Minggu, 14 Juni 2015

ULAMA TIDAK BISA MENYERUPAI IBLIS

IBLIS DI AHIR ZAMAN BERWUJUD ORANG ALIM

Iblis adalah jenis ciptaan Allah serumpun dengan bangsa jin. Akibat penolakannya akan perintah Allah, dia dipanggil dengan sebutan iblis. Dalam menolak keputusan Allah dia memberontak dan tidak menerima jabatan Mbah kita Nabi Adam AS. 

Sebenarnya dia iblis itu ahli ibadah. Dia sudah menjadi hamba Allah puluhan ribu tahun. Bahkan dia sebenarnya pemimpin dari semua malaikat. Dia mengetahui semua celah permukaan bumi.dia bisa keluyuran dilangit bumi. Namun hanya sebatas alam bawah dari alam malakut. Sebelum dia dilaknat menjadi iblis, dia sudah biasa berkeliling di baitul makmur langit penyangga arasy. Dahulunya ketika menjadi hamba Allah, dia memiliki palenggahan palenggahan ( singhasana) di tiap langit hingga ketujuh langit. Sehingga dia sangat dihormati para malaikat dan bangsa jin. Tiap kali dia mengunjungi sebuah langit, dia diiringi oleh pengawalnya yang setia dan sangat banyak. Akan tetapi itu dulu sebelum dia memberontak dengan ketentuan Allah untu tunduk kepada mahluk baru yang diberi panggilan ADAM yang ditetapkan menjadi Kholifah dipermukaan bumi. 
Iblis itu sebenarnya rajanya malaikat yang asalnya dari golongan yang ditetapkan untuk mengabdi kepada Allah.

Dia mengetahui betul sebagai kholifah fil ardhi puluhan ribu tahun . Dengan diciptakannya ADAM, jabatan itu dicopot dan diberikan kepada ADAM yang berarti, mahluk lainnya menjadi bawahannya. Menjadi muridnya. Secara absholut, Mbah kita Adam AS memimpin semuanya termasuk malaikat harus tunduk dibawah kepemimpinannya.  Semua mahluk langit menjadi pembantunya. Menjadi pesuruhnya atas titah Allah.  

Yang demikian ini merupakan hukum Allah. Kemauan Allah tanpa ada campur tangan dan usulan mahluknya. 

Singhasana iblis yang sudah diambil oleh Allah dialihkan kepada  Mbah Nabi Adam AS merupakan tempat yang biasa dijadikan tempat pemujaan kepada Allah. (Bukan pemujaan seperti yang dibayangkan oleh manusia pada umumnya) 
Kebanyakan manusia beragama, yang disebut pemujaan adalah sebuah ritual keagamaan. Sedangkan singhasana dilangit, bahkan di bumi itu sebenarnya sebuah aktifitas pengabdian seorang hamba kepada tuhannya. Singhasana dimaksud adalah sebuah maqom atau kedudukan sebagai posisi dari kedudukan itu. Bukan sebuah tempat yang kemudian dikerumuni oleh orang untuk mengadakan pemujaan. 

Anak cucu  Adam yang naik ke langit dan berhasil naik, akan diberi kesempatan untuk ikut memilikinya dan menempati maqom maqom tersebut. Sebab itu juga derajat yang diberikan kepada Mbah Kita Nabi Adam AS beserta anak cucunya.

Langit yang satu dengan langit lainnya, merupakan batasan maqam dari tingkatan iman seseorang dihadapan Allah. Langit langit tersebut ditempati oleh Nabi Nabi sesuai makam kedudukannya di hadapan Allah sebagaimana telah digambarkan dan dijelaskan oleh Rosululloh SAW diberbagai hadits dan ayatnya  yang salah satunya dalam gambaran perjalanan beliau dalam Isra wal mi'roji. 

Anak cucu Mbah Nabi Adam AS berusaha menaiki tangga tangga langit yang sudah ada sejak dahulu namun banyak dan sangat banyak sekali yang tidak barhasil naik. Dan juga banyak yang tidak kuat naik, serta banyak yang mau naik akan tetapi, belum naik sudah tidak mampu menghadapi cobaan. Sebab Musuh Mbah Nabi Adam bukan kelas sembarangan. 
Dia Iblis mantan pemimpin para Malaikat. Para pengawal dan pengikutnya iblis  saja memiliki kemampuan luar biasa. Apa lagi anak cucunya.

Pengikut iblis yang hari harinya berada di alamya, bisa menyaksikan pergerakan anak cucu Mbah Adam AS. Mereka semua siap menghadang pergerakan/aktifitas peribadatan anak cucu Adam AS. 

Walaupun mereka sebenarnya tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa apa kepada anak cucu Adam AS selama dalam kondisi  HAQQON BI TUQOTILLAH, HAQQON BITAQWALLOH. Namun mereka tetap musuh nyata bagi kita anak cucu Adam. Mereka membuat lingkaran lingkaran disekitar kita hingga kita tidak bisa naik. 

Jika belenggu belenggu itu dibobol oleh anak cucu Adam, pasti mereka turun tangan dan jika perlu berhadapan langsung dengan kita.

Iblis dan keturunannya  mampu menyerupakan diri dalam bentuk semu/ bentuk tipuan. Mampu menyerupai  malaikat. Umumnya tampil dalam wujud berbagai binatang. Namun mereka Mampu tampil sebagai orang alim. Seperti ulama pada umumnya.  Mampu merubah waktu dan keadaan. 

Sering kita temukan dalam sejarah perjuangan anak cucu adam yang gagal diakibatkan oleh iblis dan antek anteknya. Lebih hebat lagi dalam perjalanan Syekh Abdul Qadil Al Jilaniy dalam munajatnya dihadang oleh iblis yang mengaku aku Tuhan. 

Junjungan kita sendiri pernah ditemui iblis dalam wujud orang Alim. Sahabat penjaga baitul mal beberapa kali ditemui bahkan iblis mengajari berdo'a kepada Allah agar baitul mal aman tidak dibobol maling sementara sahabat tersebut tidak mengetahui bahwa yang menemuinya itu. Adalah LA'IN 

Dalam kesempatan ini kami memohon maaf sekaligus mohon do'a restu junjungan kita Rosululloh SAW Wa Ghoutsi Hadzaz Zaman RA, semoga kita orang awam dilindungi dari segala bentuk tipuan iblis dan syaithan yang dilaknat Allah SWT. Kita orang awam tauhid sanyat mudah tergelincir. 

Orang awam seperti kami tidak bisa membedakan antara bimbingan iblis dengan bimbingan ulama.  Antara iblis dan ulama sulit dibedakan sebagaimana yang dialami sahabat nabi saat itu. 

Perjalanan menuju Allah betul betul banyak tantangan. Jika bukan sebab fadhol Allah, tidak akan ada anak cucu Adam yang berhasil naik. Jika bukan sebab syafa'at tarbiyah Rosululloh, tidak akan ada Ghoutsu Zaman. Tidak ada penerus perjuangan Rosululloh SAW. 

Anak cucu Adam akan tumbang di tengah jalan menuju Allah.  Kita yang berusaha memanjat ke langit, akan ditemui dua macam. Yaitu malaikat atau iblis. secara jasmani, akan bertemu Iblis berpenampilan Ulama sementara kita tidak menyadari.  

Alhamdulillah, Solawat Wahidiyah merupakan sarana satu satunya yang memang dita'lif menjadi amalan wushul yang mana sebagai washilunnya adalah shohibus syafa'ah sendiri yakni baginda Rosul Shollallohu 'alaihi wasallam. Semua kaum muslimin menyadari bahwa  Hanya junjungan kita Baginda Agung Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wasallam yang tidak mampu diserupai. 

Alhamdulillah, kita diakhir zaman ini dikenalkan kembali ajaran sederhana namun menyelamatkan. Kita diberi Amalan Sholawat Wahidiyah beserta Ajarannya. Dengan cara TAQORRUBAN ILALLOH BIS SHOLAWATIL WAHIDIYAH.  Ajaran mendekat kepada Allah melalui Rosululloh SAW. Jika Perlu, kita tidak perlu berhadapan langsung dengan para iblis iblis itu. Ini sebenarnya belas asih Rosululloh SAW kepada pengikutnya  

Semoga diberi hidayah.

Jazaakumulloh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar