Tampilkan postingan dengan label Kisah Sufi Idries Shah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Sufi Idries Shah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 Februari 2013

KISAH SUFI DARI IDRIES SHAH: DI JALAN TEMPAT PEDAGANG WANGI-WANGIAN



Seorang pengais sampah, yang sedang berjalan-jalan di tempat orang berjualan wangi-wangian, tiba-tiba terjatuh seakan-akan mati. Orang-orang berusaha menghidupkannya kembali dengan bau-bauan wangi, namun keadaannya malah semakin parah.
Akhirnya seorang bekas pengorek sampah datang; ia mengetahui keadaan itu. Ia mendekatkan sesuatu yang berbau busuk di hidung orang itu, yang segera saja segar kembali, teriaknya, "Nah, ini dia wangi-wangian!"


Kamu harus mempersiapkan dirimu bagi keadaan peralihan, di sana tidak ada apa pun yang sudah biasa kau kenal. Setelah mati, dirimu akan harus memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang di dunia ini masih bisa kaucoba rasakan.
Kalau kau tetap terikat pada beberapa hal yang kau kenal akrab, kau hanya akan sengsara, seperti halnya si pengorek sampah yang keadaannya menjadi gawat ditempat para penjual wangi-wangian.

Catatan

Kisah perumpamaan ini jelas sekali maknanya. Ghazali mempergunakannya dalam Alkemia Kebahagiaan pada abad kesebelas untuk menggarisbawahi ajaran Sufi, bahwa hanya beberapa saja diantara benda-benda yang kita kenal ini yang memiliki pertalian dengan "dimensi lain." 

KISAH SUFI DARI IDRIES SHAH: ISA DAN PARA PERAGU



Dikisahkan oleh Sang Guru Jalaludin Rumi dan yang lainnya bahwa pada suatu hari, Isa, putra Maryam, berjalan-jalan di padang pasir dekat Yerusalem bersama-sama sejumlah orang yang hatinya masih dikuasai ketamakan.
Mereka memohon agar Isa memberitahukan kepada mereka Nama Rahasia yang dipergunakanya untuk menghidupkan orang mati. Isa berkata, "Kalau kuberitahukan pada kalian, kalian akan menyalahgunakannya."
Kata mereka, "Kami sudah siap dan pantas untuk mendapatkan pengetahuan semacam itu; lagipula, hal itu akan menguatkan iman keyakinan kami."
"Kalian tidak tahu apa yang kalian minta," katanya, tetapi diberitahukannya juga tentang Kata itu.
Segera sesudah itu, orang-orang tersebut berjalan di suatu tempat yang ditinggalkan dan mereka melihat setumpuk tulang yang sudah memutih. "Mari kita coba kekuatan Kata itu," kata mereka satu sama lain, dan disebutkanlah Kata itu.
Tak lama setelah Kata itu diucapkan, tulang-tulang itu pun perlahan-lahan terbungkus daging dan menjelma menjadi seekor binatang buas liar, yang menerkam mereka sampai tercabik-cabik.
Mereka yang diberkahi akal budi akan mengerti. Mereka yang terbatas akal budinya bisa mengerti dengan belajar dari kisah ini.


Isa dalam kisah ini adalah Yesus, putra Maryam. Kisah ini mengandung gagasan yang serupa dengan yang ada dalam Sorcerer's Apprentice, dan juga muncul dalam karya Rumi dan sering pula muncul dalam legenda-legenda lisan darwis tentang Yesus, yang jumlahnya banyak sekali.
Tradisi menyebutkan bahwa tokoh yang sering mengulang-ulang kisah ini adalah salah seorang dari orang-orang pertama yang menyandang gelar Sufi: Jabir bin Al-Hayyan, yang dalam bahasa Latin disebut Geber, yang juga perintis al-Kimia Kristen.
Ia meninggal tahun 790. Sebenarnya, ia adalah orang Sabean dan, menurut para pengarang Barat, ia membuat penemuan-penemuan kimia penting.