Tampilkan postingan dengan label Wali Ma'ruf Al-Karkhi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wali Ma'ruf Al-Karkhi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Mei 2013

TOKOH SUFI KLASIK MA’RUF AL-KARKHI KE 2: DI BAWAH BIMBINGAN DAUD AT TA’I

Setelah itu Ma'ruf belajar di bawah bimbingan Daud at-Ta'i dan menjalani disiplin diri yang keras. Terbuktilah bahwa ia sedemikian taat beragama dan mempraktekkan disiplin yang sedemikian keras-nya sehingga ketabahannya itu menjadi termasyhur ke mana-mana.

Muhammad bin Manshur at-Tusi meriwayatkan pertemuannya dengan Ma'ruf di kota Baghdad. "Kulihat di wajahnya ada goresan bekas luka. Aku bertanya kepadanya: 'Kemarin aku bersamamu tetapi tidak terlihat olehku bekas luka ini. Bekas apakah ini?' Ma'ruf menjawab: 'Jangan hiraukan segala sesuatu yang bukan urusanmu. Tanyakanlah hal-hal yang berfaedah bagi dirimu. Tetapi aku terus mendesak Ma'ruf: Demi hak Allah yang kita sembah, jelaskanlah kepadaku,

Maka berkatalah Ma'ruf: "Kemarin malam aku berdoa semoga aku dapat ke Mekkah dan mengelilingi Ka'bah. Doaku itu terkabul.

Ketika hendak minum di sumur zamzam aku tergelincir dan mukaku terbentur ke sumur itu. Itulah yang menyebabkan bekas luka itu".

Pada suatu ketika Ma'ruf turun ke sungai Tigris dengan maksud hendak bersuci. Al-Qur'an dan sajadahnya tertinggal di masjid. Seorang wanita tua masuk ke masjid, mengambil dan membawa kabur al-Qur'an beserta sajadah itu. Ma'ruf segera mengejarnya. Setelah wanita itu tersusul, sambil menundukkan kepala agar tidak sampai memandang wajah wanita itu, Ma'ruf bertanya:

"Apakah engkau mempunyai seorang putera yang dapat membaca al-Qur'an?"

"Tidak", jawab wanita itu.

"Kalau begitu, kembalikanlah al-Qur'an itu kepadaku. Sajadah itu biarlah untukmu".

Perempuan itu terheran-heran akan kemurahan hati Ma'ruf, maka baik al-Qur'an maupun sajadah itu diserahkannya kembali.

Tetapi Ma'ruf mendesak: 'Tidak, ambillah sajadah ini; Sajadah ini adalah hakmu yang halal".

Si wanita bergegas meninggalkan tempat itu dengan perasaan malu dan tak habis pikir.

TOKOH SUFI KLASIK MA’RUF AL-KARKHI KE 1 : MENGAPA MA'RUF AL-KARKHI MENGANUT AGAMA ISLAM

Kedua orang tua Ma'ruf al-Karkhi beragama Kristen. Di sekolah, gurunya pernah berkata: "Tuhan adalah yang ketiga dari yang bertiga".

Ma'ruf membantah: "Tidak, Tuhan itu adalah Allah yang Esa'.

Si guru memukul Ma'ruf tetapi ia tetap dengan bantahannya. Pada suatu hari kepala sekolah memukuli Ma'ruf habis-habisan. Karena itu Ma'ruf melarikan diri dan tidak seorang pun tahu ke mana perginya. Kedua orang tua Ma'ruf berkata:

"Asalkan dia mau pulang, agama apa pun yang hendak dianut-nya akan kami anut pula".

Ma'ruf menghadap 'Ali bin Musa ar-Riza yang kemudian membimbingnya ke dalam Islam. Beberapa lama telah berlalu. Pada suatu hari Ma'ruf pulang dan mengetuk pintu rumah orang tuanya.

"Siapakah itu?", tanya kedua orang tuanya. "Ma'ruf", jawabnya.
"Agama apakah yang telah engkau anut?" "Agama Muhammad Rasulullah". Ayah-bundanya segera menganut agama Islam pula