Selasa, 21 Oktober 2014

KITAB AL MINAH AL SANIYAH (MENJADI KEKASIH ALLAH) FASAL 14 : MEMPERBANYAK ISTIGHFAR



Oleh Syeikh Abdul Wahhab As-Sya'rani (Tokoh Sufi Mesir)

 
 Diriwayatkan, Rasul membaca istighfar sampai 70 kali dalam sehari semalam.
"Sungguh, aku beristighfar dan meminta ampun kepada Allah, 70 kali sehari".
"Hatiku selalu tertindih dan aku selalu meminta ampun kepada Allah 100 kali (sehari)".

Berdasar hal itu, Abu Hasan As-Syadzili memerintahkan para muridnya untuk senantiasa beristighfar kepada Allah. Boleh dibayangkan, Rasul yang maksum (terjaga dan diampuni dosanya) beristighfar sebanyak itu, bagaimana dengan kita yang tidak terjaga?

Mestinya harus lebih banyak dari itu. Waktu beristighfar, pertama, pagi dan sore hari.

Diriwayatkan, setiap hari malaikat pencacat amal manusia senantiasa naik membawa laporan. Allah tidak melihat apa yang ada di dalamnya, kecuali pada awal dan akhir catatan. "Benar-benar Aku ampuni dosa hamba-Ku yang tercatat di antara awal dan akhir catatanini".

Maka, sungguh beruntung mereka yang dalam buku catatannya banyak dijumpai permohonan maaf  (istighfar). Kedua, saat dilanda kesulitan dalam soal ekonomi.

Diriwayatkan,
"Siapa yang membiasakan diri membaca istighfar, akan diberikan jalan keluar dari setiap kesempitan, diberikan kelapangan dari setiap kesusahan dan diberikan rizqi dari setiap arah yang tidak terduga".

Ketiga, saat terjerumus dalam perbuatan maksiat dan dosa. Diriwayatkan, bahwa malaikat penulis amal tidak langsung mencatat dosa seseorang; ditunggu sampai beberapa saat. Bila orang tersebut sadar dan mau segera meminta ampun kepada Tuhan, maka akan diampuni dosanya (tidak dicatat kesalahannya) dan di akherat tidak akan disiksa. Keempat, sehabis melakukan segala perbuatan baik. Hal ini dimaksudkanuntuk menyadarkan manusia, bahwa apa yang dilakukan belum tentu sempurna. Mungkin masih banyak kesalahan, kekurangan dan cacat; karena tidak khusyuk, bercampur riya, ujub, sombong dan lain-lain.

Rasul sendiri selalu membacaistighfar 3 kali begitu selesai melaksanakan sholat fardlu. Demikianlah,  setiap orang hendaknya selalu meminta ampun kepada Allah (memperbanyak istighfar) ; siang dan malam, setelah mengerjakan dosa atau tidak. Sehingga, ia boleh sedikit lega dari kemungkinan turunnya siksa atau adzab.

Allahberfirman;
"Allah tidak akan menyiksa mereka yang senantiasa meminta ampun" (Al-
Anfal, 33).

Catatan:
Selain orang yang terjerumus dalam dosa, orang yang dianggap baik oleh masyarakat padahal sebenarnya tidak demikian, ia harus juga banyak beristighfar. Harus banyak minta ampun kepada Allah, karena ia secara tidak langsung
berarti telah "mengelabui" masyarakat; tidak sesuai dengan yang mereka ketahui dan perkirakan. Para ulama menyatakan, sejelek-jelek manusia adalah orang yang dianggap baik oleh masyarakat, padahal yang ada sebenarnya tidak demikian. Ia senang dipuji, tetapi tidak mau meneliti dan menyadari kekurangannya sendiri. Orang yang baik tidak demikian. Ia tahu dan sadar akan kelebihannya, tetapi juga sadar akan kelemahan dan kekurangannya. Sedemikian, sehingga dapat melihat dan menempatkan dirinya secara proporsional; tidak terlalu disanjung, tetapi juga tidak diremehkan. Ia selalu beristighfar terhadap kesalahan dan kekurangannya.

KITAB AL MINAH AL SANIYAH FASAL (MENJADI KEKASIH ALLAH) FASAL 13 : TIDAK BERLAKU DZALIM



Oleh Syeikh Abdul Wahhab As-Sya'rani (Tokoh Sufi Mesir)

 
Seorang murid (orang yang hendak berjalan menuju Tuhan) harus menghindarkan diri dari perbuatan dzolim, terutama kepada orang lain. Ini adalah masalah serius yang tidak akan dibiarkan oleh Tuhan).

Adapun dzolim pada dirisendiri selain syirik  walau hal itu tetap tercatat, tidak akan diperdulikan oleh Allah, kalau mau bertaubat. Allah akan mengampuni dosa-dosanya

Menurut Ali Al-Khowas, berbuat dzolim terhadap orang lain ada tiga macam; berhubungan dengan badan, berhubungan dengan harta dan yang berhubungan dengan harga diri atau kehormatan.

Dzolim yang berhubungan dengan badan, seperti pembunuhan, pemukulan dan lain-lain, hukumannya telah banyak dijelaskan dalam kitab-kitab fiqih. Yang berhubungan dengan harta, hal ini tidak akan boleh selesai kecuali dengan mengembalikan harta yang diambil kepada pemiliknya yang sah, atau kepada ahli warisnya. Bila yang berhak telah meninggal, ia harus banyak sedekah dengan atas nama orang yang didzolimi. Bila tidak mampu, harus banyak berbuat baik yang nantinya dapat digunakan sebagai pembayaran ganti rugi kepada yang dirugikan.Bila tidak, maka ia hendaknya bersiap-siap untuk menanggung dosa dan tuntutan orang yang disakiti, di akherat kelak.

"Sungguh, siapa yang mempunyai kebaikan tetapi pernah menyakiti orang lain- akan diambil kebaikannya untuk diberikan kepada orang-orang yang pernah dirugikan. Bila tidak mempunyai kebaikan atau kebaikannya habis maka dosa dan kesalahan orang-orang yang pernah disakiti ditimpakan kepada orang tersebut. Sedemikian,sehingga ia tidak mempunyai apa-apa kemudian dilemparkan kedalam neraka" (Al-Hadits).

Adapun pendzoliman yang berhubungan dengan harga diri dan kehormatan, maka hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut:

Bila perbuatan dzolimitu berhubungan dengan gunjingan, hal itu ada kalanya sudah sampai (didengar) oleh yang digunjing, atau belum. Bila sudah didengar, maka orang yang menggunjing harus segera datang dan minta maaf. Bila belum, maka yang bersangkutan harus banyak memintakan ampun atas orang yang didzolimi. Tidakperlu datang dan minta maaf, sebab hal itu justru malah akan menimbulkan dendam dan kemarahan. Selain itu, ada juga perlakukan dzolim yang samar; apakah ia dzolim pada diri sendiri, atau dzolim pada orang lain, seperti zina.

Disini perlu diperhatikan. Bila orang yang dizina (pihak perempuan)  mengajak dahulu, maka itu berarti dzolim pada diri sendiri. Sebaliknya, bila pihak laki-laki merayu dan memaksa wanita untuk melakukan zina, maka itu berarti juga dzolim pada orang lain. Laki-laki itu telah merusak kehormatan wanita, merusak kehormatan keluarganya dan merusak masa depannya.
 
Kehormatan adalah sesuatu yang sangat penting. Tanggung jawabnya lebih berat daripada soal harta. Abu Al-Mawahib As-Syadzili menyatakan, banyak murid yang tidak dapat naik ke Hadlirat Ilahy karena persoalan ini; terjerumus dalam soal harga diri orang lain, seperti menggunjing dan lain-lain. Maka, siapa yang terlanjur menggunjing orang lain, hendaknya ia membaca surat Al-Fatihah, Al-Ihlas,  Al-Falq dan An-Nas.

Niatkan pahala bacaan tersebut pada orang yangdisakiti atau didzolimi.

Rasul pernah bersabda;
"Keburukan menggunjing dan pahala surat-surat di atas akan datang kehadapan Allah. Saya berharap, keduanya akan seimbang"

KITAB AL MINAH AL SANIYAH (MENJADI KEKASIH ALLAH) FASAL12: MENGISTIQAMAHKAN SHOLAT JAMAAH



Oleh Syeikh Wahhab As-Sya'rani (Tokoh Sufi Mesir)

 
Setiap sholat jamaah, di sana mesti ada seorang wali Allah, yang dengannya Allah memberikan syafaat kepada yang lain. Sholat dengan berjamaah adalah sesuatu yang sangat penting. Orang yang ingin masuk dalam Hadlirat Ilahy harus senantiasa menjaga sholatnya.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan, seorang laki-laki buta datang kepada Rasul. Ia minta keringanan untuk dapat  sholat sendiri di rumah, karena tidak ada yang menuntun ke masjid.

Ditanya oleh Rasul, Apakah kamu mendengar adzan?". "Ya", jawab orang itu. "Berarti kamu tetap wajib ikutjamaah".

Ulama terdahulu menganggap bahwa ketinggalan sholat jamaah berarti musibah. Pernah diceritakan, salah seorang shahabat menjenguk kebunnya yang jauh. Ia baru pulang sore hari dan ternyata jamaah sholat  Ashar telah selesai. Ia sangat menyesal dan menangis. Lalu ia sedekahkan kebunnya sebagai ganti dari ketinggalannya dalam berjamaah.

Begitu pula yang terjadi dengan putra Umar  Abdullah ibn Umar ra pernah tertinggal jamaah Isya. Maka, ia lakukan sholat  sampai pagi, sebagai ganti dari ketertinggalannya dalam jamaah Isya.

Ubaidillah ibn Amer Al-Qowariry berkata,"Saya tidak pernah lepas sholat berjamaah. Suatu ketika, datang tamu, sehingga aku lupa pergi jamaah Isya di masjid. Aku keluar keliling kota untukmencari masjid, ternyata semuanya telah tutup.  Maka, aku pulang dan melakukan sholat Isya sendiri sampai 27 kali sebagai ganti atas ketertinggalanku.

Setelah itu, dalam tidur aku bermimpi menunggang kuda bersama orang banyak. Namun, aku selalu tertinggal; tidak dapat menyusul mereka. Salah satu di antaranya menoleh, 'Kamu tidak akan mampu menyusul kami'. 'Mengapa demikian',  tanyaku. 'Sebab, kami melakukan sholat Isya berjamaah, sedang engkau tidak'".

Ulama salaf melakukan takziyah dan menampakkan kesusahan seakan ditinggal mati keluarganya, bila salah satu dari mereka tertinggal jamaah sholat. Tidak hanya seluruh rakaat sholat. Ketinggalan satu rakaat saja, mereka sudah bertakziyah sampai tujuh hari.

Dan melakukan takziyah tiga hari, bila ketinggalan takbirotul ihram bersama imam. Mengapa kita sampai ketinggalan bahkan malas sholat berjamaah? Mungkin karena dosa-dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan.

Para ulamamenyatakan, seseorang tidak akan tertinggal jamaah kecuali disebabkan dosa-dosa yang telah ia lakukan.
"Seseorang tidak akan tertinggal jamaah sholat, kecuali karena --pengaruh--dosa-dosa yang dilakukan".

KITAB AL MINAH AL SANIYAH (MENAJDI KEKASIH ALLAH) FASAL 11 : TIDAK MENINGGALKAN SHALAT MALAM



Syeikh Wahhab As-Sya'rani (Tokoh Sufi Mesir)


Sholat malam akan menjadi cahaya bagi orang mukmin di akherat kelak.. Seorang murid hendaknya tidak meninggalkan sholat malam setiap harinya. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa sholat malam adalah bentuk ibadah yang sangat tinggi nilainya setelah sholat wajib."

Sebaik-baik sholat, setelah sholat wajib adalah sholat di tengah malam (sholattahajud)" (HR. Muslim).

"Besok pada hari kiamat, manusia dikumpulkan dalam suatu tempat. Dikatakan, 'Dimana orang-orang yang selalu bangun di malam hari untuk sholat?'.

Maka bangkitlah mereka, dengan jumlah yang sedikit, kemudian digiring masuk surga tanpa hisab. Setelah itu, manusia diperintahkan untuk diteliti perbuatannya".Dalam banyak riwayat, Rasul sangat menenkankan perlunya manusia melakukan sholat malam (sholat tahajud) ini).

Dalam hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi dikatakan,"Lakukan sholat malam. Sesungguhnya, itu adalah kebiasaan orang-orang sholeh sebelum kamu. Cara pendekatan diri kepada Allah, pelebur dosa dan pencegah kemaksiatan".

Bahkan dalam riwayat At-Thobroni dikatakan, "sholat malam adalah pencegah penyakit pada badan".

Dalam riwayat Ibn Abi Dunya dan Al-Baihaqi dikatakan;
"Sebaik-baik umatku adalah penghafal dan pengamal  Alquran dan orang-orang yang membiasakan sholat malam".

"Siapa yang ringan melakukan sholat malam, karena tidak terlalu banyak makandan minum, maka ia dikerumuni bidadari sampai subuh"
(HR. Thobrani)

Karena itu, Ahmad ibn Rifai sangat menekankan para muridnya untuk membiasakan diri melakukan sholat malam. Saat itu, Allah menurunkan rizqi dari langit. Dia hanya memberikan rizqi kepada mereka yang bangun, bukan yang tidur. Dalam sebuah riwayat pernah diceritakan bahwa Allah pernah menurunkan wahyu kepada Nabi Daud tentang masalah pentingnya sholat malam ini.

"Hai Daud! Sungguh suatu kebohongan mereka yang mengaku mencitai Aku, tapi pada waktu malam mereka tidur melupakan-Ku".

Dengan demikian, orang yang meninggalkan sholat malam, ia tidak dapat dikatakan sebagai orang yang mencinta Tuhan. Dia bukan termasuk kelompok orang-orang yang sholeh.

Ini sama sebagaimana seorang pegawai yang tidak pernah masuk kerja; bayarannya dikurangi.

Nabi Sulaiman ibn Daud pernah berkata;
"Wahai anakku!. Jangan tinggalkan sholat malam. Sungguh, meninggalkansholat malam membuat orang menjadi faqir di akherat kelak".

Untuk membiasakan diri melakukan sholat malam, Ali Al-Khowas memerintahkan para muridnya untuk berniat akan bangun malam, pada sore harinya. Bahkan, dengan niat itu saja sudah merupakan kebaikan dan mendapat pahala.

 Rasul mengatakan,
"Sesungguhnya, setiap orang akan memperoleh apa yang diniatkan".

Tempat melaksanakan sholat malam, yang terbaik adalah di rumah (bukandi masjid). Hal ini dimaksudkan, rumah tempat dilaksanaknya sholat malam akan ikut mendapatkan berkah; ikut bersinar.

Rasul bersabda;
"Sholatlah di kamar-kamar rumahmu. Maka, sinar rumahmu akan tampak dari langit bagai bintang-bintang"."Sebaik-baik sholat adalah sholat di rumah, kecuali sholat fardlu".

Sebagian ulama menyatakan;
"Keutamaan sholat sunnah yang dilakukan di rumah adalah seperti keutamaan sholat fardlu yang dilakukan di masjid".

Dalam sebuah riwayat Abu Jalad dikatakan, suatu ketika Nabi Isa ra bertanya kepada iblis. "Demi Allah, apa yang menyebabkan badanmu kurus dan bongkok?". Jawab iblis, "Yang menyebabkan kurus badanku adalah derap kaki kuda yang digunakan dalam medan perang. Sedang yang membuat bongkok punggungku adalah laki-laki yang melakukan sholat fardlu di masjid dan sholatsunnah di rumah"

Palaksanaan sholat malam -yang baik adalah setelah tengah malam. Ini demi sopan santunnya. Sebab, waktu-waktu awal adalah masa para pembesar Ilahiyah menghadap Allah.

Orang-orang seperti kita, yang banyak dosa dan kesalahan, tidak pantas menghadap Ilahi pada masa seperti itu. Kebiasaan didunia pun menyatakan, para pembesar masuk lebih duhulu dan bertempat di depan, baru kemudian kalangan di bawahnya.

Ali Al-Khowas bila datang pertama di masjid juga demikian. "Orang seperti aku ini tidak pantas masuk Hadlirat Ilahy pada golongan awal. Aku masuk belakangan"

Akhirnya, bila seseorang merasa berat dan malas untuk bangun malam, maka segeralah untuk meneliti dirinya; mungkin ada kesalahan dan dosa yang dilakukan; dosa batin, seperti sombong, ujub, hasud dan lain-lain, atau dosa lahir. Segeralah bertaubat. Jika bertaubat dengan sungguh-sungguh, akan lebur dosanya dan bersih jiwanya, sehingga tidak ada lagi yang menghalangi niatnya untuk hadlir dalam Hadlirat Ilahy Yang Maha Suci.