Rabu, 11 November 2015

IBADAH TANPA ROSULULLOH, PASTI DITOLAK

IBADAH TANPA ROSULULLOH ITU DITOLAK

Semua orang islam itu ummat Nabi Muhammad SAW. Hal itu diawali dengan kesaksian dalam dua kalimah syahadat.

Kesaksian kita kepada Allah dan Rosulnya, harus dimanifestasikan dalam segala bentuk tindakan baik lahir maupun batin.
Secara lahiriyah, kita mengikuti tuntunan yang diajarkan Rosululloh SAW dengan cara ITBA'( Mengikuti ) apa apa yang dikerjakan Beliau melalui tuntunan para tabi'in -  salafus sholih, para kulafaur rosyidiin, para tabi'it tabi'in dan seterusnya hingga sekarang yang sebenarnya kita tidak tahu apa apa kecuali hanya mengikuti, meniru, mencontoh tanpa harus memilah para imam. apa itu Imam syafi'i RA, Imam Hanafi RA, Imam Maliki RA atau Imam Hambali RA. Jika terpaksa harus memilah itu hanya untuk menekankan intensitas pelaksanaan dan penerapan akibat kemampuan kita yang sangat terbatas sementara bimbingan beliau sangat kaaffah, luas dan menyeluruh.  menyentuh segala aspek kehidupan lahiriyah dan batiniyah di hadapan Allah.

Secara bayiniyah, kita menancapkan keyakinan apapun yang terjadi semuanya adalah jasa Rosululloh SAW. Jiwa beliau yang  hadir menerobos semua mahluk dan bahkan sebab beliau SAW semua yang ada bisa kita saksikan, kita raba, kita rasa, kita bayangkan . Tanpa beliau kesemuanya itu tidak terjadi dan bahkan tidak ada.

Oleh sebab itu, Sholawat Wahidiyah dalam pelaksanaannya memberikan ajaran yang dikenal dengan istilah Ajaran Wahidiyah, Lillah Billah, Lirrosul Birrosul.

Ajaran Wahidiyah, sebenarnya sudah diajarkan kepada manusia sejak Nabi Adam AS. Secara aplicatie, sudah diterima oleh sebagian besar kaum muslimin. Akan tetapi intensitas belum menyeluruh ( Kaafah ). Jika aplicatie yang belum kaafah, lantas tidak ada pendobrak untuk membangkitkan intensitas lambat laun akan lemah dan bahkan bisa jadi  tidak digunakan lagi alias diabaikan. Ketika hadir seorang pendobrak demi kebangkitan kembali, orang tersebut dianggap aneh dan menyimpang. Apalagi keadaan sudah terjadi kesimpang siuran dalam islam atau mungkin ajaran ini belum disampaikan secara menyeluruh atau bisa disebabkan adanya unsur unsur tertentu sehingga sebagian dari kaum muslimin justru menganggap ajaran Wahidiyah itu sesat.

Alhamdulillah, lambat laun tapi pasti. Ajaran Wahidiyah yang sudah banyak didengungkan sesat oleh sebagian orang tertentu, kian hari kian terkikis.

pada dekade awal kelahiran sholawat Wahidiyah, semua ulama serta merta menyatakan Qobiltu Awalan ( Aku yang permulaan menerima ) sehingga kala itu semua ulama berbondong bondong menyatakan diri sebagai pengamal. Namun hanya selang beberapa tahun, Amalan Sholawat Wahidiyah mendadak didengungkan menjadi amalan sesat dan menyesatkan.

Ini terjadi bukan tanpa sebab. Tidak ada kejadian dipermukaan bumi ini terjadi tanpa sebab. Haah. Karena ini berkenaan dengan Perjuangan Wahidiyah, sebagai pengamal tentu kita tidak perlu menyalahkan siapa atau apa yang menjadi sebab. Karena apapun dan siapapun yang menjadi sebab, tentunya sudah menjadi qudroh dan irodah Allah SWT semata. Soal sebab musabab itu hanya sekedar perantara terjadinya sesuatu atau kejadian. Walaupun indal syar'i pasti ada konsekwensinya, namun Indalloh, aslinya memang harus terjadi dan memang ditentukan begitu oleh Allah.

Bagi pengamal Sholawat Wahidiyah dan ajarannya, akan salah besar jika masih menyalahkan mahluk atau menyalahkan orang yang menjadi sebab Wahidiyah dianggap sesat. Jika masih menyalahkan orang, berarti masih belum diberi bisa menerapkan ajaran Wahidiyah. Kita wajib menyadari bahwa segala sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah semata. Mahluk tidak memiliki upaya dan kekuatan selain hanya menjadi perantara terjadinya kebenaran dan kesalahan. Perantara itu hanya alat transformasi.

Di sisi lain, dalam sejarah, semua nabi dan rosul tidak ad yang tidak dicaci maki. Tidak ada para utusan Allah yang tidak ditentang. Semakin berat tantangan, menandakan kebenaran dan kemurnian. Demikian juga sebaliknya. Ketika perjuangan sudah tidak ditentang oleh manusia, justru menandakan sudah tidak ada nafsu syaithoniyah lagi.
Ketika perjuangan sudah tidak terjadi perlawanan, justru menandakan dunia sudah selesai. Amanah perjuangan sudah tidak ada dan tidak dibutuhkan lagi kecuali hanya merawat sambil menunggu datangnya kiamat. Sudah tidak ada fir' aun lagi dipermukaan bumi.

Semoga kita pengamal terutama kami yang aslinya tidak tahu apa apa ini diberi kesadaran kepada Allah dan tidak sampai kecewa kepada sederetan ulama yang dijadikan sebab oleh Allah hingga Wahidiyah dianggapnya sesat oleh orang orang yang sudah tentu tidak mengetahui apa apa. Masyarakat itu hanya korban yang perlu pertolongan dan bantuan. Bagi pembaca ( Jika masih diberi rasa ingin tahu sebab musabab kejadian masa lalu, sebaiknya diabaikan atau bertanya ke pusat perjuangan Wahidiyah yang tentunya bisa kita temukan dalam sejarah lahirnya Sholawat Wahidiyah Dan Ajarannya.

Yang jelas dan betul betul pasti bahwa Rosululloh diutus atas kehendak Allah.

Yang pasti dan tidak bisa diragukan bahwa Rosululloh diutus untuk menyempurnakan ahlaq atas kemauan Allah. Bukan kami yang memastikan tapi Allah sendiri. Ini kami tegaskan agar kita bersyukur.

Yang jelas, bahwa Rosululloh diutus untuk merahmati alam dan seisinya. maka kehadiran Rosululloh ke seluruh alam tidak bisa dibayangkan. Ketika Rosululloh berhenti diutus di salah satu alam, niscaya alam yang tidak dihadiri Rosululloh pasti terputus dari rahmat Allah. berarti alam itu musnah, berantakan, rusak, goncang dan lain sebagainya. tergantung seberapa besar titik geser beliau terhadap alam itu sendiri. jika ketidak hadiran itu satu potong anggota tubuh misalnya. Niscaya satu potong anggota tubuh itu mati.

Rahmat Allah kepada alam ini merupakan kehidupan bagi alam itu sendiri. untuk itu beliau SAW diutus. Sebab itu beliau di-syahadat-i. Sebab itu Allah bersholawat kepada Nabi. Jika sekiranya Allah tidak bersholawat kepada Nabi, itu sama artinya Allah tidak mengutus beliau SAW merahmati alam. Niscaya ekosistim alam berhenti.

Ketika kita dibuka kesadaran bahwa sinergi ekosistem itu rahmat Allah dengan mengutus Rosululloh, maka mahluk sejagad raya ini berjalan atas jasa Rosululloh SAW. Pergerakan alam semesta adalah jasa beliau SAW. gerakan manusia juga jasa beliau. Apapun itu, jasa Rosulullah.

Ketika manusia berbuat sesuatu, itu semua jasa beliau. ketika kita begini begitu dan ketika dari segala ketika adalah jasa beliau SAW. Semua Birrosul.

Ketika kita bekerja, belajar, makan, tidur, sholat, puasa dan seribu macam perbuatan ibadah adalah jasa Rosululloh SAW. oleh sebab itu, bidang kesadaran, kepada Allah, bidang pengabdian kepada Allah, kesemuanya jasa beliau. tanpa beliau, tidak ada ibadah. semua akan ditolak.

Ibarat buah tidak akan sambung kepada pohon tanpa ranting. tidak ada bunga tanpa ranting. tidak ada daun tanpa ranting. bahkan sepintas bahwa ranting itu sendiri merupakan pohon itu sendiri. yang tentunya secara syari'at, ada bidangnya masing masing. Allah tetap Allah. Rosul itu Rosul sebagai khuluqin 'adziim dan mahluk tetap mahluk.

Semoga kita diberi bisa mengisi bidang bidang tersebut atas idzin Allah tentunya. Atas jasa Rosululloh jelasnya. tidak boleh tidak.

Hanya saja semua itu persoalan kesadaran. soal ibadah. soal kemurnian dalam ibadah. soal keihlasan yang sudah kita ketahui bersama bahwa kadar ibadah diukur dari keihlasannya. Tanpa beliau, ihlas masih teka teki.

Tanpa adanya kesadaran bahwa semua diciptakan dan digerakkan Allah, maka keihlasan tidak terjadi.

Tanpa kesadaran bahwa semua ciptaan dan semua perbuatan itu jasa Rosululloh, maka kemurnian menjadi lamunan.

Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.
Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.
Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.

Syafa'atilah kami yang senantiasa melupakan jasa paduka. Ampuni kesalahan kami. jangan hindari kami.

Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.
Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.
Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.

Wabillahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu'alaikum wr wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar