FADHOL ALLAH DIBERIKAN KEPADA YANG DIKEHENDAKI
Bismillahir rohmaanir rohiim
Assalamu'alaikum wr wb
Kesadaran hamba kepada Allah, merupakan keadaan kondisi rohani dalam keadaan frekwensi tinggi.
Ibarat sebuah getaran nada, ada yang disebut BAS - BARITON - TENOR .
Getaran atau Frekwensi rendah disebut Bas. sebab jarak interval dari nada bas itu jarang atau melebar. Dengan kata lain, garis penyimpangannya jauh. jika pada sebuah gitar, keadaan talinya kendor. walaupun nadanya ditinggikan, dia tetap menghasilkan suara bas. walau didekatkan dengan ujung talinya, intervalnya masih besar. garis penyimpangannya juga masih besar. hanya nadanya saja yang tinggi. getarannya tetap tergolong rendah dan tidak bisa melengking. alias nggeber.
Berbeda dengan Bariton. Bariton ini intervalnya lebih kecil. garis penyimpangannya sedikit jika dibandingkan dengan Bas. Dia tidak terlalu kendor. getarannya lebih cepat.
Yang paling sedikit intervalnya dan paling sedikit garis penyimpangan adalah Tenor. dia hampir tidak menyimpang dari garis talinya. apalagi ketika tali gitar itu dipetik makin dekat dengan ujungnya, dia makin sedikit intervalnya. hampir tidak terjadi penyimpangan sama sekali. dia bisa melengking. jika makin dekat dia makin melengking. Makin cepat getarannya. Dalam sekali petik dia bergetar ribuan bahkan jutaan kali.
kecepatan frekwensi gitar ini bukan sebab baik buruknya tali gitar. bukan sebab mewahnya atau harganya tali. biarpun mahal harga talinya tetap tidak ada hubungan dengan frekwensi getarannya. sebab ketinggian frekwensi itu ditentukan oleh berapa banyak intervalnya tiap detik. makin kencang talinya makin tinggi frekwensinya dan makin sedikit intervalnya hingga getaran per detiknya ribuan kali dan bunyinya melengking dan makin melengking lagi jika didekatkan atau dipendekkan jaraknya .
Haaah. ini kalau bukan ahli musik, tidak tahu soal ini. kalau hanya memahami ilmunya saja mungkin kurang memahami tentang ini. Sebab tidak ikut merasakan getaran tali gitar itu sendiri. walaupun tidak mempelajari ilmu musik, dia tahu dan merasakan betul ketinggian getarannya tali. dia merasakan langsung dan bersentuhan dengan tali gitar. sebaliknya, orang yang mempelajari ilmu bunyi, ilmu getar, bahkan ilmunya musik, dia tetap tidak bisa dikatakan ahli. Orang ini hanya pandai bercerita. cerita ilmiah tapi tidak bisa mengilmiahkan. Bahkan dia tidak boleh disebut faham musik . Walaupun dia mengaku faham dan cinta musik , dia tetap bukan orang yang faham musik akan tetapi dia hanya faham ilmu tentang musik. Dia tetap bukan orang yang ahli ( sadar ) kepada musik.
Sebagai contoh lain lagi yaitu sebuah detak jam. jika jarumnya panjang, maka dia membutuhkan gerigi gear yang lebih besar dan gigi geriginya jarang. tiap getigi menghsilkan detakan bunyi yang jarang. makin panjang jarumnya, maka makin besar geriginya dan makin jauh interval bunyinya. TAK TIK TAK TIK. Bunyinya makin jarang dan tidak bisa berdentang tiap detik. mungkin beberapa detik baru berdentang. Berbeda dengan jam yang roda gerigiya kecil dan jarumnya pendek. makin kecil rodanya makin banyak geriginya, semakin halus bunyinya maka semakin cepat detak bunyinya. jika perlu, tidak ada detakan lagi sebab geriginya makin rapat hingga tampak tak bergerigi. makin tinggi frekwensinya. hanya suara halus tanda berputar.
demikian juga dengan keadaan hati manusia. makin dekat kepada Allah, makin banyak ingat dan makin banyak dzikirnya makin bergetar hatinya makin sedikit penyimpangannya dan makin sedikit perbuatan dosanya bahkan tidak sama sekali berbuat dosa. ketaatannya makin tinggi. makin sempurna ketaqwaannya. interval dzikirnya makin cepat. banyak para kekasih Allah, berdzikir setiap detik. ada yang tiap setengah detik, ada yang seper sekian detik sebagaimana getaran tali gitar yang mampu bergetar ratusan hingga ribuan kali perdetiknya. dan yang paling sempurna, seorang hamba senantiasa berdzikir secara daaiman. nonstop tak bisa dihitung berapa kali perdetiknya. Jika kita melihat getaran tali gitar, mampu bergetar ribuan kali perdetiknya, sudah barang tentu, getaran hati manusia jauh lebih kuat dan lebih cepat secepat pergerakan kilat. Getaran hati manusia tidak mampu dideteksi oleh alat. kalau fikiran masih bisa diukur menggunakan alat yang sesuai. sebab dia tidak mau jauh jauh dari detak jantung . gerak dan getaran pikiran manusia saja sudah melampaui getaran tali gitar. Gerakan getaran pikiran manusia mampu menggerakkan jasad. hingga gerakannya makin halus dan makin halus dan terkontrol oleh akal pikirannya dan menciptakan gerakan. ketika sakit, getarannya menurun. Tapi kalau getaran hati belum ditemukan. karena sulitnya mengungkapkan getaran hati, hingga bahasa kelakarnya ada yang mengatakan bahwa gerakan getaran hati itu hampir sama dengan yang menciptakan. tapi bahasa kelakar ini tidak pantas diteruskan. satu detik di satu tempat, satu detik bisa dibumi belahan lain. bisa menerobos hingga ke alam lain.
Jika sudah pada tataran iman paling tinggi, ( Iman Musyahadah ) maka dzikirnya sudah tidak menjadi acara. Ketaatan dan ketaqwaan sudah tidak menjadi acara. apa lagi ilmunya. sebab ilmu ilmu itu adalah rambu rambu yang menjadi acara ketika berangkat berjalan menuju Allah. manusia jenis ini sadar ( makrifat ) kepada Allah. mengerti hukum agama, menyadari hukum Allah.
Pada tataran iman musyahadah, makrifat puncak tertinggi, mahluk tidak jadi acara. dia menyadari betul bahwa ilmu itu mahluk. Dzikir juga mahluk. taat maupun taqwa juga mahluk. semuanya itu hanya mahluknya Allah yang diturunkan ke dalam hati manusia untuk memerbaiki prilaku ubudiyah seorang hamba. Sudah barang tentu, pada tataran iman Musyahadah, mahluk mahluk Allah yang berwujud ilmu, berwujud dzikir, wujud ta'at, wujud taqwa dan lain sebagainya tetap melekat pada diri hamba tersebut. Namun semua itu tidak lagi menjadi acara baginya. Acara baginya hanya Allah. justru kondisi inilah Ilmu Allah yang diterimanya makin meningkat. amalnya meningkat, ibadahnya meningkat. ketaqwaannya berlipat ganda walaupun sudah tidak menjadi acara. Dia sadar betul bahwa mahluk termasuk dirinya itu diciptakan dan digerakkan Allah. ( wallohu kholaqokum wamaa ta'maluun )
dia pelaku Alqur'an dan Hadits. hamba ini sebenarnya refrensi utama alqur'an dan hadits bagi hamba Allah yang lain namun kebanyakan manusia jadi pangling kepadanya. Sebab alqur'an dan hadits Rosululloh itu bersifat sirri sirri yang tidak mudah ditangkap oleh semua orang kecuali mendapatkan hidayah. orang yang mahjub bisyumusyil ma'arif akan silau kepada orang tersebut hingga banyak yang miskil dan tidak bisa menerima ungkapan ungkapan mutiara yang terlontar dari lisannya.
Sangat jauh berbeda dengan orang yang belum sadar ( makrifat ) kepada Allah. Dia masih mengandalkan ilmunya, bagi yang mencari ilmu. semua ditata rapi oleh ilmunya. hidupnya diatur oleh ilmu. Dia mengandalkan kitab kitab yang dipelajarinya. Dia mengandalkan ilmu makrifatnya jika dia mendalami ilmu makrifat. Dia mengandalkan amal bagi yang suka beramal. Dia mengandalkan keahliannya jika dia memiliki. Bahkan mengandalkan kalkasinya jika dia ahli pergitungan. Dia mengandalkan hartanya jika doa kaya. Sehingga dia dikendalikan oleh ilmunya. Jika dalam Alqur'an dan hadits tidak tampak secara leksikal, secara alih bahasa, dianggap tidak benar. sebab secara bahasa tidak tertranskrip. Dia tidak dikendalikan oleh Allah tapi dikuasai ilmunya tapi tidak disadari. Semoga semua diberi hidayah. Aamiin.
Semoga kita dibuka kesadaran bahwa seseorang itu selamat bukan sebab ilmunya. kita masuk surga bukan sebab ilmu yang ada pada kita akan tetapi sebab FADHOL ALLAH . kalimat ini semoga tidak diplintir. sebab keadaan iman yang dikendalikan ilmu itu sangat erat dengan pikirannya. Sehingga diputar balikkan oleh pikirannya hingga tumbuh kalimat bahwa jika kita masuk surga sebab fadhol Allah berarti tidak perlu aqidah. Nah ini namanya memutar balikkan. memlintir tauhid dianggap shirik dan shirik dianggap tauhid.
Semoga kita semua tanpa terkecuali senantiasa diberi taufiq hidayah Allah subhanahu wata'aala. diberi syafa'at tarbiyah Rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan diberi jangkungan do'a restu para kekasih Allah khushushon beliau shultanul auiya au Ghoutsi Hadzaz Zaman Rodhiyallohu Anh. Aamiin yaa tobbal 'aalamiin.
wassalamu'alaikum wr wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar