Sabtu, 08 September 2012

RAHSIA HATI KITA : KEDUDUKAN HATI DALAM JASAD

Hati bagaikan raja dalam jasad manusia, dan anggota badan yang lainnya adalah bagaikan tentara-tentara hati, yang selalu patuh dan taat pada perintah hati. Apapun yang diperintahkan oleh sang raja, senantiasa akan ditaati oleh para tentaranya. Hati-lah yang mengatur seluruh gerak anggota badan. (Lihat Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hanbali ).
Amalan yang muncul dari diri seseorang merupakan pencerminan dari apa yang terpatri di dalam hatinya. Baik dan buruknya jasad dan amalan dhohir manusia bergantung dengan keadaan hatinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ketahuilah sesungguhnya dalam jasad manusia terdapat segumpal daging, jika baik segumpal daging tersebut, maka akan baik pula seluruh jasadnya, dan jika rusak segumpal daging tersebut, maka akan rusak pula seluruh jasad tersebut. Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah Al Qalbu (jantung)”(Muttafaqun’alahi)
Hati memiliki peranan yang sangat utama dalam hidup dan kehidupan manusia. Bahkan hati merupakan salah satu unsur dari tiga unsur syarat sah keimanan. Keyakinan ahlus sunnah wal jama’ah meyakini bahwa iman adalah keyakinan dan pembenaran di dalam hati, ucapan dengan lisan dan amalan dengan anggota badan. Ini merupakan kesepakatan ahli ilmu sejak zaman dahulu, dan tidaklah menyelisihi ijma’ (kesepakatan) ini melainkan orang yang menyimpang dan orang yang sesat.
Sebagaimana dikatakan oleh Imam Syafi’i rahimahullahu :
“…dan telah menjadi kesepakatan di kalangan para shahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka, bahwa yang dimaksud dengan iman adalah perkataan, amal perbuatan, dan niat (keyakinan di dalam hati), dan tidaklah seseorang diberi balasan pahala melainkan dengan berkumpulnya ketiga hal tersebut
Maka orang yang meniadakan peranan hati dari definisi iman, sungguh dia adalah orang yang tersesat dengan kesesatan yang nyata. Sebagaimana yang terjadi pada orang-orang munafik. Orang munafik, secara dhohir menampakkan bahwa dirinya adalah bagian dari kaum muslimin. Amalan badannya sama dengan apa yang dilakukan Abu Bakar As Shidq, Umar bin Khattab, Utsman bin ‘Affan, ‘Ali bin Abi Thalib dan para shahabat lainnya radhiyallahu ‘anhum. Orang-orang munafik pun juga melakukan sholat berdzikir kepada Allah dan amalan-amalan ibadah lainnya.
Namun apabila kita menilik lebih dalam kepada hatinya, hakikatnya mereka adalah orang yang menyembunyikan permusuhan kepada Islam dan kaum muslimin. Sehingga Allah ta’ala mengancam mereka dengan ancaman yang sangat keras, Allah ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang munafik berada di kerak neraka yang paling dalam, dan tidak akan pernah engkau jumpai penolong bagi mereka” (An Nisa : 142)
Hal ini disebabkan mereka tidak memiliki satu unsur yang sangat asasi dalam pengakuan iman mereka, yaitu keyakinan di dalam hati.
Seorang mukmin tentu akan berusaha memperbaiki amalan-amalannya. Dimulai dari yang paling asasi, yaitu pembenaran hati dan diikuti dengan pelurusan amalan-amalan badan dan lisan. Inilah keimanan yang hakiki, terpatri kokoh di dalam hati seorang mukmin, terpancar dari lisannya dan tercermin dari tingkah laku dan perbuatannya. Terkumpul pada dirinya tiga hal, keyakinan, pengakuan dan pengamalan, satu dengan lainnya tidak terpisahkan.

Bersihkan Hati Secara Islami, Jangan Terlena Ketenangan Hati Yang Semu
 
Di tengah karut-marut kehidupan dunia, ketenangan jiwa menjadi oase yang didamba banyak orang. Pelbagai macam metode “pencerahan” jiwa yang tersuguh di hadapan masyarakat kita, tak pelak menjadi sesuatu yang ditunggu, laris manis. Bujet besar yang dikeluarkan bukan halangan, asal bisa ikut pelatihan ini atau training itu, yang penting “ketenangan” jiwa bisa diraih dalam sekejap.
ESQ, pelatihan motivasi, dan aktivasi otak kanan adalah contohnya. Walaupun seringnya diakui sebagai training manajemen bukan training agama, namun praktiknya sering menggunakan istilah agama, mengutip ayat atau hadits. Parahnya, selain tidak mendudukkan pada tempatnya, para trainer atau motivator ada yang mengutip hadits palsu. Alhasil, agama dijadikan kedok untuk membenarkan metode mereka yang konon katanya dikembangkan untuk mendukung penggalian potensi diri manusia itu.
Pada akhirnya, para peserta baru sampai pada tahap “merasa” sudah berubah, mendapat “pencerahan”, atau “disuntiki” energi positif. Tentu sebuah kemustahilan “perubahan” hanya bisa dicapai dalam beberapa jam pelatihan. Para peserta sejatinya tengah ditipu, di dalam pelatihan yang selalu menguras duit yang cukup besar ini, mereka diindoktrinasi bahwa mereka hebat dan punya kekuatan besar di dalam diri mereka yang tengah tidur, yang harus dibangunkan untuk meraih apa yang dinamakan “sukses dan kaya”.
Selain soal doktrin yang salah kaprah, beberapa metode “pencerahan” jiwa seperti model mujahadah, zikir berjamaah, perenungan (kontemplasi), riyadhah, atau meditasi, banyak dipengaruhi tasawuf (ajaran sufi). Selain itu, ESQ dan sebangsanya disusupi liberalisme yang menafsirkan al-Qur’an dan as-Sunnah secara bebas, mengajarkan bahwa pada dasarnya ajaran seluruh agama adalah benar dan sama, semua pemeluk agama punya kesamaan, yakni sama-sama punya hati, mempergunakan suara hati yang terdalam sebagai sumber kebenaran, serta menganggap para nabi mencapai kebenaran melalui pengalaman dan pencarian. Melalui buku-buku “tazkiyatun nufus (penyucian jiwa)” yang beredar, masyarakat juga dicekoki beragam cerita takhayul dan khurafat tasawuf yang menyesatkan, hanya berlandaskan pada pengalaman/kontemplasi tokoh-tokoh sufi.
Pertanyaannya, tak cukupkah al-Qur’an dan as-Sunnah kita jadikan rujukan? Mana yang lebih bisa dipegangi dan selamat untuk diikuti, al-Qur’an dan as-Sunnah ataukah cerita picisan model sufi?
Secara kemasan, training atau pelatihan semacam ESQ kadang menarik, lebih-lebih didukung penggunaan multimedia. Namun, orang yang cerdas tentu tidak menilai sesuatu berdasarkan kemasan semata, tetapi juga melihat isi dan substansi yang diajarkannya.
Inilah problem “dakwahtainment” dewasa ini. Cara-cara dan subtansi dakwah yang diajarkan Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam justru ditinggalkan. Alih-alih memprioritaskan tauhid dan ajaran yang benar, aksi panggung artis “dakwahtainment” juga kering dari dalil-dalil al-Qur’an dan as-Sunnah yang sahih. Asal bikin orang memerhatikan isi ceramahnya, asal bisa diterima, bahkan asal bikin audien terpingkal-terpingkal, substansi menjadi nomer dua. Di kampung-kampung, malah muncul dai yang isinya hanya menyanyi qasidah/lagu-lagu gubahan, dari awal hingga akhir. Kalau sudah begini, bagaimana masyarakat awam “melek” agama?
Tentu ironis jika jalan tazkiyatun nufus yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah dianggap kurang bisa memikat masyarakat yang didakwahi, dianggap cara-cara klasik, tidak keren, dsb. Tugas dai adalah menyampaikan, perkara hidayah adalah urusan Allah Subhanahu wa ta’ala. Selama kita mendakwahkan substansi yang benar sekaligus menggunakan cara-cara yang benar, insya Allah dakwah itu akan beberkah. Oleh karena itu, mari bersihkan hati dengan cara Islami, raih ketakwaan, amalkan Islam secara ikhlas dan sesuai as-Sunnah, insya Allah kebersihan hati akan kita raih.

NASIHAT 14 : AMANAT IMAM AL SYIBLI RH (IMAM AL GHAZALI AYYUH AL-WALAD)


PETIKAN KITAB AYYUH AL WALAD (WAHAI ANAKKU)

Karya Imam Abu Hamid al-Ghazzali rh

Imam asy-Syibli telah berkhidmat dengan 400 orang guru.Beliau pernah berkata aku telah menela’ah 4000 hadith Rasulullah SAW,tetapi aku benar2 mengingati dan mengamalkan satu hadith ini.Aku dapati hadith ini boleh menjamin dengan izin Allah keselamatanku dan kesejahteraanku.Didalam hadith ini terkandung ilmu golongan terawal dan ilmu pengetahuan golongan terkemudian.

Hadith tersebut ialah;
اعمل لدنياك بقدر مقامك فيها واعمل لاخرتك بقدر بقاءك فيها واعمل لله بقدر حاجتك اليه واعمل للنار بقدر صبرك عليها
Mafhumnya:Beramallah untuk duniamu sekadar mana engkau akan tinggal didalamnya.Dan beramallah untuk akhiratmu sekadar mana engkau akan berada disana.Dan beramallah kerana Allah SWT sejauhmana engkau berhajat kepadaNya.Dan bertindaklah dengan sebarang amalan yang akan menghumbankan engkau kedalam api neraka sekadar mana engkau sabar menahan seksaannya.

Wahai anakku! Apabila anda mengetahui hadith ini,maka sebenarnya tidak perlu lagi engkau berbangga dengan ilmu yang banyak.

NASIHAT 13 : *4 KRITERIA SEMPURNA BAGI ORANG YANG MENJALANI JALAN ALLAH SWT (IMAM AL GHAZALI AYYUH AL-WALAD)


PETIKAN KITAB AYYUH AL WALAD (WAHAI ANAKKU)

Karya Imam Abu Hamid al-Ghazzali rh

Empat kreiteria yang perlu ada bagi orang2 salik;
  1. I’tiqad yang benar yang tidak ada bid’ah didalamnya iaitu i’tiqad ahlussunnah wal jama’ah
  2. Bertaubat dengan taubat nasuha sehingga seseorang itu tidak akan kembali mengerjakan dosa yang pernah dilakukannya
  3. Minta atau mohon halal daripada semua makhluk ini sehingga anda tidak akan dituntut lagi pada hari qiamat kelak.
  4. Mendalami ilmu2 syari’ah demi melaksanakan segala perintah Allah dan mendalami serta menghayati ilmu akhiratyang menjamin keselamatanmu dengan izin Allah di akhirat nanti.

NASIHAT 12 : HAKIKAT ILMU HANYA TERCAPAI DENGAN MENGAMALKANNYA (IMAM AL GHAZALI - AYYUH AL-WALAD)


PETIKAN KITAB AYYUH AL WALAD (WAHAI ANAKKU)

Karya Imam Abu Hamid al-Ghazzali rh

Sebahagian daripada persoalan mu kepada ku memerlukan penghayatan kerana ia adalah masalah zauqiyyah.Tetapi bila engkau telah sampai kepada hakikat halnya maka barulah engkau faham.Masalah ini tidak boleh dikupas dengan perkataan tetapi ia perlu dirasai dan diamalkan seperti manisnya sesuatu yang manis atau pahitnya sesuatu.Ia memerlukan  penghayatan bukan sekadar perkataan dan tulisan.

Jumat, 07 September 2012

....... MENCEMARKAN TAUHID KITA (2) : MENGAGGAP MAKHLUK WUJUD MELALUI PROSES EVOLUSI

Para pengkaji bukan Islam menganggap makhluk yang wujud masa kini, termasuklah manusia, semuanya terhasil melalui proses evolusi. Semua makhluk asalnya wujud dalam bentuk satu sel, kemudian dalam masa ratusan tahun, ia berevolusi menjadi makhluk-makhluk yang lain sehinggalah kepada apa yang wujud masa kini. Sayang sekali teori ini juga telah menyelinap masuk dalam pemikiran orang Islam. Banyak sumber yang menerang dan membenarkan teori evolusi sehingga sebahagian umat Islam menganggap ia sebagai penemuan yang muktamad.

Sebenarnya teori evolusi tidak lain adalah teori semata-mata bagi menjustifikasi kebingungan kaum Athies yang tidak mempercayai wujudnya Tuhan yang Maha
Pencipta.3 Mereka mencari-cari asal usul kewujudan makhluk melalui pemikiran dan fakta sains. Apabila tidak ditemui jawapan yang muktamad, mereka mencipta teori
evolusi bagi menyatakan asal usul kewujudan makhluk. Tanpa disedari, teori evolusi juga tidak memberikan jawapan yang muktamad kepada mereka. Paling kurang
terdapat tiga persoalan yang masih membingungkan mereka:

 Ini tidaklah bermaksud kita menolak sumber-sumber tersebut.
Akan tetapi hendaklah kita mengkaji dan menganalisanya. Sebagai contoh
siri dokumentari saluran satelit National Geographic dan Discovery
Channel memiliki manfaat yang banyak di dalamnya. Akan tetapi keduadua
saluran ini adalah di antara yang mempercayai teori evolusi dan
banyak mewar-warkannya dalam dokumentari mereka. Oleh itu hendaklah
kita menonton dengan sikap menganalisa antara yang baik dan buruk,
benar dan salah.
3 Teori evolusi yang dipersoalkan di sini ialah sel satu makhluk
berevolusi menjadi sel makhluk yang berbeza, seperti sel kera yang
berevolusi menjadi sel manusia dan sel dinosor yang berevolusi menjadi
sel badak, buaya, gajah dan sebagainya. Adapun evolusi dalam bentuk
pembiakan sel, maka memang ia diakui. Seperti satu sel manusia yang
berkembang biak menjadi beberapa sel atau satu sperma yang berkembang
biak menjadi janin, kemudian bayi, kemudian manusia yang bertahaptahap
umurnya dari kanak-kanak sehingga ke tua.

1. Jika benar semua makhluk asalnya berevolusi daripada satu sel, bagaimana pula sel yang pertama tersebut boleh wujud pada asalnya?

2. Jika benar sel tersebut berevolusi menjadi makhluk-makhluk tertentu, apakah yang menyebabkan sel tersebut mampu berevolusi?

3. Jika benar sel tersebut berevolusi, apakah kuasa yang mengatur proses tersebut sebegitu lancar sehingga mampu membentuk makhluk yang sempurna? Seandainya proses evolusi berlaku dengan sendirinya, sudah tentu hasil evolusi adalah tidak teratur, menjauhi sifat kesempurnaan. Bagi kita orang Islam, semua makhluk termasuk manusia tidak terhasil melalui proses evolusi. Akan tetapi ia adalah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah menerangkan tentang awal penciptaan manusia:

Dan (ingatkanlah peristiwa) ketika Tuhanmu
berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menciptakan manusia dari tanah liat yang
kering, yang berasal dari tanah kental yang berubah
warna dan baunya. Kemudian apabila Aku
sempurnakan kejadiannya, serta Aku tiupkan
padanya roh-Ku, maka hendaklah kamu sujud
kepadanya.” [al-Hijr 15:28-29]

Demikian juga dengan penciptaan makhluk yang lain seperti binatang, Allah berfirman:

Dia (Allah) menciptakan langit dengan tidak
bertiang sebagaimana yang kamu melihatnya; dan
Dia mengadakan di bumi gunung-ganang yang
menetapnya supaya bumi itu tidak menghayunhayunkan
kamu; dan Dia biakkan padanya pelbagai
jenis binatang. Dan Kami menurunkan hujan dari
langit, lalu Kami tumbuhkan di bumi berbagai jenis
tanaman yang memberi banyak manfaat. [Luqman
31:10]

Jika golongan athies bertanya, siapa atau apa yang mencipta Allah? Kami menjawab, “mencipta” adalah sifat Allah manakala “dicipta” bukan sifat Allah. Memang setiap
sesuatu makhluk memiliki asal usulnya, akan tetapi Allah bukanlah seumpama makhluk sehingga dengan itu dapat dibicarakan asal usulnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Katakanlah (wahai Muhammad): “(Tuhanku)
ialah Allah Yang Maha Esa; Allah Yang menjadi
tumpuan sekalian makhluk untuk memohon
sebarang hajat; Dia tiada beranak dan Dia pula tidak
diperanakkan; Dan tidak ada apa jua yang serupa
dengan-Nya.” [al-Ikhlas 112:1-4]

Jika golongan yang percaya dengan teori evolusi bertanya, bagaimana dengan penemuan-penemuan fosil yang menunjukkan kesamaan yang amat hampir antara
sebahagian spesis kera tertentu dan manusia zaman terdahulu? Kami menjawab, bahawa ia terdiri daripada dua kemungkinan:

1. Kesamaan yang amat hampir itu hanyalah satu
kebetulan. Namun kesamaan fosil tidaklah bererti
kesamaan jenis makhluk. Ini kerana penemuan fosil
tidak dapat menentukan samada “pemilik” fosil
tersebut adalah makhluk berakal atau tidak.
Digariskan bahawa perbezaan antara manusia dan
haiwan ialah manusia dianugerahkan Allah dengan
akal yang dengan itu dia dapat memilih pelbagai
tindak-tanduk. Manakala haiwan tidak diberi akal,
mereka hanya bertindak berdasarkan kebiasaan
tabiat dan fitrah yang dianugerahkan oleh Allah.

2. Kesamaan yang amat hampir itu mungkin benar,
akan tetapi ia tidak membuktikan bahawa spesis
kera tersebut telah berevolusi menjadi manusia.
Akan tetapi manusialah yang berevolusi menjadi
spesis kera tersebut. Ini kerana al-Qur’an telah
sedia mencatit sebahagian manusia yang oleh
kerana tindakan mereka melanggar hukum Allah,
mereka dihukum dengan perubahan menjadi kera.
Ayat berikut menjadi rujukan:

Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui
(bagaimana buruknya akibat) orang-orang di
antara kamu yang melanggar (larangan) pada
hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada
mereka: “Jadilah kamu kera yang hina”.
Maka Kami jadikan apa yang berlaku itu
sebagai suatu hukuman pencegah bagi orangorang
yang ada pada masa itu dan orangorang
yang datang kemudian, dan suatu
pengajaran bagi orang-orang yang (hendak)
bertaqwa. [al-Baqarah 2:65-66]

Perhatikan juga bahawa tujuan Allah menghukum mereka menjadi kera tidak sekadar sebagai peringatan kepada orang-orang yang hidup pada saat itu, tetapi juga kepada orang-orang yang hidup selepas itu. Maka penemuan fosil masa kini
yang menunjukkan kesamaan antara sebahagian spesis kera dengan manusia menjadi bukti akan kebenaran ayat-ayat al-Qur’an di atas. Lebih penting, ia menjadi peringatan kepada manusia secara umum dan orang bertaqwa secara khusus
bahawa akibat daripada melanggar perintah larangan Allah adalah amat berat.4
Kembali kepada perbincangan asal, kewujudan makhluk-makhluk adalah hasil daripada ciptaan Allah dan bukannya daripada proses evolusi. Lebih dari itu,
kehadiran makhluk-makhluk ini sepatutnya menjadi isyarat kepada manusia akan kekuasaan Allah yang mencipta semuanya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Sesungguhnya pada langit dan bumi terdapat
tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah)
bagi orang-orang yang beriman. Dan pada kejadian
diri kamu sendiri, serta (pada kejadian) segala
binatang yang dibiakkan-Nya, terdapat juga tandatanda
(yang membuktikan kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang meyakininya. Dan (pada)
pertukaran malam dan siang silih berganti, dan juga
(pada) rezeki yang diturunkan oleh Allah dari langit,
lalu Dia hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di
bumi sesudah matinya, serta (pada) peredaran
angin, (semuanya itu mengandungi) tanda-tanda
(yang membuktikan keesaan Allah) bagi kaum yang
mahu menggunakan akal fikiran. [al-Jathiyah 45:3-5]


Sebahagian ahli tafsir berpendapat, manusia tidak ditukar
menjadi kera akan tetapi tingkah-laku mereka yang ditukar menjadi seperti
kera. Saya berkata, jika demikian maka hal itu hanya akan menjadi
peringatan kepada orang pada zaman tersebut dan tidak kepada orang
zaman terkemudian. Memandangkan ayat 66 menerangkan bahawa hukum
pertukaran manusia menjadi kera adalah peringatan kepada orang zaman
itu dan terkemudian, maka yang ditukar adalah jasad dan tingkah-laku
supaya orang terkemudian dapat mengambil peringatan daripada
penemuan fosilnya.                                           
Walaubagaimanapun ditarik benang merah bahawa apa yang saya
sebut di atas hanyalah satu kemungkinan yang masih perlu dibuktikan
secara ilmiah. Semua ini membuka ruang yang luas lagi baru kepada para
pengkaji Islam. Kita tidak boleh berharap kepada para pengkaji bukan
Islam kerana seandainya mereka menemui bukti ilmiah bahawa spesis
kera tertentu sebenarnya berasal daripada manusia, nescaya mereka akan
menyembunyikannya. Menyatakan penemuan ini kepada orang ramai akan
membuktikan kebenaran al-Qur’an dan sekali gus Islam dan ini sudah
tentu tidak diingini oleh para pengkaji bukan Islam.
Selain manusia yang ditukar menjadi kera, ada juga sebahagian
lain yang ditukar menjadi khinzir. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
maksudnya: Katakanlah: “Mahukah, aku khabarkan kepada kamu
tentang yang lebih buruk balasannya di sisi Allah daripada yang
demikian itu? Iaitu orang-orang yang dilaknat oleh Allah dan
dimurkai-Nya, dan orang-orang yang dijadikan di antara mereka
sebagai kera dan babi.” [al-Maidah 5:60]

NASIHAT 11 : IBADAH MESTI BERLANDASKAN SYARI’AH (IMAM AL GHAZALI - AYYUH AL-WALAD)

PETIKAN KITAB AYYUH AL WALAD (WAHAI ANAKKU)

Karya Imam Abu Hamid al-Ghazzali rh

NASIHAT KE 11: IBADAH MESTI BERLANDASKAN SYARI’AH

Pengetahuan yang mendalam mengenai kaedah melaksanakan ibadah yang sahih kepada Allah menjadi pati rahsia segala ilmu.Ketaatan dalam peribadatan bermakna mengikut peraturan Allah SWT dalam arahanNya dan tegahanNya yang merangkumi semua perkataan dan perbuatan.Contohnya berdosa seseorang yang berpuasa pada hari raya fitrah dan aidul adhha serta pada hari-hari tasyriq.Demikian juga berdosa bagi seseorang yang mengerjakan sholat dengan memakai pakaian curi,walaupun pada zahirnya dia telah beribadah.
Wahai anakku,hendaklah seluruh perkataan dan perbuatanmu selaras dengan peraturan syarak,kera ilmu dan amal yang menyanggahi syarak adalah sia2 sahaja.Janganlah anda tertipu dengan sebahagian amalan melampau ahli2 tasawuf,kerana sebenar2 jalan akhirat  hanyalah dengan bermujahadah,melawan nafsu dengan riadhah atau latihan bukan hanya dengan ucapan yang direka-reka.
Tanda-tanda kecelakaan seseorang ialah tidak mengawal lidahnya,tertutup hatinya dengan kelalaian dan syahwat.Cahaya ma’rifah tidak akan bersinar dan hidup dalam hati2 yang empunyanya tidak bermujahadah melawan nafsu serta leka dengan kehidupan yang sia-sia.

SYARAH HIKAM N0 8 IBN ABBAD AL RUNDI: ALLAH MEMBUKA JALAN MAKRIFAT

VERSI IBN ABBAD AL RUNDI
  
ANUGERAH ALLAH TIDAK TERHAD
 
Kata Sheikh Ibn Atai’illah As-Kandari R.A yang bermaksud

8 Jika Dia membuka bagi anda jalan untuk mengetahui-Nya - tidak peduli jika penurunan amal anda. Untuk membuka Dia mahu anda untuk mengenali Dia. Adakah anda tidak sedar bahawa yang membolehkan anda mengetahui-Nya adalah anugerah-Nya kepada kamu, manakala amalan anda hanya apa yang anda tawarkan-Nya? Bagaimanakah apa yang anda tawarkan-Nya berbanding dengan apa yang Dia mengurniakan kepada kamu?

Jika Tuhan dibuka untuk anda laluan untuk mengetahui-Nya, dan jalan yang termasuk penyakit dan malapetaka dan yang mengambil mereka sebagai menyebabkan mengetahui Tuhan melalui Sifat-Nya sebagai pengampunan dan melemaskan dan kekuasaan dan lain-lain.

 Orang yang ditangani dalam Hikma ini adalah seorang yang peka dan menyeluruh, dan tidak tersangkut pada tali tidak memberi tumpuan yang menjadi disakitkan hati apabila menimpa. Jangan mengganggu jika usaha dan amal meringankan atau mengurangkan, atau anda tidak digalakkan dan tawar hati dengan kejadian dan pembukaan 'arah' dan mengurangkan amalan kamu,

 Tuhan berfirman dalam Hadis Qudsi:
"Jika saya mengenakan hamba yang soleh saya dan dia tidak mengadu kepada orang lain, saya akan membebaskan dia dari Saya, dan menggantikan daging yang lebih baik di tempat dagingnya, dan darah yang lebih baik di tempat darahnya, dan dia boleh meneruskan kerja ".

Dia akan  keluarkan penyakit segala dosa (yang semua diampunkan) sebagaimana hari dia dilahirkan, dan tidak akan bertanggungjawab bagi kesalahan yang dilakukan sebelumnya.

 Dan ia adalah berkaitan bahawa apabila seorang hamba yang soleh jatuh sakit, Tuhan memberitahu "Berhormat Mulia" [kiram katibeen]: "rekod hamba-Ku [abd] semua perbuatan beliau digunakan untuk lakukan apabila dia sihat".

Ini mengesahkan bahawa Dia hanya membuka bahawa arah atau jalan kepada anda mahu untuk membiasakan anda kepada keluwesan luas kepada kamu. Dan tidak syak lagi ini adalah lebih besar manfaat daripada amaun mana-mana perbuatan di mana anda dikehendaki membentangkan keikhlasan yang tidak terhingga.

Rabu, 05 September 2012

ISHH ISHH.. MENCEMARKAN TAUHID KITA : MENGGELAR ALAM INI SEBAGAI “ALAM SEMULA JADI”

Sebahagian orang ada yang menggelar alam ini sebagai “alam semula jadi”. Contohnya, ketika berkelah di taman, mendaki gunung, meneroka hutan atau berdayung, ada di antara kita yang berkata “Kami sedang mengecapi kecantikan alam semula jadi” atau “Sungguh indah alam semula jadi ini”. Selain itu ada juga yang menggelar alam ini sebagai “Mother Nature” kerana terikut-ikut kepada gelaran yang biasa digunakan oleh orang Barat. Sebenarnya ini adalah gelaran yang salah kerana alam ini tidak terjadi dengan sendirinya. Alam ini adalah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta‘ala.  

Allah berfirman: 

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa lalu Dia bersemayam di atas Arasy; Dia melindungi malam dengan siang yang mengiringinya dengan deras (silih berganti) dan (Dia pula yang menciptakan) matahari dan bulan serta bintangbintang,(semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, kepada Allah jualah tertentu urusan menciptakan (sekalian makhluk) dan urusan pemerintahan. Maha Suci Allah yang mencipta dan mentadbirkan sekalian alam. [al-A’raaf 7:54]

Malah keindahan alam ini sepatutnya menjadi faktor yang mengingatkan seseorang kepada penciptanya, tidak sebaliknya.
 Allah Subhanahu wa Ta‘ala mengingatkan kita:
Dan bagi Allah jualah kuasa pemerintah langit
dan bumi, dan Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap
sesuatu. Sesungguhnya pada kejadian langit dan
bumi, dan pada pertukaran malam dan siang, ada
tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan, dan
keluasan rahmat Allah) bagi orang-orang yang
berakal;
(Iaitu) orang-orang yang menyebut dan
mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk
dan semasa mereka berbaring mengiring, dan
mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan
bumi (sambil berkata):
“Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau
menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab
neraka.” [Ali Imran 3:189-191]

Oleh itu tidak sepatutnya kita menggelar alam ini sebagai “semula jadi”, tetapi sebutlah ia sebagai “alam ciptaan Allah”.

:60]

APA ITU TAUHID DAN ANASIR PENCEMARANNYA.. TUAN-TUAN & PUAN-PUAN...

Apabila ditanya tentang maksud kalimah tauhid “La ila ha illaLlah”, yang difahami oleh kebanyakan kita ialah “tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah”. Ini
adalah benar, namun ruang lingkup tauhid tidaklah terhad dalam konteks sembahan sahaja. Ia adalah lebih luas meliputi apa yang dapat dikatakan sebagai “tiada yang
dapat dianggap melakukan kerja-kerja tuhan melainkan Allah” atau “tiada yang mampu berperanan sebagai tuhan melainkan Allah”.

Dimaksudkan dengan “kerja-kerja atau peranan tuhan” ialah sesuatu yang dinilai oleh manusia sebagai kononnya mampu mencipta dari tiada kepada ada,
mengurus alam, mengetahui hal ghaib, menetapkan sesuatu kebaikan atau keburukan, mengabulkan doa, memberi pertolongan, menggubal syari‘at dan sebagainya. Oleh itu apabila kita bersaksi dengan kalimah tauhid “La ila ha illaLlah”, kita sebenarnya bersaksi bahawa tiada Tuhan atau apa-apa jua kecuali Allah yang mencipta dari tiada kepada ada, mengurus alam, mengetahui hal ghaib, menetapkan sesuatu kebaikan atau keburukan, mengabulkan doa, memberi pertolongan, menggubal syari‘at dan sebagainya. Setelah membaca penjelasan di atas, saya yakin para  sekalian akan menyatakan bahawa itulah tauhid yang disaksikan selama ini. Akan tetapi sedar atau tidak, ada beberapa perkara yang jika kita meyakininya atau melakukannya, akan mencemari kemurnian tauhid tersebut.


Kenapa Disebut “Pencemaran Kemurnian Tauhid”?

Tauhid yang murni adalah apabila keesaan Allah tidak disekutui dengan sesuatu apa jua. Firman Allah:
Dan hendaklah kamu beribadat kepada Allah dan janganlah kamu sekutukan Dia dengan sesuatu apa jua. [al-Nisa’ 4:36]

Namun ramai di kalangan kita orang-orang yang beriman, di samping mentauhidkan Allah, tetap mempersekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain. Allah Subhanahu wa Ta‘ala menerangkan hakikat ini:
Dan (orang-orang yang beriman kepada Allah), kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah melainkan mereka mempersekutukan-Nya juga
dengan yang lain. [Yusuf 12:106]

Tindakan seperti inilah yang dimaksudkan sebagai pencemaran kemurnian tauhid, iaitu mencampur adukkan keimanan kepada tauhid yang murni dengan syirik. Firman Allah:

Orang-orang yang beriman dan tidakmencampur adukkan iman mereka dengankezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan merekalah orang-orangyang mendapat hidayah petunjuk. [al-An’aam 6:82]

“Kezaliman” yang dimaksudkan dalam ayat 82 surah al-An’aam di atas adalah syirik, sepertimana yang dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta‘ala melalui lisan
Luqman:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, semasa dia memberi nasihat kepadanya: “Wahai anak kesayanganku, janganlah engkau
mempersekutukan Allah (dengan sesuatu yang lain), sesungguhnya perbuatan syirik itu adalah satu kezaliman yang besar.” [Luqman 31:13]


Ke Arah Tauhid Yang Benar-Benar Murni.

Berdasarkan ayat-ayat di atas, maka tujuan tulisan ini adalah mengajak para pembaca sekalian ke arah tauhid yang benar-benar murni. Ajakan ini adalah supaya kita
menepati perintah Allah yang bermaksud: “…dan janganlah kamu sekutukan Dia dengan sesuatu apa jua.” [al-Nisa’ 4:36] Apabila kita menepati perintah ini,
maka kita termasuk dalam golongan: “…mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan merekalah orang-orang yang mendapat hidayah
petunjuk.” [al-An’aam 6:82]

Terlebih penting adalah supaya kita semua terpelihara daripada dosa syirik, iaitu satu-satunya dosa yang tidak diampunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta‘ala:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampunkan dosa syirik mempersekutukan-Nya (dengan sesuatu apa jua) dan akan mengampunkan
dosa yang lain dari itu bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya (menurut aturan syariat-Nya). Dan sesiapa yang mempersekutukan Allah (dengan
sesuatu yang lain), maka sesungguhnya dia telah melakukan dosa yang besar. [al-Nisa 4:48]

Dalam mengajak para pembaca yang budiman sekalian ke arah tauhid yang benar-benar murni, saya telah memilih tiga belas perkara yang paling lazim berlaku
di kalangan masyarakat kita yang mencemari kemurnian tersebut. Di luar sana mungkin wujud pencemaran tauhid yang lain, akan tetapi demi menjaga ketebalan buku dan kesesuaiannya kepada para pembaca umum, saya mencukupkannya kepada apa yang paling lazim berlaku sahaja

 Orang yang meyakini atau melakukan sesuatu yang mencemari kemurnian tauhid tidaklah dihukum sebagai orang musyrik secara serta merta. Manhaj Ahl al-Sunnah
wa al-Jama'ah adalah menghukum pada perbuatan, tidak pada pembuatnya. Ini kerana orang yang membuatnya mungkin:

1. Tidak tahu bahawa ia adalah satu kesalahan.
2. Terkeliru antara betul dan salah.
3. Terpaksa melakukannya.

Sebagai contoh, orang yang memakai tangkal tidak boleh dihukum sebagai orang musyrik secara serta merta. Ini kerana mungkin dia tidak tahu memakai tangkal adalah satu kesalahan, atau dia terikut-ikut dengan amalan orang ramai yang membolehkan memakai tangkal atau dia disuruh oleh ibubapanya untuk memakai tangkal. Maka tanggungjawab kita ialah menerangkan kepada dia bahawa memakai tangkal adalah salah satu perkara yang mencemari kemurnian tauhid tanpa menghukum dia sebagai orang yang musyrik. Dengan itu ingin digariskan bahawa buku ini tidak bertujuan menghukum sesiapa sebagai orang musyrik.
Tujuannya adalah menerangkan perbuatan yang mencemari kemurnian tauhid tanpa menghukum sesiapa sebagai orang musyrik. Catatan ini adalah penting kerana ramai di kalangan umat Islam yang tidak mampu membezakan antara perbuatan dan pembuatnya, sehingga menganggap kedua-duanya adalah sama. Perkara ini juga berlaku kepada urusan yang lain. Contohnya, apabila melihat seseorang minum arak, tidak boleh menghukumnya sebagai orang kafir. Ini kerana mungkin dia tidak tahu bahawa minum arak adalah satu larangan agama, atau dia tidak sedar bahawa apa yang sedang diminumnya adalah arak atau dia dalam suasana amat dahaga sehingga terpaksa minum apa jua yang ditemuinya. Maka tanggungjawab kita ialah menerangkan kepadanya bahawa minum arak adalah larangan agama tanpa menghukumnya sebagai orang kafir.

Contoh kedua, apabila mendapati sebuah syarikat yang tidak mengamalkan syari‘at Islam dalam pengurusan mereka, tidak boleh menghukum pihak pengurus dan warga kerjanya sebagai kafir. Ini kerana mungkin mereka tidak tahu bahawa syari‘at Islam turut meliputi cara pengurusan syarikat, atau mereka terkeliru dalam cara penerapan syari‘at Islam, atau mereka dihalang oleh para pemegang saham daripada melaksanakan syari‘at Islam dalam pengurusan syarikat. Maka tanggungjawab kita ialah menerangkan kepada mereka, termasuk para
pemegang saham, bahawa syari‘at Islam meliputi cara pengurusan syarikat tanpa menghukum mereka sebagai orang kafir.

Contoh lain, apabila mendapati seorang yang sedang berpuasa sunat bulan Rejab, tidak boleh menghukumnya sebagai ahli bid‘ah yang bakal menduduki
neraka. Ini kerana mungkin dia tidak tahu bahawa semua hadis fadilat Rejab adalah dha‘if, atau dia terkeliru dengan pendapat orang ramai bahawa konon boleh mengamalkan hadis dha‘if tanpa diperhatikan syarat-syaratnya. Maka tanggungjawab kita ialah menerangkan kepadanya bahawa puasa sunat bulan Rejab adalah bid‘ah tanpa menghukum dia sebagai ahli bid‘ah.

Demikian beberapa contoh bagi membezakan antara perbuatan dan pembuatnya. Sekali lagi diulangi bahawa manhaj Ahl al-Sunnah wa al-Jam 'ah dalam hal ini
adalah menghukum perbuatan manakala hukum bagi pembuatnya ditangguhkan sehingga diperhatikan faktorfaktor yang melatar belakangi pembuat tersebut.

NASIHAT 10 : BANGUNLAH QIYAUMULLAI (IMAM AL GHAZALI AYYUH AL-WALAD)

PETIKAN KITAB AYYUH AL WALAD (WAHAI ANAKKU)

Karya Imam Abu Hamid al-Ghazzali rh

Wahai anakku yang tercinta ! Seandainya ilmu sahaja telah memadai maka apakah perlunya seruan supaya kita bangun beribadah diwaktu malam atau penghujung malam,sebagaimana berikut:
هل من سائل ؟ هل من مستغفر ؟ هل من تائب ؟
“Adakah disana orang yang meminta sesuatu ? Adakah di sana orang yang meminta ampun ? Adakah disana orang yang bertaubat ?
Sebahagian sahabat Rasulullah SAW menceritakan tentang ketinggian peribadi Abdullah ibn Umar.Junjungan SAW  bersabda tentangnya:


نعم الرجل هو لو كان يصلي بالليل
  
Mafhumnya:Abdullah bin Umar itu baik orangnya apatah lagi apabila beliau selalu bangun sholat diwaktu malam.


Dan Rasulullah SAW pernah bersabda kepada salah seorang sahabatnya:


يا فلان لا تكثر النوم بالليل فان كثرة النوم بالليل يدع صاحبه فقيرا يوم القيامة

Mafhumnya:Ya Fulan!Janganlah engkau terlalu banyak tidur diwaktu malam kerana terlalu banyak tidur diwaktu malam itu mengakibatkan seseorang itu papa kedana di hadapan Allah pada hari qiyamat nanti.
Wahai anakku! Hendaklah engkau selalu mengingati firman Allah:


  ومن الليل فتهجد به  

 Maksudnya: Dan hendaklah engkau bangkit sholat tahajjud pada sebahagian daripada malam.(S.al-Isra` ayat 79)
وبالاسحار هم يستغفرون
   
 Maksudnya:Dan diwaktu sahur mereka sentiasa beristighfar mohon keampunan Allah.( S.az-Zariyat ayat18
Maksudnya:(Mereka yang berjaya itu ialah) orang yang selalu beristighfar pada waktu sahur.
Nabi SAW bersabda


:ثلاث اصوات يحبها الله تعالي صوت الديك وصوت الذي يقراء القران وصوت المستغفرين بالاسحار 
Mafhumnya:Tiga suara yang dicintai Allah; Suara ayam jantan yang berkokok diwaktu dinihari,suara orang yang membaca al-Quran dan suara orang yang beristighfar di waktu sahur.

Sehubungan ini Sufyan al-Thauri menyatakan bahawa Allah SWT menciptakan satu angin yang berhembus diwaktu sahur untuk membawa zikir Perkasa.


Beliau menambah lagi bahawa apabila tiba malam terdengar suara yang memanggil dibawah ’arasy:”Hendaklah kamu bangkit wahai ahli ibadat ! Lantas mereka pun bangin sholat sebanyak-banyaknya.Apabila berlalu separuh malam maka terdengar suara yang menyeru ”Hendaklah kamu bangkit wahai para qanitin ! iaitu orang-orang yang beribadah dengan bersungguh-sungguh.Lantas mereka bangkit dengan mengerjakan sholat hingga waktu sahur.Dan apabila tiba waktu sahur maka terdengar suara.”Hendaklah kamu bangkit wahai para mustaghfirin.”Lalu mereka bangkit beristighfar.Dan apabila fajar sudah menyinsing maka memanggil satu suara.”Hendaklah kamu bangkit wahai para ghafilin iaitu orang yang lalai.”Lantas mereka bangkit dari hamparan mereka seperti orang yang mati yang bangkit dari kubur mereka.
Wahai anakku tercinta ! Luqman al-Hakim berwasiat kepada anaknya:”Janganlah ayam jantan itu lebih bijak daripada anda.Ia berkokok diwaktu sahur sedangkan anda masih tidur lagi.Syair berikut digubah indah untuk menginsafkan anda wahai anakku !
لقد هتفت في جنح ليل حمامة    علي فنن وهنا واني لنائم
كذبت وبيت الله لو كنت عاشقا    لما سبقتني بالبكاء الحمائم
وازعم اني هائم ذو صبابة    لربي فلا ابكي وتبكي البهائم
  • Sesungguhnya memanggil-manggil dikegelapan malam burung merpati yang bertenggek diatas dahan kayu.Ia terus memanggil-manggil sedangkan aku asyik dalam tidurku
  • Bohong,sebenarnya aku berbohong demi Tuhan BaytuLlah,seandainya aku sememangnya asyikkan Allah sudah tentu burung tidak akan mendahuluiku menangis.
  • Aku mendakwa bahawa aku seorang pencinta yang sangat dahaga untuk bertemu kekasihnya,namun kenapa aku masih belum mampu menangis seperti menangisnya haiwan.

NASIHAT 9 :TINGKATKAN HEMAH, KAWAL NAFSU & BEKAL UNTUK AKHIRAT (IMAM AL GHAZALI AYYUH AL-WALAD

PETIKAN KITAB AYYUH AL WALAD (WAHAI ANAKKU)

Karya Imam Abu Hamid al-Ghazzali rh

Berhemahlah untuk meningkatkan kerohanian serta anggaplah kegagalan berpunca daripada hawa nafsu yang songsang.Biarkanlah kematianmu itu hanya pada jasad kerana tempat persemadian jasad adalah didalam liang lahad.Para ahli al-kubur senantiasa menanti kedatanganmu bersama mereka,janganlah anda kesana tanpa persiapan.Saydina Abu Bakar al-Siddiq r.a. berkata:”Jasad kita itu tidak ubahnya laksana sangkar burung atau kandang haiwan maka fikirlah dengan mendalam tentang hakikat dirimu.Dan tentukanlah dirimu yang mana satu antara dua perumpamaan itu.Jikalau anda umpama burung yang terbang tinggi maka ia akan terbang dengan penuh kegembiraan apabila ia mendengar seruan:
يَـٰٓأَيَّتُہَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَٮِٕنَّةُ (٢٧) ٱرۡجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً۬ مَّرۡضِيَّةً۬ (٢٨) فَٱدۡخُلِى فِى عِبَـٰدِى (٢٩) وَٱدۡخُلِى جَنَّتِى (٣٠)
 Maksudnya: Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.(Surah al-Fajr ayat 27-30)

 Anda akan terbang tinggi sehingga hinggap di pucuk pohon-pohon syurga sebagaimana sabda Rasulullah SAW ketika meninggal sahabat nya Saad bin Mu’az:
اهتز عرش الرحمن من موت سعد بن معاذ
 Mafhumnya:Telah bergegar a’arasy Allah kerana kegembiraan ketika kematian Saad bin Mu’az.Mudah-mudahan Tuhan melindungi anda daripada menjadi seperti binatang ternak sebagaimana firmanNya:
 َ
Maksudnya:Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Surah al-A’raf ayat 179.


 Maka tidak mustahil anda berpindah dari alam dunia ini ke dalam jurang api neraka.Imam Hasan Basri telah diberi gelas yang berisi air sejuk lantas beliau memegangnya dan jatuh pengsan.Apabila sedar seseorang bertanya kenapa tuan pengsan.Jawab beliau tadi aku teringat angan-angan ahli neraka yang berkata kepada ahli syurga:


وَنَادَىٰٓ أَصۡحَـٰبُ ٱلنَّارِ أَصۡحَـٰبَ ٱلۡجَنَّةِ أَنۡ أَفِيضُواْ عَلَيۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ أَوۡ مِمَّا رَزَقَڪُمُ ٱللَّهُۚ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ

Maksudnya:Dan penghuni neraka menyeru penghuni syurga: ” Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu.” Mereka (penghuni surga) menjawab: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir, .(Surah al-A’raf ayat 50)

NASIHAT 8 : ILMU GANDINGAN AMAL (IMAM AL GHAZALI AYYUH AL-WALAD)

PETIKAN KITAB AYYUH AL WALAD (WAHAI ANAKKU)

Karya Imam Abu Hamid al-Ghazzali rh

Ilmu tanpa amal adalah sesuatu yang tidak siuman.Amal tanpa ilmu pula adalah sesuatu yang sia-sia.Ketahuilah bahawa Ilmu semata-mata masih belum dapat menjauhkan dirimu daripada maksiat.Malah belum berupaya mendorong anda mengerjakan ketaatan serta tidak akan menjauhkan anda daripada api neraka di akhirat kelak.

Apabila anda tidak beramal dengan ilmu serta tidak membetulkan kesilapan masa lalu anda,kelak akan berkata:
 وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلۡمُجۡرِمُونَ نَاكِسُواْ رُءُوسِہِمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ رَبَّنَآ أَبۡصَرۡنَا وَسَمِعۡنَا فَٱرۡجِعۡنَا نَعۡمَلۡ صَـٰلِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
 Maksudnya:”Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” Surah al-Sajadah ayat 12.

 Lalu dikatakan kepadamu:Wahai manusia yang tidak menggunakan akal,kenapa engkau hendak kembali ke sama sedangkan engkau baru datang dari sana?

NASIHAT 7 : UTAMAKAN ILMU FARDHU ’AIN (IMAM AL GHAZALI AYYUH AL-WALAD)


PETIKAN KITAB AYYUH AL WALAD (WAHAI ANAKKU)

Karya Imam Abu Hamid al-Ghazzali rh

Apakah hasil yang akan anda perolehi seandai hanya menghabiskan masa belajar ilmu kalam (perbahasan ilmu usuluddin yang mendalam),ilmu yang membahaskan fekah secara terperinci,ilmu perubatan,kesusasteraan,kesenian,astronomi dan ilmu tata bahasa Arab,walhal anda menyalahi perintah Allah dan melanggar larangannya.
 Aku telah melihat dalam kitab Injil yang dibawa oleh Nabi Isa a.s. ada menyebut :

Mulai seseorang itu menjadi mayat,dia akan ditanya dengan empat puluh soalan.Soalan yang pertama mempersoalkan:Wahai hambaku!Kenapa engkau sepanjang masa membersihkan zahirmu yang menjadi tempat pandangan manusia,tetapi engkau tidak menyucikan barang sesaat pun hatimu yang menjadi tempat pandanganKu” ?


 Setiap hari Allah memandang hatimu lantas berfirman:

 Kenapa engkau memberi perhatian selain daripadaKu,sedangkan engkau dilingkungi ihsanKu.Apakah engkau tuli tidak dapat mendengar lagi?”

NASIHAT 5 & 6 : KEIKHLASAN NIAT & HAKIKAT HIDUP(IMAM AL GHAZALI AYYUH AL-WALAD)


PETIKAN KITAB AYYUH AL WALAD (WAHAI ANAKKU)

Karya Imam Abu Hamid al-Ghazzali rh

Berapa banyak ruang malam anda telah diisi dengan mengkaji ilmu dan membaca bahan bacaan dengan mengurangkan tidur.Apakah tujuan anda berjaga malam.Apakah niat anda berjaga malam untuk mencari keuntungan duniawi,mengumpul harta kekayaan,mengejar pangkat dan bermegah dengan kebolehan anda di khalayak manusia.Alangkah ruginya apabila anda masih berada pada tahap itu.
Alangkah beruntungnya anda berjaga malam dengan berniat untuk menghidupkan syariah Nabi Muhammad SAW,membersihkan jiwa dan akhlak anda serta menundukkan keinginan nafsu anda yang sentiasa menyuruh berbuat jahat.


Kata penyair:
 سهر العيون لغير وجهك ضائع                          وبكاؤهن لغير فقدك باطل      

Mafhumnya: Berjaga malam bukan kerana zatMu nescaya hampa,
Dan merintih bukan kerana kehilanganMu nescaya terbatal.

Hakikat Hidup,Cinta dan ’Amal

Wahai anakku tercinta!
 عش ما شئت فانك ميت       , واحبب ما شئت فانك مفارقه             
واعمل ما شئت فانك مجزي به                              
 Hiduplah anda menurut kemahuan lantaran anda pasti menemui kematian,dan cintailah apa yang anda kehendaki lantaran anda akan pasti berpisah daripadanya serta beramallah anda menurut apa yang anda mahu lantaran amal perbuatan anda akan dibalas

NASIHAT 4 : BALASAN SETIMPAL DENGAN AMALAN (IMAM AL GHAZALI AYYUH AL-WALAD)


PETIKAN KITAB AYYUH AL WALAD (WAHAI ANAKKU)

Karya Imam Abu Hamid al-Ghazzali rh

Selama mana anda tidak beramal,selama itu juga anda tidak akan mendapat pahala.Diriwayatkan bahawa seorang lelaki daripada Bani Israel yang beribadat selama 70 tahun,lantas Allah SWT menunjukkan keadaannya kepada para malaikat.

Allah SWT mengutuskan malaikat kepadanya yang berkata:”Walaupun anda telah beribadat selama 70 tahun,namun itu tidak melayakkan anda untuk masuk syurga.Lelaki tersebut menjawab:”Itu bukan urusan saya.Saya diciptakan untuk beribadat kepada Allah.Itulah pekerjaan yang mesti saya laksanakan.”Malaikat tersebut melaporkan hal tersebut kepada Allah.Sehubungan ini Allah SWT berfirman kepada para malaikat.”Apabila hambaKu tidak berpaling daripadaKu maka Aku akan membalasnya dengan kemurahanKu,Aku juga tidak akan berpaling daripadanya.Wahai para malaikatKu bersaksilah bahawa Aku telah mengampuni segala dosa lelaki itu.”
Sehubungan ini junjungan Rasulullah SAW:
حاسبوا انفسكم قبل ان تحاسبوا وزنوا اعمالكم قبل ان توزنوا
Mafhumnya:”Hitunglah dirimu sebelum kamu dihitung,dan timbanglah amalan mu sebelum kamu diadili.”


Ali karramaLlah wajhah menyatakan:
من ظن انه بدون الجهد يصل فهو متمن ومن ظن انه ببذل الجهد يصل فهو مستغن
Ertinya:”Siapa yang menyangka bahawa tanpa usaha dia akan dapat masuk ke dalam syurga maka orang itu hanya berangan-angan dan siapa yang menyangka bahawa hanya dengan usaha dia akan masuk syurga maka orang itu telah merasa kaya daripada rahmat Allah.”
Sehubungan ini Hasan al-Basri menegaskan bahawa mencari syurga tanpa amalan adalah satu dosa daripada segala dosa.Beliau menegaskan lagi:Tanda seseorang itu memahami hakikat ilmu itu ialah meninggalkan perbuatan memerhati pahala suatu amalan,dan bukan meninggalkan amalan.

NASIHAT 3 : ILMU DIAMALKAN BERMANFAAT (IMAM AL GHAZALI AYYUH AL-WALAD)


PETIKAN KITAB AYYUH AL WALAD (WAHAI ANAKKU)

Karya Imam Abu Hamid al-Ghazzali rh

Wahai anakku,Janganlah engkau muflis dalam amalan serta janganlah kamu melakukan perkara yang tidak berfaedah.Ingatlah bahawa hanya berbekal ilmu tanpa amal belum boleh menjamin keselamatanmu diakhirat nanti.Misalnya,seandainya seseorang memiliki sepuluh bilah pedang yang tajam dan pelbagai senjata lain.Dia juga seorang yang berani dan sangat handal dalam seluk beluk peperangan.Kemudian datang seekor singa tangkas terus menyerangnya.Adakah cukup dia mempunyai pelbagai senjata yang canggih tetapi tanpa menggunakannya,sudah tentu dia tidak akan dapat menangkis serangan singa itu.Segala senjata itu berguna apabila ia digunakan oleh pemiliknya itu.
 Demikian juga seseorang yang menguasai ratusan ilmu sedangkan dia tidak beramal dengannya,nescaya segala ilmu tersebut tidak akan memberi manfa’at.Analogi yang sama boleh dimisalkan dengan seseorang yang ditimpa demam kuning panas yang dinasihatkan oleh doktor supaya dia meminum ubat sekanjabin dan kaskab.Dia tidak akan sembuh sehingga pesakit itu meminum ubat tersebut.


Sehubungan dipetik satu syair Parsi yang bermaksud:”Seandainya engkau menimbang dua ribu kati arak,maka engkau tidak akan mabuk sehingga engkau meminumnya.

Justeru itu,walaupun anda menuntut ilmu seratus tahun lamanya dan menghimpunkan seribu buah kitab,anda masih belum mendapat rahmat Allah kecuali setelah anda mengamal dan menghayati semua ilmu tersebut
.Dalam konteks ini Allah SWT berfirman:
   
وان ليس للانسان الا ما سعى

Maksudnya: “Dan sesungguhnya manusia itu tidak akan mendapat sesuatu kecuali apa yang diusahakannya.”(Surah al-Najm ayat 39)

Dan firman Allah lagi;
فمن كان يرجو لقاء ربه فليعمل عملا صالحا

Maksudnya: ”Maka sesiapa yang mengharap akan bertemu dengan Tuhannya,maka hendaklah dia beramal dengan amalan yang sholeh.”(S.Al-Kahf ayat 110).

Firman Allah lagi:
                                          جزاء بما كانوا يكسبون            
Mafhumnya:  ”(Balasan yang diberikan kepada mereka) adalah sebagai ganjaran bagi apa yang diusahakan oleh mereka.”Surah at-Taubah ayat 82.

Firman Allah lagi:
ان الذين ءامنوا وعملوا الصالحات كانت لهم جنات الفردوس نزلا  خالدين فيها لا يبغون عنها حولا
Maksudnya:  ”Sesungguhnya orang2 yang beriman dan beramal sholeh nescaya mereka akan dikurniakan syurga firdaus sebagai tempat tinggal mereka.Mereka kekal didalamnya dan mereka sudah tidak mahu lagi mencari tempat yang lain daripada kediaman mereka itu.”Surah Al-Kahf ayat 107-108).

Firman Allah lagi:
الا من تاب وءامن وعمل عملا صالحا
Maksudnya:  ”Melainkan orang2 yang bertaubat dan beriman serta beramal dengan amalan sholeh.” Surah al-Furqan ayat 70.

 Apabila anda tidak beramal dengan ilmu maka apakah respons anda terhadap hadis berikut:
بني الاسلام علي خمس شهادة ان لا اله الا الله وان محمدا رسول الله واقام الصلاة وايتاء الزكاة وصوم رمضان وحج البيت لمن استطاع اليه سبيلا
Mafhumnya:  Islam itu ditegakkan atas 5 perkara:Syahadah bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawa Muhammad itu Rasulullah,mendirikan sholat,mengeluarkan zakat,berpuasa Ramadhan,mengerjakan haji ke BaituLlah bagi mereka yang berupaya.”

Iman itu perkataan dengan lidah,membenarkannya dengan hati dan melaksanakannya dengan pancaindera.Dalil yang menuntut kita beramal amat banyak.Walaupun seseorang itu masuk syurga dengan rahmat Allah,namun ianya tercapai dengan taat dan ibadah.Rahmat Allah amat hampir dengan orang yang berbuat baik.Sebelum ke syurga kita perlu melalui dugaan2 besar.Ujian pertama ialah iman.Apabila kita mati dalam keadaan beriman,adakah kita muflis dari segi amal.Hasan Basri berkata:Allah berfirman kepada hamba2Nya di akhirat:Masuklah kamu ke dalam syurga dengan rahmatKu,dan tentukan kedudukan kamu mengikut amalan masing-masing.

NASIHAT 2 : BAGAIMANA SEWAJARNYA KITA MENERIMA NASIHAT ( IMAM AL GHAZALI AYYUH AL-WALAD)


PETIKAN KITAB AYYUH AL WALAD (WAHAI ANAKKU)

Karya Imam Abu Hamid al-Ghazzali rh

Memberi nasihat itu sebenarnya mudah sahaja dan yang beratnya ialah menerima isi nasihat tersebut kerana setiap nasihat itu dirasakan tersangat pahit bagi sesiapa yang selalu mengikuti kehendak hawa nafsunya.Nafsu sangat mencintai perkara-perkara yang dilarang apatah lagi bagi orang yang mencari ilmu yang rasmi serta sentiasa sibuk untuk menonjolkan kehebatan diri dan menghimpunkan kesenangan dunia,kerana orang yang seperti ini biasanya menganggap  bahawa hanya dengan sekadar memperolehi ilmu itu sudah cukup untuk menjadi sebab keselamatannya dan sebab kebahagiaannya mala dia tidak perlu beramal dengan ilmu yang dipelajarinya itu.Orang yang seperti ini sebenarnya telah terpengaruh dengan i’tiqad  dan aliran pemikiran ahli falsafah.SubhanaLlah,alangkah kelirunya pemikiran yang seperti ini.Bukankah dia telah mengetahui bahawasanya seseorang itu apabila telah dapat menghasilkan ilmu kemudian dia tidak beramal dengan ilmu yang telah diketahuinya itu,nanti di akhirat kelak dia akan dipersoalkan dengan soalan yang lebih berat daripada orang-orang yang tidak tahu apa-apa.Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda:


اشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لا ينفعه الله بعلمه

 Mafhumnya:”Orang yang paling pedih seksaannya pada hari qiyamat nanti ialah seorang alim yang Allah tidak memanfaat ilmunya

 Diriwayatkan oleh Syeikh Junaid al-Baghdadi bahawa seorang yang telah bermimpi  bertemu dengannya di waktu tidur selepas kematiannya.Lalu orang itu bertanya kepada Al-Junaid:Apa khabarmu wahai Abu al-Qasim.Lalu Sheikh menjawab :Sebenarnya telah hilang segala ilmu yang zahir dan ilmu yang batin  Dan sudah tidak ada lagi yang bermanfaat kecuali hanya beberapa rakaat yang sempat kami lakukan di tengah malam.

NASIHAT 1 : WAKTU ITU IALAH KEHIDUPAN ( IMAM AL GHAZALI AYYUH AL-WALAD)

PETIKAN KITAB AYYUH AL WALAD (WAHAI ANAKKU)

Karya Imam Abu Hamid al-Ghazzali rh

Wahai anakku yang tercinta,sebahagian daripada nasihat Rasulullah SAW kepada umatnya ialah:

علامة اعراض الله تعالي عن العبد اشتغاله بما لا يعنيه وان امراء ذهبت ساعة من عمره في غير ما خلق له من العبادة لجدير

ان تطول عليه حسرته ومن جاوزالاءربعين ولم يغلب خيره علي شره فليتجهز الي النار

 Mafhumnya:

Adalah dikira sebagai tanda berpalingnya Allah Ta’ala daripada seseorang hamba apabila dia selalu mengerjakan perkara yang tidak berfaedah.Dan seandainya ada satu saat sahaja daripada umurnya yang telah digunakannya pada sesuatu hal yang bukan menjadi tujuan hidupnya (yakni beribadat kepada Allah) maka layaklah panjang penyesalannya (diakhirat kelak) dan sesiapa yang umurnya lebih daripada empat puluh tahun sedangkan kebaikannya masih belum menguasai kejahatannya maka layaklah dia mempersiapkan diri untuk ke neraka.”

Sebenarnya sekadar ini pun sudah cukup untuk menjadi nasihat kepada semua orang yang berilmu.

SOAL JAWAB RASULULLAH SAW DENGAN IBLIS LAKANATULLAH

Nukilan Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi

Segala puji hanya milik Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam sejahtera semoga senantiasa dilimpahkan kepada seorang Nabi yang Ummi, Muhammad saw., dan kepada keluarganya yang bersih serta seluruh sahabatnya yang mulia.
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal r.a., dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah:
Kami bersama Rasulullah saw. di rumah salah seorang sahabat Anshar, dimana saat itu kami di tengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian perlu kepadaku.” Rasulullah bertanya kepada para jamaah, “Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu?”
Mereka menjawab, “Tentu Allah dan Rasul Nya lebih tahu.”
Lalu Rasulullah saw. menjelaskan, “Ini adalah iblis yang terkutuk semoga Allah senantiasa melaknatnya.”
Kemudian Umar r.a. meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata, “Ya Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya?”
Beliau menjawab, “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk makhluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari Kiamat)? Akan tetapi sekarang silakan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintah untuk datang ke sini, maka fahamilah apa yang ia ucapkan dan dengarkan apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian.”

Ibnu Abbas berkata: Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah ke atas (tidak ke samping). Sedangkan kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau. Ia datang sambil memberi salam. ‘Assalamu’alaika ya Muhammad, Assalamu’alaikum ya Jamaa’atal mus1imin,” kata iblis.
Nabi menjawab, “Assalamu lillah ya la’iin (Keselamatan hanya milik AlIah wahai makhluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu tersebut wahai Iblis?”
“Wahai Muhammad, saya datang ke sini bukan karena kemahuanku sendiri, tapi saya datang ke sini karena terpaksa,” tutur iblis.
“Apa yang membuatmu terpaksa harus datang ke sini wahai makhluk terkutuk?” tanya Rasulullah.

Iblis menjawab, “Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, ‘Sesungguhnya Allah swt. memerintahmu untuk datang kepada Muhammad saw. sementara engkau adalah makhluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah, jika engkau menjawabnya dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang.’ Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawabnya dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku.”
Rasulullah mulai melontarkan pertanyaan kepada iblis, “Jika engkau dapat menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci?”
Iblis menjawab dengan jujur, “Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”
“Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?” tanya Rasulullah.
“Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT.,” jawab Iblis.
“Siapa lagi?” tanya Rasulullah
“Orang alim yang wara’ (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar,” jawab iblis.
“Siapa lagi?” tanya Rasulullah
“Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil dan najis),” tutur iblis
“Siapa lagi?” tanya Rasulullah
“Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya ke pada siapa pun dan juga tidak pernah mengeluh penderitaan yang dialaminya.” jawab iblis.
“Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?” tanya Rasulullah.
“Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada makhluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar,” jelas Iblis.
“Lalu siapa lagi, wahai lblis?” tanya Rasul.
“Orang kaya yang bersyukur,” tutur iblis.
“Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu bahwa ia bersyukur?” tanya Rasulullah
“Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya,” tutur iblis.
“Bagaiinana kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat?” tanya Rasulullah.
“Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar,” jawab iblis.“Mengapa wahai makhluk yang terkutuk?” tanya Rasulullah.

“Sesungguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud, maka Allah akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila membaca al-Qur’an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua,” jawab iblis.
“Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?” tanya Rasulullah.
“Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan: Dengan sedekah itu, Allah akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi di kalangan makhluk Nya, dengan sedekah itu pula Allah akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit,” tutur iblis menjelaskan.
“Lalu bagaimana pendapatnu tentang Abu Bakar?” tanya Rasulullah.
“Ia sewaktu jahillyyah sahaja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam,” tutur iblis.

“Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?” tanya Rasulullah.
“Demi Allah, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya,” jawab iblis.
“Bagaimana dengan Utsman?” tanya Rasulullah.
“Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya,” jawab iblis.

“lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?” tanya Rasulullah.
“Andaikan saya dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali,” tutur iblis.
“Segala puji bagi Allah Yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan,” tutur Rasulullah.
“Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu dapat bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak akan mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau dapat bahagia terhadap ummatmu, sementara saya dapat masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak dapat melihatku. Demi Tuhan Yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang dapat membaca al Qur’an, yang nakal mahupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlas (sangat-sangat ikhlas),” tutur iblis.
“Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah yang mukhlas itu?” tanya Rasulullah.

Iblis menjawab dengan panjang lebar, “Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahawa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum boleh murni karena Allah SWT. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu, saya memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuh puluh ribu setan. Di antara mereka ada yang sudah saya tugaskan untuk menggoda ulama, ada yang saya tugaskan untuk menggoda para pemuda, ada yang saya tugaskan menggoda orang-orang yang sudah tua. Anak-anak muda bagi kami tidak ada masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya.
Di antara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang zuhud. Mereka keluar masuk dari kedaan ke keadaan lain, dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan menggunakan cara apa pun. Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan hal itu. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan doanya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya tidak berhenti menggodanya sehingga ia sempat berbuat zina dengan seorang perempuan, membunuh orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah dalam Kitab Nya dengan firman-Nya:
“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia: Kafirlah kamu maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, ‘Sesungguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.”(Q.s. al Hasyr: 16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah orang yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku. Barangsiapa bersumpah atas Nama Allah dengan berbohong maka ia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atas Nama Allah, ‘Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua.’ Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku.
Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan isterinya (talak) maka hampir tidak akan dapat  selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, isterinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.

Wahai Muhammad, sesungguhnya di antara ummat mu ada orang yang menunda-nunda shalatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya selalu berada padanya dan mengganggu sambil berkata kepadanya, ‘Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan.’ Sehingga ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat di luar waktunya. Akibatnya dengan shalat yang dikerjakan di luar waktunya itu ia akan dipukul di kepalanya. Kalau saya merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya masih kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan shalat. Ketika dalam shalatnya saya berkata kepadanya, ‘Lihatlah ke kanan dan ke kiri.’ Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya, kemudian saya menghadap di depan matanya sembari berkata, ‘Engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik selamanya.’
Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul kepalanya dengan shalat tersebut. Kalau dalam shalat ia sanggup mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian, maka saya perintah untuk tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan shalat seperti ayam yang mencocok benih-benih untuk dimakan dan segera meninggalkannya. Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan shalat berjamaah, maka saya kalungkan rantai di lehernya. Ketika ia sedang ruku’ saya tarik kepalanya ke atas sebelum imam bangun dari ruku’ dan saya turunkan sebelum imam turun.
Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang melakukan shalat seperti itu, maka batal shalatnya, dan di hari Kiamat nanti Allah akan menyalin kepalanya dengan kepala keledai. Kalau dengan cara tersebut saya masih kalah, maka saya perintahkan meremas-remas jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang shalat, karenanya ia termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku padahal ia sedang shalat. Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak mempan, maka saya tiup hidungnya sehingga ia menguap, sementara ia sedang shalat. Kalau ia tidak menutupi mulutnya dengan tangannya maka setan masuk ke dalam perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku.
Bagaimana ummatmu dapat bahagia wahai Muhammad, sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk meninggalkan shalat, dan saya berkata kepadanya, ‘Shalat bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya kewajiban orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah.’ Saya pun berkata kepada orang yang sakit, ‘Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan.
 Sebab Allah sudah berfirman, , “… dan tidak apa apa bagi seorang yang sedang sakit …,“(Q.s. an Nur: 61). Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan shalat.’ Akhirnya ia mati dalam keadaan kafir. Apabila ia mati dengan meninggalkan shalat ketika sedang sakit, maka ia akan bertemu Allah dengan dimurkai.
Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau memohon kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut. Wahai Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu, sementara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam?”
Kemudian Rasulullah meneruskan pertanyaannya, “Wahai makhluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?”
“Orang-orang yang suka makan riba,” jawab iblis.
“Lalu siapa teman dekatmu?” tanya Rasululah kembali.
“Orang yang berzina,” jawabnya.
“Siapa teman tidurmu?” tanya Rasulullah.
“Orang yang mabuk,” jawabnya.
“Siapa tamumu?” tanya Rasulullah.
“Pencuri,” jawabnya.
“Siapa utusanmu?” tanya Rasulullah.
“Tukang sihir,” jawabnya.

‘Apa yang menyenangkan pandangan matamu?” tanya Rasulullah.
“Orang yang bersumpah dengan talak,” jawab iblis.
“Siapa kekasihmu?” tanya Rasulullah.
“Orang yang meninggalkan shalat Jum’at,” jawabnya.
“Wahai makhluk yang terkutuk, apa yang mengakibatkan punggungmu patah?” Tanya Rasulullah.
“Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allah,” jawabnya.
“Apa yang menjadikan tubuhmu meleleh?” tanya Rasulullah.
“Taubatnya orang yang bertaubat” jawabnya.
“Apa yang membuat hatimu panas?” tanya Rasulullah.
“Banyaknya istighfar kepada Allah, baik di malam atau siang hari,” jawabnya.

“Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?” tanya Rasulullah.
“Sedekah secara rahasia,” jawabnya
“Apa yang menjadikan matamu buta?” tanya Rasulullah.
“Shalat di waktu sahur,” jawabnya.
“Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?” tanya Rasulullah.
“Memperbanyak shalat berjamaah,” tuturnya.
“Siapa orang yang paling bisa membahagiakanmu?” tanya Rasulullah
“Orang yang sengaja meninggalkan shalat,” tuturnya.
“Siapa orang yang paling celaka menurut engkau?” tanya Rasulullah
“Orang-orang yang kikir,” jawabnya
“Apa yang menyita pekerjaanmu?” tanya Rasulullah.
“Majlis orang-orang alim,” jawabnya.
“Bagaimana cara engkau makan?” Tanya Rasulullah
“Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku,” jawabnya
“Di mana engkau mencari tempat berteduh untuk anak anakmu di waktu panas?” tanya Rasulullah
“Di bawah kuku manusia,” jawab iblis
“Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhamnu?” tanya Rasulullah.

“Sepuluh macam,” jawabnya
“Apa saja itu wahai makhluk terkutuk?” tanya Rasulullah
Iblis pun menjawabnya, “Saya memintaNya agar saya bisa berserikat dengan anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Tuhan mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka.

Itulah maksud firman Allah:
“Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” (Q.s. al Isra’: 64).

Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.
Itulah maksud firman Allah:
“Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki.” (Q.s. al Isra’: 64).

Saya memohon kepada Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya memohon agar saya punya al-Qur’an, maka syair adalah al-Qur’anku. Saya memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya memohon kepadaNya agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya memiliki teman-teman yang menolongku, maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya mendapatkan teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku.
Ia kemudian membaca firman Allah, “Sesungguhnya pemboros pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Q.s. al Isra’: 27).”
Rasulullah saw. berkata kepadanya, “Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu.”
Lalu iblis berkata lagi, “Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam, sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku bisa mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan ke mana pun sesuai kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku, ‘Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta.’ Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari Kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada orang yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat.

Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Atamah (Isya’). Andalkan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat.
Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan di tengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahalanya. Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Sebab setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala.

Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal, dimana ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang berada di majelis pengajian dan ketika khathib sedang berkhuthbah. Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak boleh mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikit pun untuk selamanya.
Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, ‘Keluarkan tanganmu.’ Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya.

Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikan saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan segelintir manusia pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan dua kalimat syahadat, ‘Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya.’ Tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada siapa saja. Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Tuhan. Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai argumentasi (hujjah) Tuhan terhadap makhluk-Nya. Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya.”
Kemudian Rasulullah membacakan firman Allah:
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat Yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu.” (Q.s. Hud: 118 9).

Kemudian beliau melanjutkan dengan firman Allah yang lain:

“Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” (Q.s. al Ahzab: 38)

.Lantas Rasulullah saw. berkata lagi kepada iblis, “Wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga.”
Ia menjawab, “Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Mahasuci Tuhan Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan khatib para penduduk surga. Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluk yang celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya.”
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, awal dan akhir, dhahir dan bathin. Dan semoga shalawat dan salam sejahtera tetap diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sehabatnya serta para Utusan dan para Nabi.