Tampilkan postingan dengan label Hakikat Shalat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hakikat Shalat. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Februari 2013

APAKAH SOLATMU DITERIMA ALLAH?

Dalam sebuah hadits qudsi Allah SWT berfirman

“Sesungguhnya Aku (Allah) hanya akan menerima solat orang orang yang merendahkan dirinya kerana kebesaranKu, dia tidak sombong dengan makhlukKu yang lain, dia menyayangi orang orang miskin dan menderita, menahan diri dari hawa nafsunya kerana Aku, melazimkan hatinya untuk takut kepadaKu, memberi makan pada yang lapar, dan memberi pakaian bagi yang telanjang, memberi perlindungan bagi orang yang kena musibah dan orang orang yang terasing. Kelak cahaya orang itu akan bersinar seperti cahaya matahari, Aku akan berikan cahaya ketika dia kegelapan, Aku akan berikan ilmu ketika ia tidak tahu, Aku akan lindungi dia dengan kebesaranKu, akan Kusuruh malaikat untuk menjaganya, jika ia berdoa, Aku akan menjawabnya, kalau dia meminta, Aku akan segera memenuhinya, perumpamaannya di hadapanKu seperti perumpamaan firdaus“.

Menurut hadits qudsi diatas, tanda orang yang diterima solatnya oleh Allah Swt adalah sebagai berikut :

Pertama, Mereka yang datang dengan merendahkan dirinya kepada Allah.

Yang dimaksud dengan merendahkan diri dihadapan Allah swt dalam solat adalah bahwa kita datang menghadapNya dalam rangka memohon pertolongan bukan untuk ujub dan sum’ah (merasa bangga dan kagum dengan diri sendiri) , kerana itu kita mesti mengakui segala kekurangan kita, menyadari betapa kita sangat kecil dihadapan kebesaranNya, kita tidak memiliki kekuatan apapun kecuali atas pertolonganNya. Memang kecacatan pertama dalam beribadah adalah bangga dengan diri sendiri, kerana itu buanglah segala macam kesombongan, ujub dan riya’, lalu serahkan semua urusan dan bertawakallah secara total kepa Allah swt.

Kedua, Mereka yang tidak sombong dengan makhluk Allah yang lain.

Dihadapan Allah setiap manusia mempunyai kedudukan yang sama, tidak ada manusia yang lebih suprior atau inferior terhadap manusia lainnya. Demikian juga tidak ada suatu ras, suku, kelompok atau bangsa yang lebih tinggi atau lebih rendah dari ras, suku, kelompok atau bangsa lainnya, semuanya berkedudukan sama dihadapan Allah, yang membezakan mereka hanyalah kadar ketaqwaannya. “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu” (Qs.49 : 13)

Ketiga, Mereka yang menyayangi orang-orang miskin dan menderita.

Menurut Alqur’an, orang yang enggan memberi pertolongan kepada orang-orang miskin tetapi mendirikan solat tetap disebut mendustakan agama dan celaka. Disebutkan ” Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, Dan tidak memberi makan orang miskin. Maka celakalah bagi orang-orang yang solat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari solatnya, yang menjadikan solat sebagai alat berbuat riya, Dan enggan memberi pertolongan kepada orang miskin dengan barang berguna (Qs. 107 : 1-7)
Jadi bila ada orang rajin solat tetapi tidak pernah memberi makan orang miskin maka solatnya tidak diterima, demikian juga bila ada orang rajin memberi makan orang miskin tetapi tidak pernah melakukan solat, maka iapun tidak dihitung sebagai solat yang diterima. Dalam pandangan Islam, orang yang solat tetapi solatnya tidak member impak positif kepada persekitaran dan orang lain, maka ia tidak dihitung solat sekalipun melaksanakan solat.

Keempat, Mereka yang dapat menahan nafsu dari setiap keinginan yang dilarang Allah.

Orang yang betul-betul menegakkan solat mestinya dapat mengekang dan mengendalikan hawa nasfsunya dari perbuatan yang dilarang Allah, kerana memang salah satu maksud dari mendirikan solat adalah dalam rangka mencegah yang bersangkutan dari perbuatan keji dan mungkar. sebagaimana disebutkan dalam Qs. 29 : 45 ” Dan Dirikanlah solat. Sesungguhnya solat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar “.

Dalam sebuah hadits disebutkan ” Kalau solat seseorang tidak mencegah dirinya dari berbuat keji dan mungkar maka solatnya tidak menambah sesuatu kecuali hanya akan menjauhkannya dari Allah Swt”.

Kelima. Mereka yang banyak berdzikir kepada Allah Swt

Salah satu tujuan solat adalah untuk berdzikir kepada Allah, sebagaimana ditegaskan alqur’an Assholatu lidzikiri. (bersolatlah untuk berdzikir kepadaKu). Berdzikir artinya mengingat Allah, Ketika kita mengingat Allah maka Allah juga akan mengingat kita, sebagaimana janjiNya ” ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”.
Semakin sering kita mengingat Allah, semakin sering pula Allah mengingat kita (Qs. 62 : 10). Ketika Allah sering mengingat kita, maka Allah akan bersama kita, mencintai kita dan menolong kita, bila Allah telah menjadi penolong kita, maka tidak ada satupun hal yang sulit bagi kita dalam menjalankan kehidupan ini. Sebaliknya orang yang solat tetapi tidak berdzikir kepada Allah, berarti ia gagal dalam solatnya.

Keenam, Mereka yang mempunyai kepekaan dan kesedaran sosial dan kemanusiaan yang tinggi .

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw menegaskan : Perumpamaan kaum muslimin dalam hal jalinan kasih sayang, kecintaan dan kesetia kawanan ibarat satu tubuh, bila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka yang lainpun ikut juga merasakannya. Mereka Ibarat satu bangunan, yang satu menguatkan yang lainnya. Kerana itu menurut baginda, barang siapa diantara kaum muslimin yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin yang lain, maka mereka bukan termasuk golongan umat Islam.

Maka bila sering solat tetapi tidak peka dengan nasib saudaranya yang lain, tidak memiliki kesedaran sosial yang tinggi, maka bererti kita masih tergolong dalam kelompok yang disebut Nabi saw sebagai “akan datang suatu zaman dimana orang berkumpul di masjid untuk solat berjamaah tetapi tidak satupun diantara mereka yang beriman “dan tidak satupun juga yang dihitung sebagai orang yang menegakkan solat.

Dari huraian diatas dapat dilihat bahwa solat yang akan diterima oleh Allah Swt adalah solat yang tidak saja memberikan keuntungan dan manfaat kepada individu yang melakukannya, tetapi yang lebih penting adalah mempunyai akses dan nilai manfaat sosial kemasyarakatan yang luas.

Kalau kita mampu melakukan itu semua, maka berarti solat kita telah diterima dan Allah akan melindungi kita dengan kebesaranNya. Perlindungan itu bukan saja dapat diperoleh di akhirat kelak, tetapi juga di dunia. Allah Swt berfirman dalam Qs. 41 : 31 “Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta

Jumat, 18 Januari 2013

10 JENIS SOLAT YANG TIDAK DITERIMA OLEH ALLAH S. W. T



Rasulullah S. A. W. telah bersabda yang bermaksud :
"Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara solat, maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya." (Tabyinul Mahaarim) Rasulullah S. A. W telah bersabda bahawa : "10 orang solatnya tidak diterima oleh Allah S. W. T, antaranya :

1. Orang lelaki yang solat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2. Orang lelaki yang mengerjakan solat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
4. Orang lelaki yang melarikan diri.
5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (Taubat).
6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
7. Orang perempuan yang mengerjakan solat tanpa memakai tudung.
8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
9. Orang-orang yang suka makan riba'.
10. Orang yang solatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar."

Sabda Rasulullah S. A. W yang bermaksud : "Barang siapa yang solatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S. W. T dan jauh dari Allah."

Hassan r. a berkata : "Kalau solat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan solat. Dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buru"

Selasa, 28 Agustus 2012

54 RIBU KALI LATIHAN DALAM SHALAT

Baik secara individu maupun secara institusi, pelatihan saat ini menjadi sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat luas sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Tetapi sebetulnya ada semacam pelatihan yang sangat diperlukan oleh manusia sebagai bahagian dari masyarakat luas. Yang dengan pelatihan tersebut insya Allah manusia akan meningkat derajatnya baik di dunia ini, maupun di akhirat nanti.

Pelatihan tentang apa? iaitu tentang kejujuran. Sebab masalah kejujuran sekarang ini menjadi sangat langka. Semua orang kepingin jujur, tetapi ketika terbentur pada sesuatu, mereka lebih baik memilih sikap tidak jujur. Padahal semua orang mengerti bahwa tidak jujur atau dusta, atau bohong adalah salah satu dari sifat yang dibenci oleh Allah.

Kata Rasulullah saw ;
Empat macam sifat, siapa yang ada padanya keempat macam sifat itu, maka ia betul-betul munafik tolen. Siapa yang ada padanya salah satu sifat itu, ia mempunya sifat nifaq, sampai ia meninggalkannya. Keempat macam sifat itu ialah Jika berkata ia bohong atau dusta, jika berjanji ia menyalahi janji, jika akad ia cidera, dan jika berdebat ia curang.
(HR. Bukhari, Muslim)

Berkatalah yang benar, karena benar itu akan menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan menuntun ke dalam surga. Berhati-hatilah terhadap dusta, karena dusta itu menuntun kepada curang, dan curang itu akan menuntun ke dalam neraka....
(HR. Bukhari, Muslim)

Tentu yang dimaksud dengan perkataan benar tersebut adalah perkataan yang bukan dusta, yang bukan bohong. Artinya seseorang haruslah berlaku jujur. Bagaimana seseorang agar terus terpelihara kejujurannya?

Marilah kita lihat perilaku shalat kita. Shalat yang dicontohkan dan diajarkan oleh junjungan kita rasulullah saw, adalah begitu indahnya, begitu bermaknanya. Mulai dari gerakan-gerakannya, sampai dengan do'a-do'a yang diucapkan sungguh sangat sesuai.

Shalat memiliki sembilan gerakan. Terdiri dari delapan gerakan fisik dan satu gerakan metafisik. Gerakan-gerakan itu ialah :
1. Takbiratul ihram ( fisik )
2. Menundukkan kepala ( fisik )
3. Tangan bersedakap ( fisik )
4. Harmonisasi indera dan hati ( meta fisik )
5. I'tidal ( fisik )
6. Rukuk ( fisik )
7. Sujud ( fisik )
8. Duduk bersimpuh ( fisik )
9. Salam ( fisik )

Dalam gerakan yang ke empat, terjadi harmonian gerakan yang sangat halus dan indah. Di sini terjadi perpaduan antara panca indera dan qalbu yang menyatu membentuk perilaku khusyu'

Setelah melakukan gerakan ke satu, dua dan tiga, maka bersamaan dengan memulainya shalat, panca indra seseorang yang sedang khusyu' juga bergerak dengan halus dan lembut agar tercapai suatu keadaan yang tenang, damai dan teduh dalam audensinya dengan Allah Swt.

Dalam gerakan yang sangat lembut ini semua panca indra dan qalbu berpadu meyakini do'a yang diucapkan oleh bisikan bibir, mulai dari takbiratul ihram, do'a iftitah, bacaan umul kitab, ayat-ayat al-qur'an, sampai kepada salam di akhir shalat.

Disinilah terjadi perpaduan yang sangat harmonis dan sangat indah, yang menimbulkan kekuatan luar biasa, bagaikan manusia yang bisa bergerak laksana cahaya untuk menuju Allah. Sehingga jarak yang jauh antara seorang hamba dengan Khaliqnya bisa ditempuh dengan begitu cepatnya. Jarak yang semula dianggap jauh oleh manusia, dengan kekhusyu'an shalat, manusia bisa " bertemu" dengan Allah dengan cepat karena jarak antara seorang hamba dengan sang Khaliq menjadi begitu dekatnya.

QS. Al – Baqarah : 186
Dan apabila hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku memperkenankan permohonan seseorang bila ia memohon kepadaKu. Karena itu hendaklah ia mentaati segala perintahKu dan beriman kepadaKu, semoga la selalu dalam kebenaran.

QS. Al- Waqi'ah : 85
Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat.

QS. Qaf : 16
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.

Mari kita renungkan, manfaat apa yang dapat kita ambil dari gerakan harmoni tersebut? Tiada lain adalah tentang nilai KEJUJURAN.

Seorang yang khusyu' dalam shalatnya, ialah yang bisa memadukan gerakan bathinnya dan gerakan panca inderanya yang menyatu dan dipersembahkan hanya untuk Allah Swt.

Dan apabila dalam kehidupan sehari-hari "pelatihan kejujuran" ini diterapkan dengan sebaik-baiknya, tentulah sangat indah kehidupan seeorang. Apa yang diucapkan selalu sama dengan hatinya, apa yang dilihatnya selalu sama dengan apa yang didengarnya, sehingga dalam kehidupannya seseorang akan memegang nilai kejujuran dengan sepenuh hatinya.

Perhatikanlah gerakan–gerakan dalam shalat yang khusyu'. Ketika bibir berbisik memanjatkan do'a-do'a dalam shalat, maka :
Hati nurani mendengarkan dan sekaligus membenarkan setiap ucapannya. Bersamaan itu telinga mendengarkan dengan seksama. Pada saat itu pula mata tunduk tawadhu' takut akan siksaNya. Dan pada saat itu pula nafas bergetar halus mengikuti ritme pujian do'a yang sangat agung dan indah. Dan pada saat itu pula seluruh perasaannya tenteram, teduh dan tenang, sebuah gambaran jiwa yang muthmai'nah.

Pelajaran yang sangat berharga dari gerakan ini ialah, bahwa setiap apa yang diucapkan oleh mulut, akan dibenarkan oleh hati. Dan kemudian disaksikan oleh mata, pendengaran maupun hirupan setiap nafasnya.

Ertinya, seorang muslim setiap ia melakukan shalat diajari dan dilatih oleh shalatnya untuk melakukan kejujuran. Apa saja yang disaksikan oleh mata dan telinganya pastilah akan sama dengan apa yang diucapkan bibirnya, yang sekaligus akan dibenarkan pula oleh qalbunya.

Agar lebih terasa dan lebih bermakna pelajaran tersebut, marilah kita berhitung. Misalnya, seorang muslim yang sudah berusia 40 tahun, apabila ia melakukan shalat secara rutin sejak umur 10 tahun, maka untuk shalat wajib saja dapat dihitung sebagai berikut :
Pada saat ia berusia 40 tahun, berarti ia telah melakukan shalat selama 30 tahun. Jika dihitung maka ia telah melakukan shalat wajib sebanyak,
 
30 X 360 hari X 5 waktu = 54.000 kali.
Artinya ketika ia sudah berumur 40 tahun, ia telah diberi pelajaran dan dilatih oleh shalatnya tentang KEJUJURAN sebanyak 54.000 kali, selama 30 tahun, subhaanallah......

Ironisnya, banyak sekali orang yang berusia 40 tahun bahkan lebih tua lagi, ia masih bisa mengatakan putih, padahal mata dan pendengarannya menyaksikan bahwa itu sebenarnya hitam. Kadang mulut mengatakan "tidak ada", padahal pandangannya baru saja menyaksikan "ada"

Rasanya kita sudah cukup fantastik mengikuti "PELATIHAN" sebanyak 54. 000 kali dalam waktu 30 tahun,...subhaanallah..

Ssemoga dengan menyadari akan hal ini kita semua akan kembali pada fitrah kita sebagai manusia yang tawadhu' dan menjunjung tinggi nilai kejujuran. Kata Rasulullah saw : " ...berkatalah yang benar, jika tidak dapat maka diamlah, karena ltulah yang akan lebih menyelamatkan kamu..."

Minggu, 26 Agustus 2012

RAHSIA SHALAT 4 : SEPULUH JENIS SHALAT YANG TIDAK DITERIMA ALLAH

Shalat itu adalah tiang agama, perumpamaan yang disamakan dengan tiang seri sesebuah rumah. Jika tiada tiang seri maka tidaklah lengkap rumah itu dengan tidak memilik bumbung.

Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud
: “Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara solat, maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya.” (Tabyinul Mahaarim)

Rasulullah S.A.W juga telah bersabda bahawa terdapat 10 orang shalatnya yang tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya :

1. Orang lelaki yang shalat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2. Orang lelaki yang mengerjakan shalat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
4. Orang lelaki yang melarikan diri.
5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (Taubat).
6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
7. Orang perempuan yang mengerjakan shalat tanpa memakai tudung.
8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
9. Orang-orang yang suka makan riba’.
10. Orang yang solatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar.

Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : “Barang siapa yang shalatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh daripada Allah.”

Hassan r.a berkata : “Jika solat kamu itu tidak dapat menahan kamu daripada melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan solat. Dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk.”



RAHSIA SHALAT 3 : SEPULUH (10) GANGGUAN SYAITAN DALAM SHALAT

1) WAS-WAS SAAT MELAKUKAN TAKBITAUL IHRAM

Saat mulai membaca takbiratul ihram "Allahu Akbar", ia ragu apakah takbir yang dilakukannya itu sudah sah atau belum sah. Sehingga ia langsung mengulanginya lagi dengan membaca takbir. Peristiwa itu terus menerus terulang, terkadang sampai imamnya hampir ruku'.

Ibnul Qayyim berkata: "Termasuk tipu daya syaitan yang banyak mengganggu mereka adalah was-was dalam bersuci (berwudhu) dan niat atau saat takbiratul ihram dalam solat". Was-was itu membuat mereka tersiksa dan tidak tenteram.


2) TIDAK KONSENTRASI SAAT MEMBACA BACAAN SHALAT

Sahabat Rasulullah SAW iaitu 'Utsman bin Abil 'Ash datang kepada Rasulullah dan mengadu: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya syaitan telah hadir dalam shalatku dan membuat bacaanku salah dan rancau". Rasulullah SAW menjawab, "Itulah syaitan yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah SWT.
Akupun melakukan hal itu dan Allah SWT menghilangkan gangguan itu dariku"
- (HR. Muslim)

3) LUPA JUMLAH RAKAAT YANG TELAH DIKERJAKAN

Abu Hurairah r.a berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: "Jika salah seorang dari kalian shalat, syaitan akan datang kepadanya untuk menggodanya sampai ia tidak tahu berapa rakaat yang ia telah kerjakan. Apabila salah seorang dari kalian mengalami hal itu, hendaklah ia sujud dua kali (sujud sahwi) saat ia masih duduk dan sebelum salam, setelah itu baru mengucapkan salam"
- (HR Bukhari dan Muslim)

4) HADIRNYA FIKIRAN YANG MEMALINGKAN KONSENTRASI

Abu Hurairah r.a berkata: "Rasulullah SAW bersabda, "Apabila dikumandangkan azan solat, syaitan akan berlari seraya terkentut-kentut sampai ia tidak mendengar suara azan tersebut. Apabila muadzin telah selesai azan, ia kembali lagi. Dan jika iqamat dikumandangkan, ia berlari. Apabila telah selesai iqamat, dia kembali lagi. Ia akan selalu bersama orang yang solat seraya berkata kepadanya: "Ingatlah apa yang tadinya tidak kamu ingat!", sehingga orang tersebut tidak tahu berapa rakaat ia solat"
- (HR Bukhari)

5) TERGESA-GESA UNTUK MENYELESAIKAN SOLAT

Ibnul Qayyim berkata: "Sesungguhnya ketergesa-gesaan itu datangnya dari syaitan, kerana tergesa-gesa adalah sifat gelabah dan sembrono yang menghalang-halangi seseorang untuk berprilaku hati-hati, tenang dan santun serta meletakkan sesuatu pada tempatnya. Tergesa-gesa muncul kerana dua perilaku buruk, iaitu sembrono dan buru-buru sebelum waktunya".

Tentu saja bila solat dalam keadaan tergesa-gesa, maka cara pelaksanaannya - asal mengerjakan solat, asal selesai, jadi!. Tidak ada ketenangan atau thu-ma'ninah.

Pada zaman Rasulullah SAW ada orang shalat dengan tergesa-gesa. Akhirnya Rasulullah SAW memerintahkannya untuk mengulanginya lagi kerana solat yang telah ia kerjakan belum sah.

Rasulullah SAW bersabda kepadanya: "Apabila kamu solat, bertakbirlah (takbiratul ihram). Lalu bacalah dari Al-Qur'an yang mudah bagimu, lalu ruku'lah sampai kamu benar-benar ruku' (thuma'ninah), lalu bangkitlah dari ruku' sampai kamu tegak berdiri, kemudian sujudlah sampai kamu benar-benar sujud (thuma'ninah) dan lakukanlah hal itu dalam setiap rakaat solatmu"
- (HR Bukhari dan Muslim)

6) MELAKUKAN GERAKAN-GERAKAN YANG TIDAK PERLU

Dahulu ada seorang sahabat yang bermain kerikil ketika sedang tasyahud. Ia membolak-balikkannya. Melihat hal itu, maka Ibnu Umar segera menegurnya selepas shalat. "Jangan bermain kerikil ketika solat kerana perbuatan tersebut berasal dari syaitan. Tapi kerjakan seperti apa yang dikerjakan Rasulullah SAW". Orang tersebut bertanya: "Apa yang dilakukannya?" Kemudian Ibnu Umar meletakkan tangan kanannya diatas paha kanannya dengan jari telunjuk menunjuk ke arah kiblat atau tempat sujud. "Demikianlah saya melihat apa yang dilakukan Rasulullah SAW", kata Ibnu Umar.
- (HR Tirmidzi)
7) MENENGOK KE KANAN ATAU KE KIRI KETIKA SOLAT

Dengan sedar atau tidak, seseorang yang sedang solat memandang ke kiri atau ke kanan, itulah akibat godaan syaitan penggoda. Kerana itu, setelah takbiratul ihram, pusatkan pandangan pada satu titik. Iaitu tempat sujud. Sehingga perhatian kita menjadi fokus dan tidak mudah dicuri oleh syaitan.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a, ia berkata: "Saya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hukum menengok ketika shalat". Rasulullah SAW menjawab, "Itu adalah curian syaitan atas solat seorang hamba".
- (HR Bukhari)

8) MENGUAP DAN MENGANTUK

Rasulullah SAW bersabda: "Menguap ketika shalat itu dari syaitan. Kerana itu bila kalian ingin menguap, maka tahanlah sebisa mungkin"
- (HR Thabrani).

Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda, "Adapun menguap itu datangnya dari syaitan, maka hendaklah seseorang mencegahnya (menahannya) selagi bisa. Apabila ia berkata ha... bererti syaitan tertawa dalam mulutnya"
- (HR Bukhari dan Muslim)
9) BERSIN BERULANG KALI SAAT SHALAT

Syaitan ingin mengganggu kekusyukkan shalat dengan bersin, sebagaimana yang dikatakan Abdullah bin Mas'ud: "Menguap dan bersin dalam solat itu dari syaitan"
- (Riwayat Thabrani).

Ibnu Hajar menghuraikan pernyataan Ibnu Mas'ud, "Bersin yang tidak disenangi Allah SWT adalah yang terjadi dalam shalat, sedangkan bersin di luar shalat itu tetap disenangi Allah SWT. Hal itu tidak lain kerana syetan memang ingin mengganggu shalat seseorang dengan berbagai cara".

10) TERASA INGIN BUANG ANGIN ATAU BUANG AIR

Rasulullah SAW bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian bimbang atas apa yang dirasakan di perutnya apakah telah keluar sesuatu darinya atau tidak, maka janganlah sekali-kali ia keluar dari masjid sampai ia yakin telah mendengar suara (keluarnya angin) atau mencium baunya"
- (HR Muslim)


Berbahagialah orang-orang muslim yang selama ini terbebas dari berbagai macam gangguan syaitan dalam solat. Semoga kita semua dibebaskan oleh Allah SWT dari gangguan-gangguan tersebut. Dan bagi yang merasakan gangguan tersebut, sebahagian atau keseluruhannya, janganlah putus asa untuk berjihad melawan syaitan terkutuk.

Selasa, 14 Agustus 2012

RAHSIA SHALAT 2 : LIMA (5) TANDA ORANG YANG DITERIMA SHALATNYA

5  Tanda-tanda Orang yang diterima shalatnya

Sudah sering kita mendengar bahwa shalat adalah tiang agama. Shalat adalah amal yang paling pertama ditanya oleh Allah di hari kiamat. Jika shalat kita baik, baiklah seluruh amal perbuatan lainnya.
Namun jika shalat kita jelek atau bahkan sia-sia besar, maka buruklah semua perbuatan yang kita jalani, demikian petuah Nabi SAW kepada kita sekalian.
Sesekali kita perlu merenung, baikkah shalat yang kita kerjakan? Suatu waktu kita perlu berpikir, apakah shalat kita diterima di sisi-Nya? Bukankah Allah pernah berfirman celakalah orang-orang yang shalat? Siapakah di antara kita yang diterima shalatnya? Dan seperti apa Tanda-tanda orang yang diterima shalatnya? Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan ada 5tanda orang yang shalatnya diterima.

Pertama, dia yang merendahkan diri dengan shalatnya karena kebesaran Allah. Shalat yang diterima. adalah shalat yang penuh kerendahan diri di hadapan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Orang yang rendah diri akan mampu merasakan khusyu` dalam hatinya. Jiwanya sadar dan mengerti dengan siapa ia saat ini menghadap.
Karena itu, sebelum shalat, yang harus ditata terlebih dahulu adalah hati. Hati itu seperti pohon. Bila dahannya rindang, burung-burung pun senang hinggap di atasnya. Bila hati bercabang pikiran-pikiran dan nafsu pun senang bermain di dalamnya. Shalatlah shalat yang memutuskan perpisahan dari dunia. Allah tidak akan terasa bila urusan dunia menggelayut dalam hati.

Kedua, orang yang tidak menyombongkan diri kepada makhluk Allah. Rasa tawadhu` dengan sendirinya menghilangkan sikap angkuh dan sombong kepada sesama makhluk. Kekuasaan yang ada di genggamannya tidak menyebabkan dirinya lupa daratan lalu berbuat sewenang-wenang karena ia sadar bahwa kekuasan adalah amanat Allah.
Orang yang diterima. shalatnya adalah orang yang tidak menyombongkan dirinya kepada siapa pun. Meski ia kuasa, pandai, dan kaya. Tidak termasuk orang yang diterima.shalatnya kalau bertingkah sombong kepada sesamanya.

Ketiga, orang yang tidak mengulangi maksiat kepada Allah. Dalam hidup, sekali waktu kita pernah terjerembab dalam kubangan dosa. Mungkin di antara kita ada yang pernah memalsukan kwitansi jual-beli. Mungkin ada dari kita yang pernah menjadi tukang copet, koruptor, atau penjual kehormatan.
Mungkin ada dari kita yang pernah berdusta, menggunjing, berbohong, menebar janji-janji `surga’ kepada rakyat saat Pilkada yang tak ditepati. Kenanglah perbuatan masa lalu itu sebelum shalat, lalu lakukan shalat dengan hati taubat dan siap menghadap kepada-Nya.
Menangis dan mengemislah kepada Allah, memohon ampunan atas gulungan ombak dosa seraya berucap, “Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah.” Usai shalat, jangan ulangi maksiat yang pernah kita lakukan.

Keempat, orang mengisi sebagian siangnya dengan berzikir kepada Allah. Waktu bagi orang mukmin, amatlah berharga. Manajemen waktu dilaksanakan dengan penuh kedisplinan. Sebagian detik-detiknya ia lalui dengan meladeni Allah, bersimpuh sujud, ingat dan tawakkal kepada-Nya.
Nabi yang merupakan sosok dengan keterjagaan dari segala dosa, baik yang telah lewat maupun akan datang, toh beliau tidak jumawah. Beliau beristighfar memohon ampunan kepada Allah tidak kurang 100 kali dalam sehari. Bagaimana dengan kita?

Kelima, orang yang menyayangi orang miskin, orang dalam perjalanan, wanita yang ditinggal suaminya, dan yang mengasihi orang yang ditimpa musibah. Shalat yang dilakukan membekas dalam kehidupan sebagai khalifah Allah yang saling cinta-mencintai, sayang-menyanyangi antara satu dengan lainnya.Ibadah sosial menjadi warna-warni bunga hidupnya yang senantiasa ia berikan kepada siapa saja untuk membahagiakan diri orang lain yang membutuhkan.
Bila kelima ciri orang yang  diterima.shalatnya ini telah terpenuhi, maka kata Allah:
“Cahayanya bagaikan cahaya matahari. Aku lindungi dia dengan kekuasaan-Ku. Aku perintahkan malaikat menjaganya. Aku jadikan cahaya dalam kegelapannya. Aku berikan ilmu dalam ketidaktahuannya. Perumpamannya dibandingkan dengan makhluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan firdaus di surga.”

RAHSIA SHALAT 1 : EMPAT (4) TANDA SHALAT DITERIMA

Dalam Hadis Qudsi disebutkan mengenai orang-orang yang diterima solatnya oleh Allah Swt,

 "Sesungguhnya Aku (Allah Swt.) hanya akan menerima solat dari orang yang dengan solatnya itu dia merendahkan diri di hadapan-Ku. Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yang lain. Dia tidak mengulangi maksiat kepada-Ku. Dia menyayangi orang-orang miskin dan orang-orang yang menderita. Aku akan tutup solat orang itu dengan kebesaran-Ku. Aku akan menyuruh malaikat untuk menjaganya. Dan kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan memperkenankannya. Perumpamaan dia dengan makhluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan Firdaus di syurga."

Dalam hadis qudsi tersebut disebutkan bahwa tanda-tanda orang yang diterima solatnya oleh Allah Swt. adalah:

Pertama

Dia datang untuk melaksanakan solat dengan merendahkan diri kepada-Nya. Dalam Al-Quran, keadaan seperti itu disebut dengan khusyu'. Dan solat yang khusyu' adalah salah satu tanda orang yang mukmin. Yang disebut dengan solat yang khusyu' itu bukan yang tidak ingat apa pun. Kerana orang yang tidak ingat apa pun itu disebut pengsan.

Diriwayatkan bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib, apabila hendak melakukan solat, tubuhnya gemetar dan wajahnya pucat besi. Sehingga ketika ada orang yang bertanya kepadanya,

 "Mengapa dengan anda ya Amirul Mukiminin?"

Sayyidina Ali menjawab,

 "Engkau tidak tahu bahawa sebentar lagi aku akan menghadapi waktu amanah."

Kemudian, Sayyidina Ali membacakan sebuah ayat Al-Quran,

"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh"
(QS 33: 72).

Kemudian Sayyidina Ali melanjutkan ucapannya,

"Solat adalah suatu amanat Allah yang pernah ditawarkan kepada langit, bumi, dan bukit untuk memikulnya. Tetapi, mereka menolaknya dan hanya manusia yang sanggup memikulnya. Memikul amanat berarti mengabdi kepadaNya."


Kedua

Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yang lain. Jadi, tanda orang yang diterima solatnya ialah tidak takabur. Takabur, menurut Imam Al-Ghazali, ialah sifat orang yang merasa dirinya lebih besar daripada orang lain. Kemudian ia memandang enteng orang lain itu. Boleh jadi ia bersikap demikian dikarenakan ilmu, amal, keturunan, kekayaan, anak buah, atau kecantikannya.

Kalau Anda merasa besar karena memiliki hal-hal itu dan memandang enteng orang lain, maka Anda sudah takabur. Dan solat Anda tidak diterima. Bahkan dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda,

"Takkan masuk syurga seseorang yang dalam hatinya ada rasa takabur walaupun sebesar debu saja."

Biasanya masyarakat akan menjadi rosak kalau di tengah-tengah masyarakat itu ada orang yang takabur. Kemudian takabur itu ditampakkan untuk memperoleh perlakuan yang istimewa. Dan anehnya, seringkali sifat takabur ini menghinggapi para aktivis masjid atau aktivis kegiatan keagamaan. Mereka biasanya takabur dengai ilmunya dan menganggap dirinya paling benar.


Ketiga

Tanda orang yang diterima solatnya ialah orang yang tidak mengulangi maksiatnya kepada Allah Swt. Nabi yang mulia bersabda,

"Barangsiapa yang solatnya tidak rnencegahnya dari kejelekan dan kemungkaran, maka solatnya hanya akan menjauhkan dirinya dari Allah Swt."

Dalam hadis yang lain, Rasulullah Saw. bersabda,

"Nanti, pada Hari Kiamat, ada orang yang membawa solatnya di hadapan Allal Swt. Kemudian solatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya pakaian yang kotor dan usang. Lalu solat itu dibantingkan ke wajahnya."

Allah tidak menerima solat itu karena solatnya tidal dapat mencegah perbuatan maksiatnya setelah ia melakukan maksiat tersebut. Bukankah Al-Quran telah mengatakan,

"...Sesungguhnya solat mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar..."
 (QS 29:45).

Keempat

Orang yang diterima solatnya ialah orang yang menyayangi orang-orang miskin. Kalau diterjemahkan dengan ayat moden, hal ini bererti orang yang mempunyai solidariti sosial. Dia bukan hanya melakukan rukuk dan sujud saja, tetapi dia juga memikirkan penderitaan sesamanya. Dia menyisihkan sebagian waktu dan rezekinya untuk membahagiakan orang lain.

Kalau dalam solat Anda, Anda sudah merasakan kebesaran Allah dan tidak takabur dan kalau Anda sudah tidak mengulangi perbuatan maksiat sesudah solat dan kalau Anda sudah mempunyai perhatian yang besar terhadap kesejahteraan orang lain, maka Allah akan melindungi Anda dengan jubah kebesaran-Nya. Allah akan memberi kepada Anda kemuliaan dengan kemuliaan-Nya, dan membungkus Anda dengan busana kebesaran-Nya. samping itu, Allah akan menyuruh para malaikat untuk menjaga Anda dan para malaikat itu akan berkata sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran,

 "Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Didalamnya kamu akan memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang telah dijanjikan oleh Allah kepadamu" (QS 41: 31)