasa Rosululloh jelasnya. tidak boleh tidak.

Hanya saja semua itu persoalan kesadaran. soal ibadah. soal kemurnian dalam ibadah. soal keihlasan yang sudah kita ketahui bersama bahwa kadar ibadah diukur dari keihlasannya. Tanpa beliau, ihlas masih teka teki.

Tanpa adanya kesadaran bahwa semua diciptakan dan digerakkan Allah, maka keihlasan tidak terjadi.

Tanpa kesadaran bahwa semua ciptaan dan semua perbuatan itu jasa Rosululloh, maka kemurnian menjadi lamunan.

Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.
Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.
Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.

Syafa'atilah kami yang senantiasa melupakan jasa paduka. Ampuni kesalahan kami. jangan hindari kami.

Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.
Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.
Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.

Wabillahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu'alaikum wr wb.

Rabu, 09 September 2015

MUSUHKU ! TEMANKU !. ENGKAU MENGUASAI AKU


Aku sebenarnya tidak tahu apa apa. Siapakah dia ? Apakah dia ?.  Aku benar benar tidak mengenalnya. Aku sering merasa senang kepadanya sebab dia selalu membatuku. Betulkah engkau Temanku?. Aku sesekali curiga sebab dia sering juga merepotkan aku. Aku benar benar tidak tahu.

Kemanapun dia, di manapun dia, aku selalu menemaninya. aku tidak mau jauh dengannya. hidupku tergantung kepadanya. semua aktifitasku ditopang olehnya.  sayangnya aku tidak mengenali siapa dia. Mungkin aku hanya kenal namanya saja.
Sebagian orang menyebutnya sebagai sesembahan di muka bumi ini. Dia itu Tuhan ?. Sebagian menyebutnya teman. Sebagian menyebut Lawan.
Dia sesumbar kepadaku dengan congkaknya.
"Tidak ada kegiatan tanpa aku. Aku  adalah pemimpin kebanyakan anak cucu Adam".  itulah kata katanya yang mana aku juga tidak berani menolak ucapannya.

Aku tahu. Tidak banyak anak cuci Adam yang mau peduli dengannya. Jadi akupun hanya kenal nama.  Dia mulai bercerita :

#AKU ADALAH KEINGINAN#

AKU BEKERJA SEBAB AKU INGIN PENGHASILAN ( KAYA ).

AKU MAKAN SEBAB LAPAR DAN AKU HANYA INGIN KENYANG.

AKU TIDUR SEBAB KANTUK DAN AKU INGIN TIDUR

Semua itu aku laksanakan dengan sungguh sungguh. Aku tidak biasa main main dengan semua itu.

Aku jadi tidak bersemangat lagi jika keinginanku tidak terpenuhi. Aku jadi malas bekerja jika keinginanku tidak terpenuhi. sebenarnya keinginanku makin menggebu.

Sering aku malas makan, sebab keinginanku tidak terpenuhi.

Sering aku sulit tidur. sebab keinginanku tidak terpenuhi.

Apapun yang aku kerjakan sebab keinginanku

Aku akan berbuat baik jika menuntungkan. Segera aku tinggalkan jika keinginanku tidak terpenuhi.

Sekiranya keinginanku selalu terpenuhi, niscaya aku makin bersemangat.

Sekiranya semua keinginanku terpenuhi, niscaya aku makin meraja lela. Sebab aku selalu dikuasai oleh keinginanku.  Begitulah dia berperangai.

Aku tidak berdaya menghadapi keinginanku. lagi pula aku sudah terlatih mengikuti keinginanku.

Perlahan lahan aku mulai mengenali keinginanku. Kini aku tahu betul bahwa aku ini pemuja keinginan. Aku takluk kepada keinginan. Aku bertekuk lutut kepada keinginan. aku diatur oleh keinginan. aku menyembah keinginan yang senantiasa menguasai diriku.

Keinginanku makin berani menantang aku. dengan angkuh dia berkata
" Aku tahu betul, seperti apa rupa dan wajah keinginanku. Aku memiliki seribu wajah dan selaksa rupa. Itulah sebabnya aku pantas menjadi tuhan bagimu.

Idiih !  Berani sekali dia berkata seperti itu kepadaku.  Okey lah kalau begitu. aku siap mendengar kata katamu wahai keinginanku. Tanpa banyak komentar.
Teruskanlah bercerita.

" Aku berada dalam diri setiap manusia. Aku tahu betul model dan bentukku. Aku hebat sekali dan mampu menyerupa berbagai macam.
Sering aku menyerupa SEMACAM BINATANG yang hidupnya hanya untuk MAKAN KENYANG, TIDUR PULAS, SEX SEPUASNYA. Aku tahu betul sifatku Sebab aku sudah terlanjur menjadi penguasa manusia umumnya, maka ketika keinginanku tidak terpenuhi mereka ikut merasakan pusing. Jika Makan terlambat mereka jadi pusing. jika kurang tidur mereka juga pusing, hubungan sex tidak terpenuhi juga pusing dan gelisah.

Di alam dunia ini tidak sendirian, aku berhadapan dengan teman dan lawan.
Ketika yang aku hadapi itu menuruti keinginanku, maka dia jadi temanku.
Ketika yang aku hadapi tidak menuruti keinginanku, maka dia jadi lawanku. Sehingga aku marah dan berang.

Ketika aku menyeringai, mereka menjadi ganas. Aku Menyerupai BINATANG BUAS. Katanya AHLUL KASYFI aku ini diberi sebutan # BAHIMIYAH DAN SABU'IYAH.

Dari Sifat kebinatangan Bahimiyah menjadi ganas dan suka mencengkeram Sabu'iyah, maka aku semakin BUAS DAN GANAS. Semua yang tidak menuruti keinginanku, harus aku tumbangkan dan jika perlu harus aku binasakan.

AKU ADALAH KEINGINAN
Semua keinginanku harus terpenuhi. Aku tidak peduli. Di samping aku buas dan ganas, aku selalu berusaha mencari dan mencengkeram mangsaku. jika mangsaku melawan, terpaksa aku harus membunuhnya.

Terhadap semua musuhku aku sanantiasa membuat jebakan jebakan, membuat muslihat tipu daya agar semua musuhku tidak berdaya.

Kini Aku makin kuat dan betul betul menguasai jiwa semua yang takluk kepadaku. Aku senantiasa berusaha segala cara agar semua mengikuti caraku. Siapapun yang tidak mengikutiku kuanggap mereka adalah musuhku.

Anbiya wal mursalin itu jelas musuhku. Para Nabi, ulama terutama orang Alim Billah adalah musuhku sebab dia itu musuhku yang sebenarnya. Sebenarnya aku kewalahan menghadapi mereka. Namun aku tidak putus asa. Akan aku halangi orang orang yang mengikuti Sang Alim Billah, Aku berkerja sama dengan para Ulama Ahli Ilmu. Ulama yang banyak ilmunya sangat mudah aku kelabuhi. Sebab mereka semua memiliki sifat sombong sedangkan aku bisa menyerupai ulama yang paling alim. Hanya seorang Ulama Warotsatul anbiya yang tidak bisa aku kelabuhi. Kealimannya sebab billah. Dia mengenal betul seluk belukku. bahkan dia senantiasa mengawasi aku. Oleh sebab itu aku hanya mencari pengikutnya dan menghalangi calon calon orang yang dia datangi.

Kini Aku sudah mampu mengalahkan orang alim yang tidak ikut orang Billah tersebut.

AKU SUDAH MENYERUPAI SYETAN DAN MEMIMPIN ORANG ALIM ILMU UNTUK MENGHALANGI ORANG YANG MENCARI AL ALIM BILLAH.

Aku selalu mengimbangi orang orang Alim yang tidak sadar kepada tuhan. Walaupun dia berkata bahwa dia memiliki Tuhan tetapi dia tidak sadar bahwa Akulah yang menjadi tuhannya. Orang orang Alim itu sangat mudah aku kelabuhi, sebab mereka tunduk kepada ilmunya dan tidak lagi tunduk kepada tuhannya. sebab Ilmunya yang dijadikan tuhan sementara dihadapan mereka tetap aku yang menyerupai Ilmu tapi mereka tidak tahu.

Aku sudah menjadi Raja bagi kebanyakan orang. Pengikutku berasal dari berbagai golongan. Jika mereka membuat majelis majelis taklim, Aku selalu menjadi pemimpinnya. Aku menguasai semua pemimpin. aku bisikkan kemewahan kemewahan, keindahan, kemegahan sebagai tokoh, sebagai ulama. Walaupun aku bukan setan, akan tetapi aku sudah menjadi jiwanya syetan. Jafi jangan heran ketika aku bertingkah seperti Ulama.  Saat ini sudah tentu aku bekerja sama dengan syetan.  Jika mereka membuat majelis Dzikir, aku akan menunjukkan keistimewaan keistimewaan Dzikir. sehingga mereka hanya berputar putar mencari keistimewaan Dzikir saja. Sebenarnya mereka tidak pernah Dzikir kepada tuhan akan tetapi tunduk mengagungkan kalimat thpyyibah yang diandalkannya akan tetapi hatinya sujud kepada keistimewaan. mereka mengagungkan dan menyembah keistimewaan. Mereka suka menampilkan keiatimewaannya yang mereka miliki. mereka tonjolkan kepada orang lain agar bertambah banyak orang yang mengikutinya.

Akhirnya majelis dzikir yang sebenarnya menjadi sepi kekurangan pengikut sebab di sini tidak menampakkan hasilnya. Mereka akan berkata tidak cos pleng.

Tinggal hanya satu orang ahli Dzikir yang amril kholaiq saja yang selalu melotot mengawasi aku. Akan tetapi aku sudah menjadi pemimpin pemimpin para ahli Dzikir yang menjadi Wirid yang aslinya juga bukan wirid. sebab mereka hanya mengucapkan kalimat kalimat Thoyyibah secara lisan tapi jiwanya menghadap kemewahan. Di sini aku tampil hebat. tampil sakti. tampil berilmu tinggi dan mengagumkan.

KATANYA AHLUL KASYFI, AKU INI SEBANGSA SYAITHONIYAH. Yang mampu menyerupai berbagai macam rupa. Aku makin meningkat dengan kemampuanku. Pernah aku terpaksa bertemu dia sang Ahlul Kasyfi. saat dia bertanya apa keperluanku menemui dia. aku hanya menjawab dengan kalimat sederhana yaitu Hanya silaturrohim. Relungku berkata untuk apa aku mengikuti dia ? Aku banyak dibutuhkan orang.

Aku berada dibalik jiwanya orang orang yang memiliki kemampuan dan keahlian. Jika mereka ahli pengobatan, aku menyerupai wujud ampuh dan obat bagi mereka sehingga mereka mengejar aku dan aku menjadi dukun terkenal. Jika Ampuh, aku menampilkan keampuhan dan kehebatan hingga orang orang mendekatiku dan minta pertolonganku. Aku sering menyelamatkan orang dari berbagai kesulitan. Aku sebagai penolong bagi mereka. Kemampuanku mulai luar biasa. Ada yang mengatakan aku ini PANDHITO RATU SABDO. Apa yang aku ucapkan terjadi. Apa uang aku kabarkan menjadi kenyataan. Aku merasa dan mengaku  menjadi sebangsa tuhan. sebab aku sudah dipertuhankan oleh semua orang dan dianggap ahli.

Sang ahlul kasyfi menyebutku sebagai #RUBUBIYAH# Menyerupai tuhan penolong banyak orang. Namun Sang Ahlul Kasyfi senantiasa melotot kepadaku. Aku sebenarnya keder sekali berada di hadapan beiau.

Sebagian kecil orang yang lepas dari cengkeramanku langsung ditangkap oleh Sang Ahlul Kasfy. Dia itu jauh lebih perkasa. Aku tidak berani berhadapan dengannya. Bukannya aku MALU, TAPI AKU TIDAK BERDAYA TIAP KALI BERTEMU DENGANNYA, AKU JADI LUNGLAI. SEHINGGA AKU SELALU BERUSAHA MEMBELAKANGINYA SAMBIL MENGAWASI MANGSAKU JANGAN SAMPAI TERTANGKAP OLEHNYA. SEDANGKAN AKU SENDIRI YANG BERADA DI DALAM DIRINYA, TAMPAK CEMERLANG, TENANG, BERSAHAJA NAMUN LUNGLAI TAK BERDAYA. TAPI AKU MALU MENYAPA DIRIKU YANG BERADA DI DALAM DIRINYA.

Bagaimanapun juga, Aku hanyalah Bangsa Jenis KEINGINAN YANG SEMENTARA OLEH AHLUL KASFY DISEBUT MAHLUK BANGSA NAFSU. YAITU NAFSU BAHIMIYAH, NAGSU SABU'IYAH, NAFSU SYAITHONIYAH DAN NAFSU RUBUBIYAH.

Kalau dihitung, sebenarnya tidak semua keinginanku terpenuhi. Banyak keinginanku yang dibekuk dan dibelenggu oleh Sang Ahlul Kasyfi. Sebagian Keinginankupun Dipenjarakan olehnya. Karena dia itu RODHIYALLOHU ANHU. Siapa yang diberi taufiq hidayah Allah, maka dengan sigap bagai alap alap sang ahlul kasyfi menangkapnya dan memenjarakannya. Sebab jika tidak ditangkap olehnya, kebanyakan dari mereka akan terjerembab dalam jurang kenistaan. terjungkal dalam jurang kemaksiatan yang fatal dan jika mati akan SU'UL KHOTHIMAH.

Mereka yang tidak terpenuhi keinginanya, merasa putus asa. Aku tahu betul keputus asaan itu. Sebab aku sendiri tahu bahwa aku ini sebagian dari mereka. Aku juga tahu sebagian keinginanku juga tidak terpenuhi. Walaupun aku sudah Meraja lela, akan tetapi aku tidak berkutik menghadapi ahlul kasyfi. Sering aku sendiri merasa hampa. secercah harapan juga terlintas dihadapanku. Jika sekiranya ahlul kasyfi mendatangiku, dan aku bersedia menengadah, mungkin Aku akan ditolongnya. Aku tidak tahu sudah berapa anak cucu Adam yang sudah aku tumbangkan. Bagaimanapun Aku ini berada disetiap anak cucu Adam. semua anak cucu Adam, memiliki sudut pandang yang berbeda tentang aku. Yang jelas, para Anbiya, para Mursalin, para 'Auliya, para Shalihin, Zahidin, semua dari mereka senantiasa menyiksaku. Mereka tidak memberi aku kesempatan sama sekali untuk bersenang senang. Bahkan mereka menghimpitku. mencekikku dan tidak memberi aku makan kecuali hanya secuil. Mereka tidak memberiku minum kecuali seteguk.

Anehnya akupun menjadi terbiasa dengan keadaan serba minim. bahkan aku lebih tenang bersama mereka. tenang bersama Mujahidiin. Aku bahagia bersama Muhsinin, terutama bersama Sang ahlul kasyfi yang diberi tugas oleh Allah untuk berbuat bagi mahluk. diberi tugas menjaga keseimbangan alam semesta.  Merawat mahluk. Yang mana beliau juga disebut Ahli Dzikir. Juga disebut Penolong atau Ghoutsuz Zaman RA. Ada lagi yang menyebutnya Sulthanul Auliya. Ada juga yang memanggilnya dengan sebutan Wali Quthbu. Beliau menjadi pusat pandangan Allah atau tajalli sifat Allah. Aku sangat bahagia bersama beliau. Aku saat ini sudah mendengar panggilan beliau yang tentunya panggilan Allah SWT. #WAHAI JIWA YANG TENANG. KEMBALILAH KEPADA TUHANMU. MASUKLAH KE DALAM SURGAKU ....DST...
Akan tetapi ketika aku menengok sebagian dari diriku yang selalu bersama pemuja pemuja diriku aku kembali ikut sedih sebab aku tidak bisa menghadap Allah. masih banyak bagian dariku yang tidak menemukan jalan meniju Allah. Yang ada hanya kegelapan. buntu jalan itu tanda gelap. Karena begitu gelapnya hingga tidak bisa membedakan apa itu putih atau hitam. Buntu jalan itu sebagaimana gelapnya mata sebab buta.  Buntu jalan kepada Allah itu sebagaimana lengangnya telinga yang tuli. tidak mendengar apa apa. desahan nafas kita sendiripun tidak terdengar. Kalau tulinya orang sejak lahir, mungkin tidak terlalu susah. Akan tetapi, tulinya orang sebab kehilangan pendengaran, ini sangat sedih. Sementara keinginan keinginan itu berupa sahwat yang menutupi hati manusia. jika tidak diberantas dengan niat menjalankan perintah Allah, semua keinginan itu menjadi sahwat yang ingkar. sahwat yang menutupi jalan menuju Allah. Dengan kekuatan getaran permohonan beliau Ghoutsi Hadzaz Zaman RA. Panggilan beliau menggetarkan aku. merobek robek pendengaranku. Walau begitu, aku tetap tuli selama aku menolak hidayah .  Pendengaranku menjadi pekak melawan panggilan beliau RA,

Beliau Ghoutsi Hadzaz Zaman RA sebagai pengeras suara panggilan Allah dan Rosulnya. Semua sifat Allah bertajalli pada beliau. Jiwa Rosul berporos pada beliau. Masihkah aku menuhankan keinginanku?

Duhai keinginanku. sudah cukup banyak engkau ceritakan tentang dirimu. Aku tahu siapa dirimu. Tapi hanya kenal namamu, perbuatanmu dan sifatmu. Tiada pergerakan dan perbuatan tanpa dirimu. Engkau diberi kemampuan untuk membawaku kembali kepada tuhan. Engkau diberi kekuatan untuk memikul semua tugasku. Tiada pemisah antara engkau dan aku. Aku berbuat sebab engkau. Aku diam sebab engkau. masih tegakah engkau membelokkan niatku?. Masih ingatkah maksud tuhan memciptakanmu? Jika engkau mampu menyerupai binatang, mampu menjelma dalam kebuasan, mampu menyerupai syetan, bahkan meniru dan merampas sifat tuhan, itu artinya engkau tidak kenal tuhan. Jika engkau menyadari akan ketidak tahuanmu kepada tuhan atau mungkin sebab lalai. Kenapa engkau tidak titip saja kepada Sang penolong Zaman.

Apakah kebutaanmu menutupi Jalanmu?
Apakah ketulianmu menutupi pendengaranmu?
Apakah kecongkakanmu menutupi perasaanmu?.

Hey Anak cucu Adam!. Jika engkau tidak kenal dirimu, atau engkau  hanya kenal nama, Hanya kenal istilah saja, tapi engkau percaya bahwa engkau ada sebab engkau sudah tercipta. tentu engkau juga percaya bukan!?. Engkau juga percaya akan perbuatanmu yang merugikan. Jika engkau mampu merugikan, tentu Ada bagian dari dirimu yang menempati kebaikan dan mampu menguntungkan.

Carilah bagian dari dirimu yang mampu menguntungkan orang lain. Dia yang sudah MUTHMAINNAH. Dia yang sudah MARDHIYAH, Akan mampu mengangkatmu dari jurang kenistaan. Engkau tinggal menerapkan ketentuannya sebagaimana kamu menentukan orang lain ketika kamu memaksa orang lain nurut takluk dan sujud kepadamu. Namun  Caranya yang berbeda. Kamu harus mengagungkan, memulyakan dan mencinta setulus hati tidak ada udang dibalik batu sebagaimana engkau kerjakan di tempat lain.  Sebab di sini engkau artinya mengagungkan Allah, memulyakan serta mencintai semurni murninya.
Sedangkan engkau sendiri harus mengakui KEDZALIMAN, KEDHAIFAN, KEFAKIRAN DAN MERASA BETUL BETUL BUTUH PERTOLONGAN ALLAH.

Engkau sebuah KEINGINAN yang lebih halus dari sutra.

Engkau sebuah KEINGINAN yang lebih tajam dari pedang.

Engkau sebuah KEINGINAN yang lebih kuat dari baja.

Sebab engkau masih bergejolak. Coba tengok dirimu yang bersemayam pada para kekasihmu. Niscaya engkau akan bisa melihat dirimu.

Pandangilah Jiwa Rosululloh SAW.   Niscaya engkau akan disapa olehnya.

Sungkemlah kepangkuan Beliau Ghoutsi Hadzaz Zaman RA. Niscaya engkau akan dirangkulnya. Engkau akan digendong olehnya. Engkau akan diantar bertemu tuhannya. TUHANMU ADALAH TUHANNYA. ENGKAU ADALAH BAGIAN DARINYA.

YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS.
DUHAI PEMIMPIN KAMI DUHAI PENOLONG UMMAT.

Alfaatihah.