Kamis, 11 September 2014

KITAB Qami' ath-Thughyan SIRI 7 : MEMENUHI JANJI, MEJAGA LIDAH, MENJAGA KEMALUAN.................



KARYA SYAIKH NAWAWI AL BANTANI
(Memerdekakan budak yang mukmin, Membayar kafarat, Memenuhi janji, Bersyukur, Menjaga lidah dari omongan yang tidak pantas, Menjaga kemaluan dari hal yang dilarang oleh Allah) 

Cabang iman Yang Ke- 30 s/d 35 disebutkan dalam bait syair:

وَاعْتِقْ وَكَفِّرْ اَوْفِ بِالْوَعْدِ اشْكُرَنْ * وَاحْفَظْ لِسَانَكَ ثُمَّ فَرْجَكَ تَغْنَمُ
Merdekakanlah budak, bayarlah kafarat, penuhi janji, bersyukurlah dengan sungguh-sungguh; jaga lidah dan kemaluanmu, niscaya engkau beruntung.
 
Memerdekakan budak yang mukmin

Budak di sini adalah yang dimiliki karena keturunan dari budak yang dimiliki sebelumnya, atau ikut terbeli karena membeli rumah termasuk budak yang memeliharanya, atau budak yang diwariskan oleh keluarga yang meninggal dunia. Nabi saw bersabda: 

مَنْ اَعْتَقَ رَقَبَةً مُسْلِمَةً سَلِيْمَةً اَعْتَقَ اللهُ بِكُلِّ عُضْوٍ مِنْهَا عُضْوًا مِنْهُ مِنَ النَّارِ حَتَّى فَرْجِهِ بِفَرْجِهِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Barangsiapa yang memerdekakan budak muslim lagi tidak cacat, niscaya Allah akan memerdekakan setiap satu anggauta badan dari budak tersebut dengan satu anggauta badan dirinya dari api neraka, hingga kemaluan dengan kemaluannya. H.R. Muslim.
 
Membayar kafarat

Jenis kafarat atau denda ada empat, yaitu:
  1. kafarat dhihar
  2. kafarat pembunuhan
  3. kafarat karena bersetubuh dengan isteri pada siang hari bulan Ramadlan secara sengaja, dan
  4. kafarat sumpah
Tiga bentuk kafarat pertama adalah:
  1. Memerdekakan budak beriman tanpa cacat yang dapat mengganggu bekerja; jika tidak mampu maka:
  2. Berpuasa selama dua bulan berturut-turut dan tidak boleh terputus, meskipun ada halangan atau udzur, kecuali sebab haidl; jika tidak mampu maka:
  3. Memberi makan 60 (enam puluh) orang miskin, setiap orang sebanyak satu kati dari bahan makanan pokok daerah tempat melakukan pelanggaran. Kecuali kafarat pembunuhan, tidak boleh diganti dengan pemberian makanan kepada 60 orang miskin.
Untuk kafarat sumpah harus dilakukan dengan memberi makanan kepada 10 (sepuluh) orang miskin, setiap orang sebanyak satu kati dari bahan makanan pokok daerah tempat melakukan pelanggaran, atau memberi pakaian kepada 10 (sepuluh) orang miskin, atau memerdekakan budak yang beriman. Jika tidak mampu, harus berpuasa selama 3 hari, meskipun terpisah-pisah. 

Memenuhi janji

Dalam surat al-Isra ayat 34 Allah swt berfirman:
... وَاَوْفُوْا بِالْعَهْدِ اِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْؤُوْلاً
... dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.

Rasulullah saw bersabda:
اَلْعِدَةُ عَطِيَّةٌ
Janji adalah pemberian. dan اَلْعِدَةُ دَيْنٌ Janji adalah hutang.

Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda:  

ثَلاَثٌ فِى الْمُنَافِقِ : اِذَا حَدَثَ كَذَبَ وَاِذَا وَعَدَ اَخْلَفَ وَاِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Tiga perkara yang ada pada orang munafik: Jika berbicara berdusta, jika berjanji menyalahi, dan jika diamanati khianat.

Jika tiga hal tersebut terdapat pada diri seseorang muslim, maka keadaannya adalah menyerupai keadaan orang munafik, sebagaimana keterangan Syeikh al-'Aziziy. 

Bersyukur

Dalam surat al-Baqarah ayat 152 Allah swt berfirman:

... وَاشْكُرُوْا لِى وَلاَ تَكْفُرُوْنَ
... dan bersyukurlah kepada-Ku, jangan kau ingkari nikmat-Ku.

Dalam surat an-Nisa ayat 147 Allah swt berfirman:

مَا يَفْعَلُ اللهُ بِعَذَابِكُمْ اِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللّهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا
Mengapa Allah akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman? Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.

Rasulullah saw bersabda:

اَرْبَعُ خِصَالٍ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَمُلَ اِسْلاَمُهُ وَلَوْكَانَ لَهُ مِنْ قَرْنِهِ اِلَى قَدَمِهِ خَطَايَا اَلصِّدْقُ وَالشُّكْرُ وَالْحَيَاءُ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
Ada empat hal, Barangsiapa yang pada dirinya terdapat hal tersebut niscaya sempurna keislamannya, meskipun dari ujung rambut sampai kakinya terdapat kesalahan. Empat hal tersebut adalah: kejujuran, syukur, malu berbuat maksiat, dan budi pekerti yang baik.

Syukur mengandung tiga unsur, yaitu:
  1. Ilmu
    Yaitu mengetahui bahwa bahwa semua kenikmatan yang diterima pada hakekatnya adalah dari Allah swt Sedangkan semua orang yang menjadi sebab dari kenikmatan tersebut pada hakekatnya hanyalah sebagai perantara semata-mata yang dipaksa oleh kehendak dan kekuasaan Sang Pemberi nikmat, Allah swt Namun Allah swt mengajarkan kepada kita agar kita pandai berterima kasih kepada orang-orang yang menjadi perantara dari kenikmatan Allah swt tersebut, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
لاَ يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللهَ رواه أبو داود
Yang tidak termasuk bersyukur kepada Allah adalah orang yang tidak bersyukur kepada manusia. Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka dia tidak bersyukur kepada Allah.
  1. Hal atau keadaan
    Yaitu kegembiraan karena nikmat datang:
    • Gembira karena melihat wujud dari kenikmatan yang datang.
    • Gembira karena melihat manfaat dari kenikmatan yang datang.
    • Gembira karena memandang kepada pemberian nikmat dari Sang Pemberi nikmat.
      Kegembiraan hati yang termasuk unsur syukur adalah yang terakhir.
  2. Amal
    Yaitu penggunaan kenikmatan yang telah diterima:
    • untuk maksiat.
    • untuk menuruti keinginan nafsu yang bukan maksiat.
    • sesuai dengan keinginan dan tujuan Sang Pemberi nikmat, Allah swt
      Amal yang termasuk unsur syukur adalah yang terakhir.
Menurut Syeikh Syubuli, syukur adalah memandang kepada Sang Pemberi nikmat dan tidak memandang kepada kenikmatan. Sebagian ulama berpendapat bahwa kesyukuran orang awam adalah terhadap kebutuhan dasar yaitu makanan, minuman, dan pakaian. Sedangkan kesyukuran orang khusus adalah terhadap hal-hal yang datang pada hati (jiwa). 

Menjaga lidah dari omongan yang tidak pantas

Dalam surat Qaf ayat 18 Allah swt berfirman:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
Tiada suatu kata yang diucapkan, kecuali di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.

Rasulullah saw bersabda:

قَيِّمُ الدِّيْنِ اَلصَّلاَةُ وَسَنَامُ الْعَمَلِ اَلْجِهَادُ وَاَفْضَلُ اَخْلاَقِ الإِسْلاَمِ اَلصَّمْتُ حَتَّى يُسَلِّمَ النَّاسُ
Tegaknya agama adalah dengan salat; puncak amal adalah berjuang; dan akhlak Islam yang paling utama adalah diam, sehingga orang memberi salam.

Sahabat Abu Hurairah ra meriwayatkan hadits Rasulullah saw:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا اَوْ لِيَصْمُتْ
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah dia berkata baik atau diam.

Menurut Imam asy-Syafii, jika seseorang ingin berbicara, ia harus memikirkan hal yang akan diucapkan. Jika nampak kemaslahatannya, ia boleh berbicara, dan jika ragu hendaknya tak usah bicara sehingga jelas kemaslahatannya. Sebagian orang bijak berkata: "Barangsiapa yang berbicara selain dalam kebaikan, maka ia telah berbuat sia-sia. Barangsiapa yang melihat sesuatu tanpa mengambil pelajaran dari yang dilihatnya, maka ia benar-benar telah lupa. Barangsiapa yang diam tanpa berfikir, maka ia benar-benar telah berbuat percuma." Kata orang bijak: "Apabila pembicaraan membuatmu heran, diamlah. Dan apabila diam telah membuatmu heran, maka berbicaralah!" 

Menjaga kemaluan dari hal yang dilarang oleh Allah

Maksudnya adalah menjaga kemaluan dari zina, liwath (homo seksual), musahaqah(lesbian) dan mufakhadzah. Liwath adalah memasukkan kemaluan lelaki ke dalam dubur pria. Musahaqah adalah perbuatan yang dilakukan orang perempuan dengan perempuan lain dengan farjinya. Mufakhadzahadalah perbuatan yang dilakukan seorang lelaki dengan dzakarnya pada lelaki lain di pahanya.

Dalam surat al-Isra ayat 32 Allah swt berfirman:

وَلاَ تَقْرَبُوْا الزِّنَى اِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَآءَ سَبِيْلاً
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.

Dalam surat asy-Syu'ara ayat 165 Allah swt berfirman:

اَتَأْتُوْنَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِيْنَ
Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki dari manusia?

Dalam surat al-A'raf ayat 81 Allah swt berfirman:

اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُوْنِ النِّسَآءِ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُوْنَ
Sesungguhnya kamu sekalian mendatangi para lelaki untuk memuaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, bahkan kamu sekalian adalah kaum yang melampaui batas.

Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَحْيِىْ مِنَ الْحَقِّ لاَ تَأْتُوْنَ النِّسَآءَ فِى أَدْبَارِهِنَّ
Sungguh Allah tidak memerintahkan bersikap malu dalam menerangkan kebenaran. Janganlah kamu sekalian mendatangi para wanita pada dubur mereka.

Selasa, 09 September 2014

PERISAI MUKMIN FASAL 3 : Ilmu



Orang yang memiliki perisai ini akan menjadi cahaya di tengah gelapnya alam jahiliyah. Allah Subhanahu wa Ta'ala Telah menjadikan kitabnya berisi ilmu. Dan dengan kitab itulah paranabi dan rasul dikaruniai perisai ini. Perisai yang dapat me-ngeluarkan ummat manusia dari kekafiran, kefasikan dan kezaliman diri mereka kepada keimanan. Bahkan manusia hanya dapat menguasai alam dengan perisai ilmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

"Allahlah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seidzin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nyadan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untukmu apa yang adadi langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir." (QS al-Jaatsiyah 45:12-13).

Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengangkat derajat orang-orang yang memiliki perisai ini dengan landasan iman. Karena tidaklah dikatakanberilmu atau bermanfaat ilmunya sedikitpun tanpa adanya kendali iman.Sebagaimana tersirat dalam firman-Nya yang berbunyi:

 "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Al-Mujaadilah 58:11).

PERISAI MUKMIN FASAL 2 : Al-Iman



Perisai yang satu ini adalah langkah yang mengawal seseorang untuk mengenal hakikat siapa Tuhan yang patut disembah, malaikat-malaikat yang harus diyakini, nabi-nabi dan rasul yang harus diteladani, kitab-kitab yang harus dipedomani, hari akhir yang tidak dapat dipungkiri, qadla' dan qadar yangharus diimani.Tidak ada satu perisai yang lebih mahal dari bumi dan seisinya melainkan perisai iman. Wanita, anak-anak, kendaraan, perniagaan yang dikhawatirkan akan kerugiannya, dan jabatan merupakan perhiasan yang menyilaukan hati sekian banyak manusia dan tidak mempunyai kemanfaatan sedikit pun tanpa perisai iman.Semuanya itu justru menjadi fitnah yang akan digantungkan pada leher seseorang yang tidak memiliki kendali iman. Sebaliknya, semua perhiasan itu menjadi satu amanat jika berada di tangan orang yang memiliki perisai iman. Orang-orang yangsiap menjalankan perintah, menjauhi segala larangan, dan yang akan menerima janji-janji dan berita gembira.

 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

"Katakanlah: 'Siapakah yang mengharapkan perhiasan dari Allah yang telahdikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan rezki yang baik?' Katakanlah:'Semuanya itu bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus(untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagiorang-orang yang mengetahui." (QS al-A'raaf 7:32).

Minggu, 10 Agustus 2014

BAIAT ITU HUKUMNYA WAJIB TAPI SULIT DILAKSANAKAN

GHOUTSU HADZAZ ZAMAN DI MANA MANUSIA BERBAIAT.

Bismillahir rohmaanir rohiim
Assalamu’alaikum wr wb.



Manusia dihadirkan Allah ke permukaan bumi, Hanya untuk mengabdi kepada Allah. Semua bentuk pengabdian para manusia kepada Allah sangat banyak macam dan variasinya, sehingga setiap terjadi penyimpangan dalam pengabdian , Allah menurunkan kekasihnya untuk menuntun dan membimbing ummat manusia yang secara umum disebut Nabi dan Rosul yang harus ditaati.



Setiap Nabi dan Rosul , membawa sistim dan tata cara masing masing sesuai keadaan Zaman. Namun, yang sangat perlu kita sadari bahwa semua sistim itu merupakan alat dan cara yang pada dasarnya membawa misi yang sama yaitu taat kepada Allah dan Rosulnya.



Semua Bimbingan taat kepada Allah dan rosulnya, yang dibawa oleh para  Nabi  pada prinsipnya sama. Semua di berikan dalam bentuk ajaran TAUHID. Ajaran untuk me-Wahid-kan Allah yang singkatnya  disebut AGAMA TAUHID . Yaitu ajaran tentang ketuhanan (Mengenal Allah SWT). Dimana dalam ajaran itu dijelaskan tentang sifat-sifat yang berkaitan dengan sifat wajib, muhal dan jaiz bagi Allah SWT. Dan juga sifat-sifat yang berkaitan dengan sifat-sifat Rosul sebagai Utusan Allah . 



Nabi Adam as. mengenalkan pada semua makhluk (anak cucunya) bahwa, Tuhan yang wajib disembah adalah hanya Allah . Karena Allah SWT yang menciptakan segala sesuatu serta mengatur semua yang ada di langit, bumi, gunung, laut dan lain-lainnya. Semuanya adalah ciptaan Allah swt. Dengan ajaran tauhid itu di harapkan, manusia mengenal Tuhannya. Sehingga manusia mau tunduk dan patuh kepada Tuhannya, yaitu Allah SWT



Nabi Adam as. menanamkan jiwa keimanan terhadap Allah SWT. kepada seluruh anak keturunnanya. Dan meyakinkan bahwa tiada Tuhan selain Allah . Setelah hal itu berhasil, Nabi Adam as. mengenalkan tentang aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Yang berkaitan dengan syari’at. tentang peribadatan seorang hamba, sebagai upaya dan media untuk lebih mendekatkan diri kepada tuhannya . Hukum syari’at itu mengenalkan manusia tentang hak dan kewajibannya. Serta rutinitas yang harus dijalankan setiap waktu. Hukum itu meliputi sholat, nikah, shodaqoh, warisan dan lain-lainnya. Sholat pada masa Nabi Adam as. itu caranya berbeda dengan sholat yang ada pada masa Nabi Muhammad saw. Begitu juga halnya dengan shodaqoh, warisan dan lain-lain. Sepeninggal Nabi Adam Alaihi Salam , kemudian ajaran beliau diselewengkan oleh anak cucu beliau. Kemudian Allah mengutus Mbah Nabi Idris AS .  begitu pula , sepeninggal Nabi Idris AS , ajaran tauhid ini diselewengkan kembali,  Keadaan ini terulang kembali dan terulang kembali. Sehingga setiap terjadi penyelewengan , Allah senantiasa mengutus salah seorang hambanya yang paling taat dan paling terpercaya untuk mengarahkan dan menuntun ummat.



Setelah sekian kurun waktu, Mbah Nabi Ibrahim AS mendobrak sistim yang tentunya atas dasar perintah Allah yang secara syariat, menuntun peribadatan bagi sekalian manusia. Namun bidang Keimanan , beliau sama sekali tidak mengadakan hal baru .  beliau mengajarkan tauhid sebagaimana nabi nabi sebelumnya.



Dalam kenyataannya , manusia tetap menyeleweng dan senantiasa menyeleweng dari tuntunan yang digariskan. Hingga tak terhitung jumlah para nabi yang ditugaskan untuk senantiasa menetapi ajaran tauhid, sebagaiman kita ketahui bersama Allah juga telah menugaskan Nabi Ismail , Nabi Ya’qub , Nabi Yusuf , Nabi Ishak , dan seterisnya hingga kepada Nabi Isa Alaihi Salam.



Dalam kisaran 600 tahunan , hamper semua manusia membuat penelewengan kembali dan tinggal beberapa ahli kitab yang masih memegang tauhid, yang salah satunya terkenal berpegang teguh ajaran tauhid  adalah Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai, Ubaidillah bin Jashsy bin Ri’ab bin Ya’mar bin Shabrah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad bin Khuzaimah (ibunya bernama Umaimah binti Abdul Muththalib), Utsman bin Al-Huwirits bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai, dan Zaid bin Amr bin Nufail bin Abdul Uzza bin Abdullah bin Qurth bin Riyah bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luai.

Sebagian di antara mereka berkata kepada sebagian yang lain, ‘Demi Allah, belajarlah kalian, karena kaum kalian tidak berada pada sesuatu yang bisa diandalkan. Sungguh mereka telah menyimpang dari agama nenek moyang mereka, Ibrahim. Bukan batu yang kita thawaf di sekitarnya, karena batu tidak mendengar, tidak melihat, tidak bisa memberi madharat, dan tidak bisa memberi manfaat.

Beberapa orang tersebut senantiasa mengembara guna mencari agama Nabi  Ibrahim AS yang hanif. Sangat jelas bahwa para ahli kitab sudah menyimpang dari ajaran yang dibawa oleh Nabi Isa AS. Hingga Allah mengutus kembali dan sekaligus menyempurnakan agama agam yang pernah dibawa oleh para nabi.



Kini kita sadari bersama bahwa kita sudah melewati ambang batas yang kedua. Sudah berselang 1400 tahun lebih.  Jika Jaman Nabi Isa AS menuju Junjungan Kita  Muhammad Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam mengalami penyimpagan sekitar 600 tahunan , ini sangat memungkinkan sekali kita yang sudah tertinggal selama 1435 tahun ini , besar kemungkinan terjadi penyelewengan dan penyimpangan. hanya saja Allah menetapkan bahwa tidak ada nabi sepeninggal Muhammad Rosdululloh SAW.  Ini bukan berarti tidak ada pemimpin. Justru bumi ini  akan hancur ketika tidak ada pemimpin yang meneruskan ajaran beliau . Justru manusia akan lebih menyimpang tanpa keberadaan Ulil Amri atau Ghoutsu Zaman. 



Bukti bukti penyimpangan dan penyelewengan manusia itu bisa kita lihat dari tanda tanda antara lain:

1.     Banyaknya macam / ragam dalam Islam yang saling memojokkan antara satu sama lain.
2.    Setiap kelompok mengklaim akan kebenaran pahamnya dan menyesatkan kelompok lain.
3.    Manusia kehilangan keprihatinan kepada ummat pada umumnya. 
4.    Manusia mengalami kebodohan ( Jahil ) bidang tauhid. 
5.    Manusia mengalami kesulitan dalam mencari pemimpin yang Rosuli.
6.    Terputusnya manusia umum dalam berhubungan dengan Ulil Amri secara rohani.
7.    Manusia menjauhi Ulama sebab sulitnya menyaksikan kebenaran yang disampaikan.
8.    Masih banyak lagi tanda tanda lain


Manusia yang taat kepada Allah, semua berjanji ( BAIAT ) akan senantiasa mentaati tuntunannya dan mengikuti orang sesudahnya yang mengajak taat kepada Allah dan Rosulnya. Hanya saja dengan berjalannya waktu dari generasi ke generasi membuat penyelewengan. Ada yang menjadikan para Nabi dan Rosul sebelumnya menjadi sesembahan. Dan ada yang yang sama sekali keluar dari ajarannya dengan cara merubah pola pikir dan pemahamannya. Lebih jauh lagi ada yang membuat ajaran ajaran ( keimanan ) yang menyekutukan Allah.



Berbaiat kepada seorang ulil amri menurut Alqur’an itu wajib. Manusia wajib taat kepada Ulil Amri. Namun bagi kita manusia sekarang , kemanakah kita harus taat ?  



Mencermati kesimpang siuran bidang taat di masyarakat, dan minimnya bidang tauhid , makin hari makin kita rasakan. Mencari guru untuk berbaiat , sudah sangat sulit. Berbaiat kepada sembarang orang juga tidak mungkin. Sebab tujuan berbaiat , yaitu dalam rangka menetapi keimanan kita kepada Allah dan Rosulnya.







Semoga kita segera dipertemukan dengan Ghoutsi Hadzaz Zaman Rodhiyallohu anhu. Aamiin.

Wabillahi taufiq wal hidayah

Wassalamu’alaikum wr wb