Senin, 18 April 2016

KITAB AL LUMA’ FI AL TASHAWWUF MUKADIMMAH: II. CIRI AHLI HADIS, GAMBARAN MEREKA DALAM MENGAMBIL DAN MENGETAHUI HADIS SERTA SPESIALISASI MEREKA DALAM DISIPLIN ILMU



(RUJUKAN LENGKAP ILMU TASAWWUF) 

Tulisan Abu Nashr Abdullah bin Ali as-Sarraj ath-Thusi yang diberi gelar Thawus al-Fuqara' (Si Burung Merak orang-orang fakir Sufi) 

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata:Ada pun para ahli Hadis, mereka sangat bergantung pada lahiriah Hadis-hadis Rasulullah.saw. Mereka mengatakan, bahwa ini (Hadis) adalah asas agama, karena Allah swt.berfirman dalam al-Qur'an:

"Apa yang diberikan rasul kepadamu maka terimalah.Dan apa yang ia melarangmu maka tinggalkanlah."(Q.s. al-Hasyr:7)

Tetkala mendapatkan seruan seperti itu,mereka kemudian melakukan pengembaraan kepada berbagai negeri dan kota untuk mencari para perawi Hadis dan berguru pada mereka sehingga mampu merekam (menukil) Hadis-hadis Rasulullah.saw.Mereka kumpulkan Hadis-hadis yang diriwayatkan dari para sahabat dan tabi'in. Kemudian menulis perjalanan hidup,perilaku,madzhab-madzhab mereka,perbedaan pendapat dalam ketentuan hukum,perkataan,perbuatan,akhlak dan kondisi mereka.Mereka menyeleksi Hadis-hadis shahih dari para perawinya dengan cara mendengar dan hafalan.Mengoreksi dari sumber-sumber yang bisa dipercaya dari orang yang bisa dipercaya pula.Mereka garap secara cermat dan teliti.Mereka juga tahu kedudukan para perawi Hadis dalam menukil dan ketelitiannya.Kemudian mereka tuis nama-nama mereka,gelar (nama lain), kapan lahir dan meninggalnya.

Mereka sangat mendalami hal ini hingga mereka tahu berapa Hadis yang diriwayatkan oleh masing-masing orang dari mereka?
Dari siapa yang meriwayatkannya oleh masing-masing orang dari mereka ?
Dari siapa yang meriwayatkannya?
Dari siapa ia menukil Hadis itu?
Siapa yang keliru dan menukil Hadis?
Siapa diantara mereka yang berbuat kesalahan sehingga terjadi penambahan huruf atau pengurangan lafal?
Siapa diantara mereka yang sengaja melakukan hal itu?
Siapa yang kesalahan atau kealpaannya masih bisa ditolerir?
Sehingga mereka tahu siapa diantara mereka diduga kuat telah melakukan kebohongan dalam Hadis Rasulullah.saw.?
Siapa yang dianggap sah dalam meriwayatkan Hadis dan siapa pula yang tidak sah?
Siapa yang meriwayatkan Hadis secara sendirian,sementara perawi lain tidak pernah meriwayatkannya,atau telah menambah suatu lafal yang tidak ditemukan dalam riwayat lain?
Mereka hafal berapa yang meriwayatkan setiap satu Hadis.Apa cacat perawinya?
 Sehingga mereka mengumpulkannya dalam bab-bab.Lalu menjadikan beberapa bab dalam macam-macam Hadis.Mereka membedakan antara yang masuk dalam kata gori hadis Hadis shahih dan yang keshahihannya masih diperdebatkan.Mana yang masuk dalam riwayat orang-orang yang sedikit meriwayatkan Hadis dan orang-orang yang banyak meriwayatkannya?Mereka paham Hadis-hadis para imam yang ada di daerah,tingkatan para perawi Hadis:Antara yang mengikut dan yang diikuti,yang besar dan yang kecil.
Keilmuan mereka sangat memahami tentang berbagai alasan yang menjadikan mereka berbeda dalam periwayatan Hadis,penambahan dan pengurangan mereka,tempat-tempat dimana mereka tinggal dalam meriwayatkan Hadis dan Atsar.Mereka telusuri semua itu karena itu adalah asas-asas agama.
Dalam hal itu mereka juga tidak sama tingkatan dan kedudukannya,sehingga ada diantara mereka,karena kelebihannya dalam ilmu yang dimiliki,kecermatan dan kuat hafalannya,ia berhak untuk diterima kesaksiannya dimata ulama dalam hal 'adldan. tajrih adil dan cacatnya dalam kesaksian ),diterima dan ditolak kesaksiannya.Sehingga kesaksiannya terhadap Rasulullah.saw.bisa diteri dalam setiap apa yang dikatakan,dilakukan,diperintahkan ,dilarang,disunnahkan dan yang didakwahkannya.Allah berfirman: 

"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam),umat yang adil dan pilihan,agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan)manusia dan agar Rasul(Muhammad)menjadi saksi atas(perbuatan) kalian."(Q.s. Al-Baqarah: 143)
Mereka disebut sebagai ahli Hadis karena esaksiannya terhadap Rasulullah.saw.,sahabat dan tabi'in atas apa yang mereka katakan dan lakukan.Sedangkan Rasul juaga akan menjadi saksi terhadap kalian atas kesaksian mereka terhadap perbuatan,perkataan,kondisi dan akhlak beliau.

Rasulullah.saw.bersabda:
"Barangsiapa sengaja melakukan kebohongan padaku,maka hendknya siap-siap untuk menempati tempat tinggalnya di neraka."(H.r. Bukhori-Muslim dari Ali,dan Bukhori dari Maslamah)

Sebaliknya,beliau juga bersabda:
"Allah akan mencerahkan wajah seseorang yang mendengar Hadis dariku kemudian ia mnyampaikannya kepada orang lain."(H.r. Ashhabus-Sunan dari Ibnu Mas'ud,Sedangkan riwayat Ahmad,Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Ibnu Mas'ud pula).
Dikatan bahwa seorang belum bisa disebut sebagai ahli Hadis sebelum diwajahnya ada sinar cerah sebagai tanda dari doa Rasulullah.saw.

Dan di kalangan ahli Hadis yang membicarakan ilmu dan karakteristik mereka telah lahir barbagai karya tulis.Mereka juga memiliki imam-imam yang namanya terkenal luas dan harum.Dimana setiap orang di zamannya sepakat menjadikan mereka sebagai imam,karena keutamaan ilmunya,kelebihan intelektual,pemahaman dan amanahnya.Untuk membicarakan hal ini akan sangat panjang,sehingga apa yang saya sebutkan ini dianggap cukup bagi orang yang mengetahui.Dan semoga ALLAH SWT. Menberi taufik kepadanya.

Sabtu, 16 April 2016

KITAB AL LUMA’ FI AL TASHAWWUF MUKADIMMAH: l . Ilmu Tasawuf, Madzhab Kaum Sufi Dan Kedudukan Mereka Dengan Orang-Orang Yang Berilmu Yang Menegakkan Keadilan



Tulisan Abu Nashr Abdullah bin Ali as-Sarraj ath-Thusi yang diberi gelar Thawus al-Fuqara' (Si Burung Merak orang-orang fakir Sufi)






Abu Nashr Abdullah bin Ali ath-Thusi as-Sarraj telah memberi tahu kepada kami .Ia berkata:

Segala puji hanya bagi Allah swt. Yang telah menciptakan makhluk dengan Kekuasaan-Nya.Dan menunjukan mereka untuk ma'rifat pada Nya dengan berbagai jejak ciptaan-Nya dan bukti-bukti ketuhanan-Nya.Dia telah memilih manusia diantara hamba-hamba-Nya dan manusia terbaik di antara makhluk-Nya.Dia khususkan dari mereka orang yang Dia kehendaki dengan apa dan cara apa yang Dia inginkan.Dia bagikan kepada mereka ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang-Nya sesuai dengan apa yang Dia bagikan.Dia beri kebijakan hukum untuk mereka dalam hal itu sesuai dengan kebijakan hukum-Nya.Dia limpahkan kepada mereka hidayah dan taufiq dengan tingkatan dan derajat yang berbeda.Sebagaimana perbedaan mereka dalam akhlak ,rezeki,ajal dan amal.Sebab memang ta ada ilmu dan pemahaman kecuali semuanya telah tercatat dalam kitab Allah Azza wa Jalla atau bersumber dari Hadist-hadist Rasulullah.saw. Atau pada apa yang dibukakan pada hati para wali Allah swt. Agar orang yang hancur itu bisa hancur dengan keterangan yang nyata dan orang yang bertahan hidup itu hidup dengan keterangan yang nyata (pula).Sesungguh Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui 

Shalawat dan salam semoga tetap diberikan kepada seorang Nabi terdepan,yang diagungkan dan di muliakan dari para Nabi-Nya,yang merupakan matahari dan purnama orang-orang pilihan.Dialah Muhammad,seorang hamba dan Rasul-Nya.Semoga shalawat dan salam juga tercurahkan pada keluarga yang dicintainya 

Amma ba'dua.Sesungguhnya saya telah minta petunjuk(istikhorah ) pada Allah swt. dan saya kumpulkan bab-bab penting tentang makna segala sesuatu yang diikuti oleh para ahli tasawuf (kaum Sufi).Dari apa yang pernah dibicarakan oleh para guru dan pemuka mereka tentang makna-makna ilmu mereka,pokok-pokok ajaran asas-asas madzhab (tarekat),berita-berita mereka syair-syair,berbagai persoalan mereka dan jawabannya,berbagai maqam(kedudukan spiritual ) dan hal(kondisi spiritual )mereka.Tak lupa pula saya kumpulkan berbagai kekhusuan dari isyarat-isyarat yang halus,ungkapan-ungkapan yang gamblang dan fasih,lafal-lafal yang sulit namun benar dan sesuai dengan pokok-pokok ajaran mereka ,hakikat-hakikat mereka,wajd-wajd(suka cita)dan pasal-pasal tentang mereka. 

Dalam setiap pasal saya sebutkan sekilas hal yang perlu dikemukakan,dan dalam setiap bab saya sebutkan sekilas isyarat,sesuai kondisi yang diberikan,kesempatan waktu yang memungkinkan dan karunia yang diberika Allah swt. Dengan harapan agar bisa dijadikan suri teladan yang ideal,penjelasan dan argumentasi yang kuat. 

Maka seorang yang melihat buku ini dengan seksama,  penuh  kesadaran, konsentrasi, jiwa yang tercurahkan hanya untuk menelaahnya,disertai dengan pemahaman,perenungan dan pemikiran yang mendalam,niat yang tulus,hati yang bersih,tujuan yang murni untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. bersyukur kepada-Nya atas taufik,pelurusan jalan,hidayah-Nya untuk bersahabat dan mencintai golongan kaum Sufi ini,menentang orang yang mengumbar lidahnya dalam menggunjing dan mengingkari mereka dan orang-orang sebelum mereka,dimana semua itu merupakan anugrah dan karunia-Nya yang diberikan kepadanya,maka ia akan melihatnya sebagai rahmat dan ridha Allah swt. kepada seluruh kaum Sufi. Sebab mereka adalah kaum minoritas,yang memiliki kedudukan dan kehormatan tertinggi di sisi Allah swt. 

Seyogyanya bagi orang yang berakal di zaman kita ini untuk tahu sedikit tentang pokok-pokok ajaran kaum minoritas ini,tujuan mereka,tarekat (jalan) orang-orang yang benar dan memiliki keutamaan dari golongan mereka.Sehingga bisa membedakan antara mereka yang benar-benar kaum Sufi dengan orang-orang yang hanya menyerupai dan mendompleng mereka,mengenakan pakaian kaum Sufi dan atribut-atribut mereka.Dengan demikian diharapkan tidak akan terjerat dalam kekeliruan dan dosa.Sebab kaum Sufi ini adalah orang-orang kepercayaan Allah azza wa Jalla yang bertugas mengemban amanat-Nya di muka bumi.Mereka adalah gudang simpanan rahasia-rahasia dan ilmu-Nya, orang-orang pilihan dari makhluk-Nya.Mereka adalah hamba-hamba-Nya yang penuh ikhlas,para wali-Nya yang bertakwa,para kekasih-Nya yang jujur dan saleh.diantara mereka terdapat orang-orang pilihan, orang-orang terdepan yang berlomba dalam kebaikan, orang-orang baik yang dekat kepada Allah swt.,para wali abdal dan orang-orang jujur.

Mereka adalah orang-orang yang Allah swt.sinari mata hatinya dengan ma'rifat kepada-Nya,anggota badannya dihiasi dengan pengabdian kepada-Nya,dia gerakkan lidahnya dengan selalu berzikir kepada-Nya.Mereka telah ditetapkan sebelumnya untuk mendapatkan yang terbaik dengan pengawasan yang baik dan perhatian yang terus menerus.Mereka dihiasi dengan mahkota kewalian,dikenakan perhiasan-perhiasan hidayah,hatinya disambut dengan penuh kelembutan dan dikumpulkan dihadapan-Nya dengan penuh kasih sayang. Sehingga mereka cukup dengan-Nya dan tidak butuh kepada yang lain,mencurahkan segala-galanaya hanya untuk-Nya,bergantung dan berserah diri hanya kepada-Nya.Mereka selalu beda berdiri didepan pintu rahmat-Nya,rela dengan ketentuan-Nya dan sabar atas cobaan-Nya.Mereka pergi meninggalkan tanah air,berpisah dengan kawan-kawan dan meninggalkan sanak keluarganya hanya karena mengharapkan-Nya.Mereka putus semua ketergantungan dengan selain Allah swt.dan lari dari makhlu.Mereka merasa senang dengan Allah swt.dan gelisah dengan lain-Nya. 

"Demikianlah karunia Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendaki-Nya;dan Allah mempunyai karunia yang besar."(Q.s.Fathir:32).

"Lalu diantara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang terdepan dalam berbuat kebaikan dengan izin Allah.Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar."(Q.s.Fatir: 32)

"Katakanlah,'Segala puji bagi Allah dan kesejahtraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya.'Apakah Allah yang lebih baik,ataukah apa yang mereka persekutukan dengan-Nya?"(Q.s. An-Naml: 59).

Perlu Anda ketahui,bahwa di zaman kita ini telah banyak orang yang berusaha membahas dan memperbincangkan ilmu-ilmu kelompok ini (ilmu tasawuf ).Banyak juga diantara mereka yang menyerupai para Sufi,berusaha memberi isyarat dan jawaban tentang permasalahannya.masing-masing dari mereka menisbatkan pada dirinya suatu kitab yang memperindahnya dan kata-kata indah yang mereka susun secara baik.Padahal mereka bukanlah orang yang ahli pada bidangnya.Sebab para pendahulu dan syeikh Sufi awal yang membincangkan masalah-masalah tasawuf,memberi isyarat-isyarat ini dan berbicara dengan berbagai hikmah hanyalah mereka yang telah memutus ketergantunganya pada makhluk,mematikan hawa nafsu dengan mujahadah (perjuangan spiritual ),riyadhah (latihan spiritual ),munazalah(pertempuran spiritual )wajd(suka cita kepada-Nya) dan amat berkeinginan (ihtiraq).Kemudian dengan segera dan penuh rindu memutus semua hal sekecil apa pun yang merintangi kedekatan mereka dengan Allah swt.sekalipun hanya sekejap mata.Mereka melakukan dengan persyaratan ilmu pengetahuan,kemudian mengamalkannya dan sekaligus merealisasikan dalam tindakannya.Sehingga mereka menggabungkan antara ilmu,hakikat dan amal.

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- (semoga Allah senantiasa memberinya rahmat)-- berkata:

Saya telah buang sebagian besar dari buku ini sanad-sanad yang ada.Saya anggap cukup dengan menyebutkan matan-matan Hadist, Atsar dan cerita,agar ringkas dan gampanga.Bila apa yang saya lakukan itu benar,itu semata karena pertolongan Allah Azza wa Jalla -- dan segala puji hanya milik Allah atas semua itu.Dan jika terjadi kesalahan,baik kekurangan atau masalah berlebihan,itu semua memang karena kesalahan saya.Dan saya tentu wajib beristighgfar dan minta ampun pada-Nya atas segala tindakan tersebut. 

Sementara yang saya sebutkan dalam kitab ini hanyalah jawaban kaum Sufi terdahulu dan kata-kata hikmah mereka.Sebab hal ini saya anggap cukup ketimbang saya berpura-pura ahli sebagaimana banyak dilakukan oleh orang-orang pada akhir-akhir ini,ketika berbicara tentang hal ini,atau memberikan jawaban atau menisbatkan ucapan dan jawaban tersebut pada diri mereka sendiri,padahal mereka sebenarnya hanyalah para plagiator yang mengambil dari hakikat-hakikat dan kondisi spiritual kaum terdahulu.

Setiap orang yang mengambil dari ucapan-ucapan kaum terdahulu yang telah kami terangkan sifatnya,suatu makna dari makna hidup mereka,dimana hal itu merupakan kondisi spiritual,wajddan hasil istinbat(pengambilan hukum dan kebijakan) mereka.Kemudian apa yang diambil itu dipoles dengan apa yang tidak sewajarnya,atau dibungkus dengan ungkapan lain,atau dinisbatkan pada dirinya,sehingga dirinya akan dianggap sebagai bagian penting dari mereka atau untuk memperoleh setatus dan kedudukan di mata awam,atau ingin mengendalikan perhatian manusia kepadanya sehingga dapat mengambil manfaat atau menghindar dari bahaya,maka Allah Azza Wajalla adalah musuhnya dan Dia yang akan memperhitungkan segala perbuatannya.Sebab ia sudah tidak lagi dapat dipercaya dan telah melakuan penghianatan yang dilakukan dalam hal-hal yang bersifat duniawi, 

"Dan sesungguhnya Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat" (Q.s. Yusuf: 52).Semoga Allah swt. Memberi taufik kepada kita.