Selasa, 28 Agustus 2012

54 RIBU KALI LATIHAN DALAM SHALAT

Baik secara individu maupun secara institusi, pelatihan saat ini menjadi sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat luas sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Tetapi sebetulnya ada semacam pelatihan yang sangat diperlukan oleh manusia sebagai bahagian dari masyarakat luas. Yang dengan pelatihan tersebut insya Allah manusia akan meningkat derajatnya baik di dunia ini, maupun di akhirat nanti.

Pelatihan tentang apa? iaitu tentang kejujuran. Sebab masalah kejujuran sekarang ini menjadi sangat langka. Semua orang kepingin jujur, tetapi ketika terbentur pada sesuatu, mereka lebih baik memilih sikap tidak jujur. Padahal semua orang mengerti bahwa tidak jujur atau dusta, atau bohong adalah salah satu dari sifat yang dibenci oleh Allah.

Kata Rasulullah saw ;
Empat macam sifat, siapa yang ada padanya keempat macam sifat itu, maka ia betul-betul munafik tolen. Siapa yang ada padanya salah satu sifat itu, ia mempunya sifat nifaq, sampai ia meninggalkannya. Keempat macam sifat itu ialah Jika berkata ia bohong atau dusta, jika berjanji ia menyalahi janji, jika akad ia cidera, dan jika berdebat ia curang.
(HR. Bukhari, Muslim)

Berkatalah yang benar, karena benar itu akan menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan menuntun ke dalam surga. Berhati-hatilah terhadap dusta, karena dusta itu menuntun kepada curang, dan curang itu akan menuntun ke dalam neraka....
(HR. Bukhari, Muslim)

Tentu yang dimaksud dengan perkataan benar tersebut adalah perkataan yang bukan dusta, yang bukan bohong. Artinya seseorang haruslah berlaku jujur. Bagaimana seseorang agar terus terpelihara kejujurannya?

Marilah kita lihat perilaku shalat kita. Shalat yang dicontohkan dan diajarkan oleh junjungan kita rasulullah saw, adalah begitu indahnya, begitu bermaknanya. Mulai dari gerakan-gerakannya, sampai dengan do'a-do'a yang diucapkan sungguh sangat sesuai.

Shalat memiliki sembilan gerakan. Terdiri dari delapan gerakan fisik dan satu gerakan metafisik. Gerakan-gerakan itu ialah :
1. Takbiratul ihram ( fisik )
2. Menundukkan kepala ( fisik )
3. Tangan bersedakap ( fisik )
4. Harmonisasi indera dan hati ( meta fisik )
5. I'tidal ( fisik )
6. Rukuk ( fisik )
7. Sujud ( fisik )
8. Duduk bersimpuh ( fisik )
9. Salam ( fisik )

Dalam gerakan yang ke empat, terjadi harmonian gerakan yang sangat halus dan indah. Di sini terjadi perpaduan antara panca indera dan qalbu yang menyatu membentuk perilaku khusyu'

Setelah melakukan gerakan ke satu, dua dan tiga, maka bersamaan dengan memulainya shalat, panca indra seseorang yang sedang khusyu' juga bergerak dengan halus dan lembut agar tercapai suatu keadaan yang tenang, damai dan teduh dalam audensinya dengan Allah Swt.

Dalam gerakan yang sangat lembut ini semua panca indra dan qalbu berpadu meyakini do'a yang diucapkan oleh bisikan bibir, mulai dari takbiratul ihram, do'a iftitah, bacaan umul kitab, ayat-ayat al-qur'an, sampai kepada salam di akhir shalat.

Disinilah terjadi perpaduan yang sangat harmonis dan sangat indah, yang menimbulkan kekuatan luar biasa, bagaikan manusia yang bisa bergerak laksana cahaya untuk menuju Allah. Sehingga jarak yang jauh antara seorang hamba dengan Khaliqnya bisa ditempuh dengan begitu cepatnya. Jarak yang semula dianggap jauh oleh manusia, dengan kekhusyu'an shalat, manusia bisa " bertemu" dengan Allah dengan cepat karena jarak antara seorang hamba dengan sang Khaliq menjadi begitu dekatnya.

QS. Al – Baqarah : 186
Dan apabila hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku memperkenankan permohonan seseorang bila ia memohon kepadaKu. Karena itu hendaklah ia mentaati segala perintahKu dan beriman kepadaKu, semoga la selalu dalam kebenaran.

QS. Al- Waqi'ah : 85
Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat.

QS. Qaf : 16
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.

Mari kita renungkan, manfaat apa yang dapat kita ambil dari gerakan harmoni tersebut? Tiada lain adalah tentang nilai KEJUJURAN.

Seorang yang khusyu' dalam shalatnya, ialah yang bisa memadukan gerakan bathinnya dan gerakan panca inderanya yang menyatu dan dipersembahkan hanya untuk Allah Swt.

Dan apabila dalam kehidupan sehari-hari "pelatihan kejujuran" ini diterapkan dengan sebaik-baiknya, tentulah sangat indah kehidupan seeorang. Apa yang diucapkan selalu sama dengan hatinya, apa yang dilihatnya selalu sama dengan apa yang didengarnya, sehingga dalam kehidupannya seseorang akan memegang nilai kejujuran dengan sepenuh hatinya.

Perhatikanlah gerakan–gerakan dalam shalat yang khusyu'. Ketika bibir berbisik memanjatkan do'a-do'a dalam shalat, maka :
Hati nurani mendengarkan dan sekaligus membenarkan setiap ucapannya. Bersamaan itu telinga mendengarkan dengan seksama. Pada saat itu pula mata tunduk tawadhu' takut akan siksaNya. Dan pada saat itu pula nafas bergetar halus mengikuti ritme pujian do'a yang sangat agung dan indah. Dan pada saat itu pula seluruh perasaannya tenteram, teduh dan tenang, sebuah gambaran jiwa yang muthmai'nah.

Pelajaran yang sangat berharga dari gerakan ini ialah, bahwa setiap apa yang diucapkan oleh mulut, akan dibenarkan oleh hati. Dan kemudian disaksikan oleh mata, pendengaran maupun hirupan setiap nafasnya.

Ertinya, seorang muslim setiap ia melakukan shalat diajari dan dilatih oleh shalatnya untuk melakukan kejujuran. Apa saja yang disaksikan oleh mata dan telinganya pastilah akan sama dengan apa yang diucapkan bibirnya, yang sekaligus akan dibenarkan pula oleh qalbunya.

Agar lebih terasa dan lebih bermakna pelajaran tersebut, marilah kita berhitung. Misalnya, seorang muslim yang sudah berusia 40 tahun, apabila ia melakukan shalat secara rutin sejak umur 10 tahun, maka untuk shalat wajib saja dapat dihitung sebagai berikut :
Pada saat ia berusia 40 tahun, berarti ia telah melakukan shalat selama 30 tahun. Jika dihitung maka ia telah melakukan shalat wajib sebanyak,
 
30 X 360 hari X 5 waktu = 54.000 kali.
Artinya ketika ia sudah berumur 40 tahun, ia telah diberi pelajaran dan dilatih oleh shalatnya tentang KEJUJURAN sebanyak 54.000 kali, selama 30 tahun, subhaanallah......

Ironisnya, banyak sekali orang yang berusia 40 tahun bahkan lebih tua lagi, ia masih bisa mengatakan putih, padahal mata dan pendengarannya menyaksikan bahwa itu sebenarnya hitam. Kadang mulut mengatakan "tidak ada", padahal pandangannya baru saja menyaksikan "ada"

Rasanya kita sudah cukup fantastik mengikuti "PELATIHAN" sebanyak 54. 000 kali dalam waktu 30 tahun,...subhaanallah..

Ssemoga dengan menyadari akan hal ini kita semua akan kembali pada fitrah kita sebagai manusia yang tawadhu' dan menjunjung tinggi nilai kejujuran. Kata Rasulullah saw : " ...berkatalah yang benar, jika tidak dapat maka diamlah, karena ltulah yang akan lebih menyelamatkan kamu..."

RAHSIA HATI KITA : TANDA-TANDA HATI KITA KERAS

Hati adalah sumber ilham dan pertimbangan. Ia juga adalah tempat lahirnya cinta dan benci, keimanan dan kekufuran, taubat dan sikap degil serta ketenangan dan kebimbangan.

Hati merupakan sumber kebahagiaan jika kita mampu membersihkannya namun sebaliknya ia merupakan sumber bencana jika kita gemar menodainya. Aktiviti yang dilakukan sering berpunca daripada lurus atau bengkoknya hati.

Abu Hurairah r.a. berkata, "Hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah tentera.
Jika raja itu baik, maka akan baik pula lah tenteranya. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tenteranya".

Hati yang keras mempunyai tanda-tanda yang boleh dikenali, di antara yang terpenting adalah seperti berikut:

1. Malas melakukan ketaatan dan amal kebajikan

Terutamanya malas untuk melaksanakan ibadah, malah mungkin memandang ringan. Misalnya tidak serius dalam menunaikan solat, atau berasa berat dan enggan melaksanakan ibadah-ibadah sunat.

Allah telah menyifatkan kaum munafik dalam firman-Nya yang bermaksud, "Dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." (Surah At-Taubah, ayat 54)

2. Tidak berasa gerun dengan ayat al-Quran

Ketika disampaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan janji dan ancaman Allah, hatinya tidak terpengaruh sama sekali. Mereka juga lalai daripada membaca al-Quran serta mendengarkannya. Bahkan enggan dan berpaling daripadanya.

Sedangkan Allah S.W.T memberikan peringatan, "Maka beri peringatanlah dengan al-Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku."(Surah Al-Qaf, ayat 45)

3. Berlebihan mencintai dunia dan melupakan akhirat

Segala keinginannya tertumpu untuk urusan dunia semata-mata. Segala sesuatu ditimbang dari segi keperluan dunia. Cinta, benci dan hubungan sesama manusia hanya untuk urusan dunia sahaja. Penghujungnya jadilah dia seorang yang dengki, ego, individulistik, bakhil serta tamak terhadap dunia.

4. Kurang mengagungkan Allah

Sehingga hilang rasa cemburu dalam hati, kekuatan iman menjadi lemah, tidak marah ketika larangan Allah diperlekehkan orang lain, tidak mengamal yang makruf serta tidak peduli terhadap segala kemaksiatan dan dosa.


MAKTUBAT IMAM RABBANI : SHARIAT SAYYIDINA MUHAMMAD SAW ADALAH INTIPATI SEMUA SHARIAT


 SURAT IMAM AHMAD SIRHINDI (PENDIRI TAREKAT NAQSYABANDIYYAH MUJADIDIYYAH)

 JILID PERTAMA - SURAT KE-79

MAKTUBAT IMAM RABBANI

Surat ini, ditulis kepada Jabbari Khan, kata Din yang cemerlang ini telah membawa semua Din yang lalu bersama-sama dan mematuhi Din ini bermakna patuhi semua Din yang sebelumnya.

Semoga Allahu Ta'ala memberkati kami dengan banyak mematuhi Shariat cemerlang yang dibawa oleh Sayyidina Muhammad (SALL Allahu 'alaihi wa sallam), membuat kemajuan dalam perjalanan ini benar, sekali gus mencapai persetujuan dan cintaNya! Allahu Ta'ala telah terkumpul semua (bayang-bayang) yang paling matang dan atasan Nama-Nya dan sifat-sifat di Hadrat Muhammad (SALL Allahu 'alaihi wa sallam), yang adalah hamba-Nya yang paling tercinta dilahirkan dan RasulNya. Semua sifat-sifat ini atasan muncul kepadanya dalam apa cara yang sesuai dengan seorang hamba yang dilahirkan. Buku apa yang diturunkan kepadanya, Al-Quran, adalah intipati semua buku-buku yang telah diturunkan kepada semua Nabi-nabi lain. Apa yang telah diisytiharkan dalam semua mereka wujud di dalamnya juga. Shariat yang telah diberikan kepada Nabi besar ini adalah seperti krim diekstrak dari semua Shariats lalu. Tiap-tiap tindakan yang diisytiharkan oleh Shariat ini benar dan soleh telah dipilih dan diperolehi daripada tindakan dan perbuatan yang telah diisytiharkan dalam Shariats sebelumnya. Selain itu, terdapat perbuatan yang dipilih atau diperolehi dari tingkah laku malaikat. Sebagai contoh, satu kumpulan malaikat diperintahkan untuk melakukan RUKUK [rukuk semasa solat namaz.].

Ramai daripada mereka telah diperintahkan supaya sujud, dan beberapa yang lain diperintahkan untuk menunaikan qiyam, yang menyembah oleh kedudukan. Begitu juga, beberapa daripada Ummats lepas hanya diperintahkan untuk melaksanakan solat pagi. Lain diperintahkan untuk menunaikan solat masa-masa lain. Apa yang ditapis dan dipilih daripada ibadat dan perbuatan yang Ummats lepas dan malaikat lebih dekat kepada Allahu Ta'ala telah dimasukkan ke dalam 

Din ini. Atas sebab ini, untuk mengesahkan, untuk mempercayai ini Din dan mematuhi arahan ini Din akan bermakna untuk mengesahkan dan patuhi semua Din lalu. Ini bermakna untuk mengatakan bahawa orang-orang yang menepati ini Din akan menjadi pemurah yang paling dan terbaik daripada Ummats. Dan sesiapa yang ingkar dan tidak suka ini Din dan yang enggan mematuhi yang beriman serta taat tiada Dins sebelumnya. Dengan cara yang sama, orang yang ingkar Hadrat Muhammad (SALL Allahu 'alaihi wa sallam) dan yang bercakap sakit Nabi yang hebat, yang tertinggi dari semua orang dan umat pilihan yang baik, akan mengingkari perfectness yang dan keunggulan Nama-nama dan sifat-sifat Allahu Ta'ala. Untuk mempercayai 'alaihi-s-salatu wa-s-salam' Rasulullah, untuk merealisasikan keunggulan bermakna sedar dan percaya dalam semua sifat-sifat atasan. Ini bermakna untuk mengatakan bahawa orang yang tidak percaya ini Nabi dimuliakan dan yang tidak suka Din, yang ia dibawa, adalah yang paling teruk, yang basest ummats dan orang. Ia telah diisytiharkan dalam ayat 98 surah-ul-Tawba: "kekufuran dan irreligiousness yang mereka yang buta huruf adalah lebih keras daripada orang lain."

Maksud dua syair Parsi:
Muhammad ('alaihi's-salam), yang dilahirkan di Saudi,
Beliau yang dikasihi di sini dan di akhirat!
Membiarkan mereka menjadi bawah tanah, hancur, hancur
Jika tidak mahu menjadi debu dan tanah pintu!
Terima kasih kepada Allahu Ta'ala, yang menghantar semua rahmat dan pertolongan, untuk ia dilihat yang anda suka dan teliti beriman ini Shariat dan Rasul (Sayyidina Muhammad), dan bahawa kamu bertaubat untuk tingkahlaku yang tidak sesuai anda. Mei Allahu Ta'ala meningkatkan kesedaran ini kamu! Amin.

Terima kasih adalah untuk Allahu Ta'ala bahawa kepercayaan yang sangat baik dan pemikiran untuk Islam dan untuk pemilik (alaihissalatu wassalamu wattahiyya) dilihat pada anda sangat mudah, dan taubat yang berterusan bagi perbuatan yang tidak sesuai anda jatuh ke dalam banyak anda. Semoga Allahu Ta'ala memberikan anda lebih.

Kedua, saya ingin menambah bahawa Shaikh Mustafa, yang telah membawa surat ini kepada anda, datang dari keluarga Qadi Sharih. Kanak-kanak daripada keluarga yang tulen telah mencintai dan dihormati di negara ini. Material, mereka telah membawa kehidupan yang mudah. Shaikh Mustafa, yang disebut di atas, tidak mempunyai gaji. Atas sebab ini, beliau dalam perjalanan ke arah menjadi seorang askar. Beliau mempunyai kertas yang perlu rasmi dengan dia. Adalah diharapkan bahawa dia akan menghapuskan masalah ini dengan bantuan anda dan mendapatkan ketenangan jiwa. Biar saya tidak memberikan anda sakit kepala dengan menulis lebih. Beritahu wazir besar masalah itu tepat dan meminta beliau untuk menyelesaikan bahawa dia akan menyingkirkan perselisihan ini dan mempunyai ketenangan dalaman. Wassalam wal Iqram.

MAKTUBAT IMAM SIRHINDI : UBAT TERBAIK UNTUK MENULENKAN HATI ADALAH MEMATUHI SHARIAT (MAKTUBAT IMAM RABBANI)


SURAT IMAM AHMAD SIRHINDI RABBANI (PENDIRI TAREKAT NAQSYABANDIYYAH MUJADIDIYYAH)


JILID  1, SURAT 42

Ubat yang terbaik untuk menulenkan hati adalah mematuhi  Shariat


Surat Ini, ditulis kepada Shaikh Darwish, menerangkan bahawa ubat yang terbaik untuk membersihkan karat mencintai orang lain dari hati adalah untuk berpegang kepada saniyya Sunnat-i
​​(Shariat).
Moga Allahu Ta'ala memberi anda keselamatan! Selagi sebagai seorang yang masih disertakan dengan pelbagai perkara hatinya tidak boleh disucikan.
Selagi ia masih busuk ia akan kekal kehilangan dan jauh dari kebahagiaan. Cintakan perkara-perkara lain daripada Allahu Ta'ala adalah titik hitam dalam hati kamu, yang dipanggil Haqiqat-i-Jamia[Bahawa yang telah terkumpul segala-galanya dalam dirinya sendiri.]. Noda ini perlu dibersihkan.
Pembersih terbaik untuk diikuti, untuk mentaati, Sunnat-i ​​saniyya-i Mustafawiyya (ala masdariha-ssalatu adalah-salami wattahiyya). Berikutan saniyya Sunnat-i ​​menghapuskan dengan tabiat dan keinginan nafs yang menyebabkan hati menjadi gelap.
Betapa bertuahnya bagi mereka yang berbangga dengan menerima berkat ini! Malu apabila orang-orang yang tidak berpeluang untuk nasib tinggi ini! Moga Allahu Ta'ala memberi keselamatan kepada anda dan kepada orang-orang yang mengikuti jalan yang benar!
[Perkataan "Sunnat" mempunyai tiga makna dalam agama kita. Apabila "Buku dan Sunnat" dikatakan bersama-sama, "Kitab" ertinya "al-Quran" dan "Sunnat" ertinya "hadis-hadis."
Apabila disebut sebagai "Fard dan Sunnat" Fard bermaksud "perintah Allah" dan "Sunnat" ertinya " Sunnat Nabi, iaitu, perintahnya".
 Apabila perkataan "Sunnat" digunakan secara bersendirian, ia bermakna "Shariat, iaitu, semua kaedah-kaedah Islam".
Buku fiqh mengatakan bahawa ini adalah demikian. Sebagai contoh, ia ditulis dalam buku Mukhtasar al-Quduri, "Sesiapa yang mengetahui Sunnat terbaik menjadi imam [Apabila umat Islam melaksanakan namaz dalam jemaah (Jamaat), salah seorang daripada mereka membawa, menjalankan namaz Beliau dipanggil imam. ].
" Dalam menjelaskan hal ini, Kitab Jawhara  berkata, "Di sini, 'Sunnat' bermaksud 'Islam."
Adalah difahamkan bahawa adalah perlu untuk mematuhi Islam untuk menulenkan qalbu Mentaati Shariat bermakna melakukan perintah-perintah dan menjauhkan diri dari larangan dan bidaah
Bidaah bermaksud sesuatu yang dicipta selepas itu. Mengadakan  perkara-perkara yang tidak wujud semasa zaman Nabi dan 'Anhum Radi-Allahu' khalifah empat yang telah direka dan dilakukan di atas nama ibadat. Sebagai contoh, ia adalah perlu untuk membaca (dipanggil ayat) Ayat-al-Kursi [Ayat di dalam Al-Qur'an dipanggil ayat. Terdapat 6236 ayat di dalam Al-Quran. "Ayat-ul-kerusi" adalah salah satu daripada mereka.
Ia menerangkan kebesaran Allah dan bahawa kuasa-Nya adalah tak terhingga.] Serta-merta selepas namaz (solat lima waktu dipanggil), ia adalah bidaah untuk membaca (sembahyang diistilahkan) ['Solatan Tunjina' solat perkataan bermakna kedua-dua namaz dan doa.
Orang Islam menghantar doa-doa mereka kepada Allah supaya pangkat Nabi akan naik dan beliau akan diberi lebih rahmat.
Solat sedemikian itu dipanggil solat, terlalu. Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berdoa demikian.
Dia menyelamatkan mereka daripada masalah. Solatan Tunjina bermakna untuk meminta satu rahmat kepada Nabi untuk menyingkirkan masalah.] Atau untuk mengatakan solat lain.
Ini mesti akan dibacakan selepas Ayat-ul-Kursi dan memberitahu  tasbihs [Selepas namaz, adalah tabiat Rasulullah saw, jadi ia adalah Sunnat, membaca "Ayat-ul-kerusi", sekali, untuk mengatakan "Subhanallah" 33 kali , yang bermaksud, 'tidak ada kecacatan kepada Allah, "alhamdulillah" 33 kali, yang bermaksud,' hamd, , syukur yang dilakukan kepada semua orang telah dilakukan kepada-Nya, kerana Dialah yang Satu-satunya yang menghantar memihak kepada  ' "Allahu akbar" 33 kali, yang bermaksud, 'kebesaran Allah tidak boleh difahami melalui fikiran, melalui pengetahuan atau melalui fikiran.'
Prosedur ini dipanggil "memberitahu tasbihs seseorang itu," atau mengira manik pada tasbih 3x33 = 99 manik.]. Ia adalah bidaah sujud dan kemudian selepas tamat namaz dan berkata dua (peribadi, doa individu.) Ia adalah bidaah untuk memanggil azan [Pada waktu solat yang ditetapkan, (pagi, tengahari, petang, petang dan malam), seorang Muslim pergi ke menara dan menyeru semua umat Islam untuk berdoa.
Ini dipanggil "azan"] melalui pembesar suara. Setiap jenis perubahan dan pembaharuan dalam agama adalah bidaah. Sebaliknya, ia tidak bidaahuntuk menggunakan garpu dan sudu, memakai hubungan, untuk minum kopi atau teh, atau untuk menghisap rokok, kerana mereka tidak memuja, tetapi tabiat, dan mereka adalah mubah.
Mereka tidak haram. Kenyataan yang dibuat oleh ulama-ulama Islam mengenai merokok disebut dan diterangkan secara terperinci dalam buku (Turki) Se'adet-i ebediyye.
Terdapat tiga jenis bidaah:
1 - Ia adalah bidaah terburuk menggunakan perkara-perkara yang Islam berkata adalah simbol kekufuran.
2 - Jenis-jenis kepercayaan yang tidak mematuhi dengan apa yang ulama Ahl as-Sunnat berkomunikasi juga bidaah buruk.
3 - Pengubahsuaian dan pembaharuan yang dilakukan sebagai ibadat bidaah dan dosa-dosa kubur].