Minggu, 11 Mei 2014

GHOUTSI HADZAZ ZAMAN RODHIYALLOHU ANHU

GHOUTSI HADZAZ ZAMAN RA ADALAH TAJALLI ROSULULLOH SAW

Bismillahir rohmaanir rohiim.
Assalamu'alaikum wr wb

Sebagai seseorang yang beriman kepada Allah dan rosulnya, tentu sangat penting sekali mengenal sifat sifatnya dan kedudukannya.

Mengenal sifat sifat Allah . yang mana mengenal bukan hanya sekedar mengetahui artinya tetapi merasakan betul sifat sifat Allah. Kita manusia tidak boleh sama sekali meniru dan mengambil sifat sifat Allah. jadi ini sangat penting sekali. bahkan akibat tidak mengenal sifat Allah akan sangat dikhawatirkan kita akan mengambil dan mempergunakan sifat Allah tersebut.

Rosululloh Shollalohu 'Alaihi wa sallam merupakan utusan allah baik secara jasmani maupun secara rohani. oleh sebab itu mengenal Rosululloh juga harus secara jasmani dan rohani. Secara jasmani Rosululloh di beri sifat khusus yang juga tidak dimiliki oleh semua manusia.

kita orang yang beriman sangat dituntut untuk mengikuti dan meniru sifat sifat Beliau sekuat tanaga semampu kita sebab itu diwajibkan bagi setiap mukmin.

Sedangkan secara Rohani beliau Shollallohu Alaihi wa Sallam itu menempati sifat Allah Subhanahu wata'aalaa. Menempati kedudukan dan sifat Allah dalam arti mewakili. Jadi secara Rohani manusia tidak bisa menempati atau mewakili sifat Rosululloh tanpa restu beliau sendiri. Sebab baju Rohani yang sudah ditetapkan Allah tidak bisa dipindah tangankan selama lamanya.
Arti kata menempati, sebenarnya masih belum bisa diterima oleh bahasa akal. sehingga kata menempati masih harus didampingi kata mewakili. ini semua demi mengurangi kesalah pahaman akal.

 Seorang hamba Allah sebagian diberi kesempatan mengenal Sifat Allah dan Rosulnya sebab tajallinya Allah. tanpa tajalli seseorang tidak akan mengenal atau sadar kepada Allah dan Rosulnya. Jadi sangat penting memahami makna antara memiliki dan ditajalli. makna memiliki itu permanen selama lamanya. memiliki itu berlaku sejak dulu, sakarang hingga nanti. tanpa ada batasan waktu

Sedangkan makna ditajalli itu bersifat sementara. Ada permulaannya, dan ada batasan waktunya sebab tajalli itu bersifat pemberian. atau Billah dalam istilah Wahidiyah.

 Rosululloh mewakili sifat Allah sebab Billah. Demikian juga Ghoutsi Hadzaz Zaman RA.

Senin, 24 Maret 2014

ISRO MI'ROJ ITU BESERTA JASADNYA


MIROJ ROSULULLOH SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM MENJADI FENOMENA TAK TERPECAHKAN KECUALI BILLAH.

Bismillahir rohmaanir rohiim.
Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh.


Sudah cukup banyak kajian kajian tentang perjalanan Rosululloh dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho. dan dari Masjidil Aqsho menuju Sidrotul Muntaha. Semua kajian tentu sesuai dengan maksud  dan tujuan kajian. Jika maksud dan tujuan kajian Isro Mi'roj itu untuk memperoleh bukti yang berkaitan dengan kebenaran ayat suci dengan kenyataan alam dan theory alam maka kajian itu akan berdasarkan theory ilmu alam. Apakah itu theory gravitasi, theori kimia,  theory biology dan theory theory lain yang dianggap memiliki kaitan dengan hukum gerak fisika dalam menunjukkan bahwa perjalanan beliau memang perjalanan yang paling dahsyat dari pada semua bentuk perjalanan.

Jika semua bentuk kajian itu dimaksudkan untuk membuktikan benar tidaknya perjalanan beliau itu secara sains, secara ke-ilmu-an,  maka dasar pijakannya dilandaskan pada ilmu ilmu pendukung yang dibutuhkan untuk memperoleh bukti konkrit berdasarkan sudut ke-ilmu-an pula . Begitu juga dengan kajian kajian lain tentu  akan berlaku hukum sebuah kajian. berlaku bagi semua bentuk kajian. Dalam hal ini,  apabila kajian ini dilandaskan dengan keimanan, maksudnya bukan keimanan ilmiah atau sebuah ilmu keimanan tetapi iman yang merupakan keimanan itu sendiri, tentu dasar bukti bukan atas pengaruh sebuah ilmu apapun.

Sebagai contoh Kita diperkenalkan lewat sejarah seorang yang pada zaman / saat terjadinya ISRO WAL MI'ROJ. tentu masa itu belum ada Ilmu sains technology, ilmu kimia masih terbatas dan tingkat rendah. Ada seorang yang diberi iman betul betul iman tanpa mempelajari ilmu keimanan. Beliau diberi pangkat dan julukan As Shiddiq. Sebuah julukan yang diberikan oleh junjungan kita Rosululloh kepadanya sebagai julukan yang membenarkan KENABIAN, KERASULAN, Sehingga sampai saat ini kaum Muslimin senantiasa menyebut beliau beserta julukannya yaitu ABU BAKAR AS ASHIDDIQ RODHIYALLOHU ANH. Beliau sebagai orang pertama yang membenarkan perjalanan Isro' wal Mi'roj Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam. Semua statmennya benar dan selalu seiring dengan sabda Rosululloh. beliau mencapai IMAN MUSYAHADAH. Menyaksikan kedudukan Allah Dan Rosulnya. Keimanan jenis ini tidak membutuhkan rujukan, tidak membutuhkan dukungan ilmu apapun dan justru Iman ini sudah Rujuk dengan hukum dan ilmu Allah Subhanahu Wata'aalaa.

Bagi seorang ahlul fikri . orang yang kuat daya fikirnya , orang yang cendekia otaknya tidak akan serta merta menerima begitu saja.  Hanya orang yang diberi IMAN MUSYAHADAH SAJA YANG MENERIMA KENYATAAN BAHWA NABI MUHAMMAD ROSULULLOH DIPERJALANKAN ATAS KEHENDAK ALLAH. BUKAN ATAS KEHENDAK MAHLUK SEORANG MUHAMMAD.

JENIS IMAN INI MERUPAKAN PUNCAK KEIMANAN SEMPURNA. MENYAKSIKAN PERJALANAN BAGINDA ROSULULLOH SECARA JASMANI DAN ROHANI. LAHIR BATIN. 


Syukur Alhamdulillah, Sholawat wahidiyah diberi mampu menuntun pengamalnya atas bimbingan pengasuh perjuangan Wahidiyah RA , sehingga menerima keimanan yang sempurna dan menerima kenyataan dahsyat itu menjadi sebuah i'tiqod yang tak tergoyahkan. Dalam praktek pengamalan dan penerapan Sholawat Wahidiyah, kita dibimbing dalam penerapan :

*NAS ALUKALLOHUMMA BIHAQQIHI ANTUGHRIQONA FII LUJJATI BAHRIL WAHDAH.*  
Paduka menenggelamkan kami ke dalam samudra tauhid.


Seseorang yang ditenggelamkan dalam samudra tauhid, tentu akan diperlihatkan. akan diperdengarkan, akan dipertemukan, akan digerakkan dan didiamkan atas titah Allah. jika Allah berkehendak menitahkan seorang hambanya. seorang kekasihnya, seorang Rosulnya, pasti tidak repo, tidak ada masalah. mau satu detik sampai di Sidrotul Muntaha, beserta jasadnya tidak sulit bagi Allah

Begitu juga sebaliknya. bagi yang tidak dikehendaki. walaupun diberi bisa bergerak cepat seperti syetan umpamanya, atau diberi bisa pergi dari satu tempat ketempat lainnya. tidak usah terlalu jauh. kita berjalan dan sampai disebuah tempat, dan di suatu tempat itu ada benda tapi benda itu diberi satir oleh Allah. Tentu benda itu tidak akan tampak oleh mata kita. apalagi kalau kita tidak datang sampai ditempat benda itu. maka seseorang yang belum mencapai iman Musyahadah, tidak akan mampu menerima dan meng-iya-kan perjalanan beliau secara lahir dan batin, jasmani rohani.

Secara umum Allah membuat hukum sebab akibat. tetapi Allah maha kuasa berbuat tanpa sebab, sebab Allah sendiri yang mau. Allah mau dan kuasa menggerakkan Jasad Muhammad melebihi kesepatan sinar. Allah juga bisa menggerakkan lebih dari itu. banyak para kekasih Allah yang berada di satu tempat, dan detik berikutnya bahkan detik yang sama sudah berada ditempat lain. sehingga mata kasar melihat seorang hamba tadi berada di banyak tempat dan dinilai oleh akal orang tersebut menjadi banyak. Memang itulah bahasa akal fikiran. Jika dalam detik yang sama suatu benda atau orang berada di tempat yang berbeda, dianggap menjadi dua sebab berada di dua tempat. Kita lupa bahwa satu detik ukuran waktu bumi tidak sama dengan waktu langit. Maksudnya waktu menurut manusia dan menurut Allah tidak sama. Satu detik ukuran manusia dibumi yang diatur oleh peredaran bumi dan matahari akibat rotasi, itu tidak sama dengan satu detik yang tidak dipengaruhi oleh gravitasi.  Allah mampu memajukan dan menahan waktu. seperti menghentikan rotasi planet.  

Jika kita diberi tahu haqiqat waktu tentu tidak akan berpendapat seperti umumnya orang menghitung tentang Waktu. satu detik di dunia bisa diolor hingga melar ribuan tahun seperti jam karet. bukan jamnya yang melar tapi waktu itu sendiri yang dilipat oleh Allah. Bagi yang sudah mengalami ru'yah sholihah, walaupun satu detik, sudah jauh lebih dari cukup untuk mengimani dan membuktikan apa apa yang dialami junjungan kita Rosululloh. Ini bukan untuk dijadikan legenda apalagi cerita.

Dalam dunia tasawwuf, Banyak beredar kabar, seorang Ulama di berbagai belahan bumi ini diberi oleh Allah berbagai macam Khoiriqul adah . Beliau beliau diberi sesuatu yang tidak umum. bukan hasil rekayasa sang ulama tersebut. bukan pula cerita. hanya saja kebetulan apabila hal ini didengar atau dikabarkan kepada seseorang yang jiwanya sudah terpental jauh dari Allah, tentu akan menjadi fitnah. sebab jiwa yang jauh dari Allah tetap akan tertutup hatinya dan tidak mampu melihat kekuasaan Allah. tidak mau menerima kejadian diluar umumnya manusia. tidak mau menerima kejadian aneh. Kekuasaan Allah dipandang menurut fikirannya. kekuasaan Allah diperhitungkan menurut ilmunya. kekuasaan Allah disandarkan menurut kajiannya. theory yang disimpulkan berdasarkan fakta mahluk dan bukan fakta kholik.

MAKA KESIMPULANNYA MASIH MEMBAWA TEKA TEKI. SEBAB MASIH MENUNTUT AKAL FIKIRANNYA UNTUK MENYETUJUI HASIL KESIMPULANNYA.

Semua yang ada di langit dan bumi itu hanya fakta mahluk. fakta ciptaan sang kholik.
Semua fakta mahluk memang membuktikan fakta kholik. tetapi fakta kholik tidak harus menjadi fakta mahluk. sebab kekuasaan sang kholik tidak diatur mahluk. Kekuasaan Allah tidak membutuhkan persetujuan dengan mahluk.

Fakta keberadaan alam semesta, memang bisa digunakan sebagai alat membuktikan keberadaan Allah. Tetapi tanpa fakta wujudnya/ keberadaan alam semesta , haqiqatnya dzat Allah tetap Wujud. 

SEMOGA KETIKA KITA MENGKAJI APAPUN, KITA DITUNTUN HIDAYAH ALLAH. BUKAN DITUNTUN OLEH ILMU KITA. BUKAN DITUNTUN AKAL FIKIRAN KITA.

Di lain sisi, kita orang awam ilmu. awam ilmu fisika, awam soal kimia, awam bidang biology, tetap wajib berterima kasih kepada para ilmuwan sebagai tambahan pengetahuan. sebab dengan pengetahuan itu manusia akan diberi peningkatan disegala bidang asalkan semua gerak langkah sudah didasari iman. tanpa dasar Iman Billah, justru ilmu apapun termasuk ilmu agama tetap akan menjeromoskan diri sendiri dan orang lain.

Semoga dimasa yang akan datang kita diberi Ilmuwan ilmuwan yang beriman Billah. Diberi ekonom ekonom yang bertaqwa.  sehingga kajian apapun akan menggiring kita lebih dekat kepada tuhan Allah.

Kami di sini tidak ikut mengkaji apa apa kecuali hanya ikut ikut melatih diri dalam merasakan nikmat yang sudah diberikan kepada beliau yang diberi nikmat. dan bukannya ikut ikut golongan yang mendapat murka .

Semoga taufiq hidayah Allah senantiasa menyertai semua gerak langkah kita dalam segala bidang.

Kepada para ilmuwan kami haturkan terima kasih terutama ke pangkuan para kekasih Allah. khushushon Rosululloh Shollalohu Alaihi Wasallam wa Ghoutsi Hadzaz Zaman Rodhiyallohu anh.

Kami tidak bisa matur apa apa kecuali ikut menghaturkan iringan do'a : 
" Jazaakumullohu khoiroti wasa'aadatid dun'ya wal aakhiroh. Aamiin. Yaa Robbal Alamin."

Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh.

Denpasar 25 maret 2014

Minggu, 09 Maret 2014

SHOLAWAT WAHIDIYAH BERSIFAT MELENGKAPI

ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WA BAROKATUH
BISMILLAHIRROHMAANIR ROHIIM

SHOLAWAT WAHIDIYAH DAN AJARANNYA DIKEHENDAKI ALLAH MAMPU MENEMANI DAN MELENGKAPI SEMUA AJARAN KETUHANAN YANG ADA
ALHAMDULILLAH KITA PANJATKAN SYUKUR KEPADA ALLAH WA ROSULIHI SHOLLALLOHU ALAIHI WA SALLAM.

Rangkaian Sholawat Wahidiyah , disamping melaksanakan perintah Allah untuk bersholawat Kepada Nabi.  Sholawat Wahidiyah juga dipergunakan untuk Wushul kepada Allah dan Rosulnya dengan niat makmum dibelakang Ghouts Hadzaz Zaman ( Ulil Amry) Sehingga berfaedah menjernihkan hati dan ma'rifat Billah wa risulihi Shollallohu alaihi wa sallam. 

Allah Juga menghendaki amalan Sholawat Wahidiyah mengandung muatan do'a untuk segala macam kebutuhan. mengandung Muatan syariat dan haqiqat, 

Sholawat Wahidiyah juga merupakan sastra tinggi yang dikehendaki Allah sangat memukau para ahli sastra. Ahli Kitab, Ahli Hadits , yang muatannya bisa di telusuri dari semua ayat Alqur'an. baik secara harfiyah maupun maknawiyah. Bidang sastra, sangat menonjol sehingga tiap kalimat maknanya sangat luas dan bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat, semua golongan , semua aliran dan semua agama. 

Dalam tataran tertinggi sebuah kepercayaan Jawa , kita mengenal
" SASTRO JENDRO HAYUNINGRAT PANGRUATING DIYU"

bahwa Serat Sastrajendra Hayuningrat adalah SEBUAH SASTRA JAWA yang  mengandung ajaran kebijaksanaan dan kebajikan yang harus dimiliki manusia untuk merubah SIFAT keburukan mencapai kemuliaan dunia akhirat. Ilmu Sastrajendra adalah ilmu makrifat/ Sadar kepada sang pencipta yang menekankan sifat amar ma’ruf nahi munkar, sifat pribadi mampu memimpin dirinya sendiri, mampu memimpin dengan amanah dan mau berkorban demi kepentingan orang lain, kepentingan keluarga dan masyarakat. 


SASTRO JENDRO YAHUNINGRAT , merupakan sastra yang sangat mempengaruhi dan merubah watak sang pelaku hingga  yang memahami sastro ini akan diberi kemampuan merobah keadaan terutama merobah sifat sifat yang ada pada dirinya dari sifat Jahat menjadi sifat Mulia, dari sifat kebinatangan , sifat raksasa / Buto galak bisa menempati sifat dewa.

Hanya saja ada hal yang terputus dalam sejarah pengajarannya. bukan ajarannya yang terputus tetapi pengajarannya yang terputus. Ibarat tali ke langit jika sudah terputus , ini menyebabkan terputusnya sang pelaku yang sedang memanjat menggunakan tali tersebut. akibatnya juga bagi kita yang belum sempat memanjat akan mengalalmi kesulitan dalam memegang tali yang sudah terputus.


Jika ajaran SASTRO JENDRO HAYUNINGRAT Sangat erat hubungannya dengan ilmu kesadaran / ma'rifat kepada Allah , Tentunya ajaran ini akan menjadi satu dengan ajaran yang dituntunkan oleh Rosululloh , Makasudnya Pembawa ajaran dan para pelakunya tentu akan bertemu Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam. Belum lagi bagi kita yang tidak ada pada Zamannya sang pembawa ajaran tersebut , tentu mengalami sebuah pergeseran pemahaman. Ini juga tidak jauh dengan Ajaran ajaran ketuhanan yang lain, Tharekat Tharekat yang lain yang hampir kesemuanya mengalami pergeseran pemahaman akibat dimakan zaman dan keterputusan Sang pembawa ajaran dengan sang penerus ajaran.

Ini hanya kajian orang bodoh yang tidak tahu apa apa. Hanya saja jika kita kaji bersama, Kenapa ajaran yang sebenarnya kita junjung bersama, Ajaran yang harus kita terima bersama tanpa terkecuali ini terjadi berbagai pemahaman dan cara yang berbeda.
Ibarat sebuah contoh, Kakek kami mengikuti ajaran tharekat yang diproklamasikan oleh Syeh Bahauddin an Nahsabady rodhiyallohu anh . Dengan digerusnya Zaman , Kita saksikan Dalam satu Tharekat yang sama, tiap daerah terjadi perbedaan. Tharekat Nahsabandi di Jawa timur , sudah berbeda dengan yang di Jawa Barat. Belum lagi perbedaan perbedaan dengan negara lain. Di India , di Timur tengah , semua terdapat perbedaan terutama diawali oleh sang Pembawa ajaran tersebut.
Dari kronology waktu, Sang pembawa / Mujaddid  sebuah tharekat , semua tidak terjadi dalam waktu yang sama. Seorang Mujaddid dengan Mujaddid lain , tentu terdapat perbedaan sebagian dari sisi sistemnya , bukan dari dari makna tauhidnya. Tetapi jika dalam satu tharekat sudah terjadi perbedaan sistem , itu juga merupakan fenomena.


Sejak Zaman terdahulu , bidang keimanan tidak akan berobah, Tauhid berguna dan sesuai sepanjang zaman.  yang berobah hanya sistem pengajarannya. Sang pembawa tauhid Jika sudah tidak meneruskan ketauhidan sebelumnya , ini juga akan memutuskan ketauhidan itu sendiri..

Dalam rangkan Kembali sadar kepada Allah ( Fafirru Ilalloh )  Jika perlu memahami dan menyadari bahwa setiap masa atau zaman terjadi pergeseran pemahaman kepada tuhan Allah Subhanahu wa Ta'aalaa. 

Semoga kajian ini diberi ridho oleh Allah dan Rosulnya. sehingga kita betul betul kembali sadar sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah Dan Rosulnya. Disini bukan niat mencari kesalahan atau ketidak tepatan pada suatu ajaran atau pemahaman . Kami tetap yakin bahwa ajaran yang dibawa oleh semua pendahulu kita sebenarnya benar dan tepat . Jadi dalam hal ini yang perlu kami sampaikan bahwa terjadinya pergeseran sebuah ajaran itu bukan kemauan sang penerus sebuah ajaran. juga bukan niatan sang pelaku untuk mengadakan perubahan, sebab waktu yang begitu panjang secara turun temurun juga menjadi sebab terjadinya penyimpangan tanpa kita rasakan.

Sebagai sebuah contoh , Bagi kita kaum Muslimin , pengikut Muhammad Rosululloh , mengakui kenabian Nabi nabi sebelumnya . contohnya Nabi Isa Alaihi Salam atas dasar yang haq Tetapi bagi yang mengakui sebagai pengikut Nabi Isa tentu akan berpendapat beda dengan pengikut Muhammad Rosululloh. Dalam hal ini Nabi Muhammad Rosululloh sama sekali tidak merubah keyakinan dan keimanan yang dibawa oleh Nabi Isa Alaihi Salam. Hal ini bisa dibuktikan dari berbagai ayat alqu'an dan hadits beliau. Pergeseran yang terjadi antara Nabi Isa Alaihi Salam dengan Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam, sekitar 650 tahun dalam perhitungan yahun Masehi. Sementara Saat ini kita sudah dalam rentan Waktu sudah ribuan tanhun dengan Masa Kebadian Muhammad. tentu sudah terjadi pergeseran dalam pemahaman dalam kaum ini sendiri. 

Demikian juga, bidang tharekat, Sebuah Tharekat dalam Islam , tentu semua mengikuti ajaran dan tuntunan yang dibawa oleh Baginda Rosululloh. dengan bertambahnya waktu yang juga sudah ratusan dan ribuan tahun, maka ini juga sangat memungkinkan bagi kita orang jaman sekarang sudah tidak menerima tharekat tharekat yang seperti dibawa oleh Mujaddid Mujaddid dari tharekat itu sendiri.

Semoga apa apa yang diproklamasikan oleh Mbah Kyai Al Haj Abdul Madjid Ma'roef Qoddasallohu Sirrosu wa Rodhiyallohu anh, berupa amalan Sholawat Wahidiyah dan ajarannya yang bertujuan kembali sadar FAFIRRU ILALLOH WA ROSULIHI SHOLLALLOHU ALAIHI WA SALLAM ini benar benar mengembalikan Khitoh yang diperjuangkan oleh Rosululloh tanpa menyalahkan apa apa yang ada dan dan justru bersifat membenahi dan menyempurnakan kembali sesuatu yang sempat terkubur oleh perubahan zaman itu sendiri. 

Sebagai hamba yang beriman tentu tetap yakin bahwa Agama Allah yang diperjuangkan Nabi Muhammad Rosululloh itu menyempurnakan kembali dan melengkapi hal hal yang belum diterima oleh masyarakat secara umum. sehingga Kita tetap yakin, Jika penyimpangan penyimpangan itu mulai terasa , tentu akan ada pembaharu atau Mujaddid Mujaddid yang sifatnya bukan membawa keimanan yang baru tetapi membenahi dan melengkapi apa apa yang belum sempat diterima oleh masyarakat secara umum.  

Untuk itu bagi siapa saja yang menemukan hal hal yang dirasa baru atau tidak sesuai, ini perlu dikaji bersama dan tentunya dikaji dengan pelaku dan bukan dikaji diluar pelakunya. maksudnya jika ada hal hal yang terasa ganjil, selayaknya dipertanyakan kepada ppengamal Sholawat Wahidiyah dan bukannya dipertanyakan kepada seseorang yang tidak melaksanakan pengamalan Sholawat Wahidiyah. Dengan cara ini insyaallah akan disebut Lazim. Dan akan jauh lebih baik dan bijaksana jika dipertanyakan langsung kepada Pengasuh Perjuangan Wahidiyah agar tidak terjadi ketidak-tepatan seperti orang yang mau mencari tempat toko sabun tetapi bertanya kepada toko sepatu. tentu jawabannya kurang sesuai walaupun toko sepatu itu tahu dimana toko Sabun.

Kajian ini hanya sekelumit yang tentunya belum memenuhi syarat sebagai jawaban dari semua pertanyaan yang muncul dalam diri tiap manusia. ini hanya sedikit gambaran dan belum pada tingkat jawaban sebab jawaban jawaban apapun dalam tauhid masih dibutuhkan bukti berupa Alqr'an dan Al Hadits. yang mana  Apabila kita perinci satu persatu baik dasar dan buktinya tentu akan memakan waktu yang cukup signifikan.

Semoga kajian sekelumit ini menjadikan sebab kita diberi bisa menemukan titik titik pergeseran dari masa ke masa dan menjadikan sebab kita kembali sadar FAFIRRU ILALLOH WA ROSULIHI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM.

BILLAHI TAUFIQ WAL HIDAYAH
WASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKAATUH.

Kamis, 06 Februari 2014

TENTANG DISIPLIN ILMU


TIAP ILMU MEMILIKI DISIPLIN ILMU.


TIAP DISIPLIN ILMU MEWAKILI KEDUDUKAN MASING MASING ILMU.


Assalamu’alaikum wr wb
Bismillahir rohmaanir rohiim

Sebagai bahan informasi , kita perlu mengetahui bahwa semua jenis ilmu, pada dasarnya dari Allah SWT. Manusia tidak memiliki ilmu apapun. Manusia hanya sekedar diberi edikit tentang ilmu Allah. Sebab ilmu itu sebenarnya sifat Allah yang maha mengetahui dan Allah memberikan sebagian ilmu kepada siapa yang dikehendaki dan juga menutupi kepada siapa yang dikehendaki.  Semoga kita semua terutama yang sedang berusaha atas izij Allah termasuk bagian orang yang dibukakan pintu untuk menerima ilmu Allah yang semuanya sesuai dengan seberapa terbukanya hati kita. semakin besar pintu hati yang terbuka, tentu akan sebesar pintu hati yang terbuka.
Ilmu ketuhanan adalah ilmu yang mewakili tentang gambaran kedudukan tuhan. Semakin tinggi kualitas ilmu ketuhanan seseorang, maka semakin jelas gambar ketuhanan yang diwakili oleh pemilik ilmu itu. Dalam Ilmu ketuhanan, menurut islam dibagi menjadi beberapa disiplin ilmu, jadi setiap disiplin ilmu hanya akan mewakili bagiannya sendiri dan mewakili sebagian kecil dari disiplin ilmu lain sebatas intuk diketahui rentetannya . Oleh sebab itu,  Barang siapa yang mendalami salah satu jenis ilmu, maka ilmu yang dia kuasai tidak bisa mewakili pemahaman disiplin ilmu lain yang belum dikuasainya. Bagaimana seseorang akan memutuskan benar atau salah akan pemahaman salah satu ilmu dengan menggunakan disiplin ilmu yang berbeda. tentunya ini akan menimbulkan silang pendapat apabila tidak segera disadari.
Akan runyam jadinya apabila sebuah ilmu digunakan untuk memutuskan perkara yang munyangkut ilmu lain yang berbeda. Akan jauh lebih runyam apabila seorang pemilik salah satu ilmu, menghakimi pemilik ilmu lain.Sebelum kita mempelajari sebuah ilmu, maka perlu kita pahami satu persatu kedudukan setiap ilmu khususnya ilmu ketuhanan. Ini bukan berarti kita mengklasifikasikan ilmu ilmu ketuhanan. bukan menentukan kedudukan salah satu ilmu dengan ilmu lain. Bukan untuk menentukan tinggi rendahnya sebuah ilmu dengan ilmu lain dalam hal ketuhanan. Sebab ilmu ilmu ketuhanan harus berjalan bersama sama dalam satu kesatuan praktek dalam kehidupan beragama. Jadi yang berbeda itu tingkat penguasaan dan pemahaman seseorang dalam menggabungkan semua disiplin ilmu.Seseorang akan dikatakan memahami disiplin ilmu apabila seseorang sudah melaksanakan ilmunya. sebab ilmu itu lahir setelah ilmu itu dipraktekkan. apabila seseorang memperoleh sesuatu bukan dari apa yang dilaksanakan atau dari hasil praktek,, maka ini belum memenuhi kriteria dalam kajian ini. sebab sesuatu yang diterima masih bersifat kabar atau berita. kabar dari kitab, kabar dari seorang ulama, kabar dari Alqur'an, dan lain sebagainya.
Jadi orang tersebut belum sepenuhnya memiliki atau memahami ilmu tetapi tahap mengetahui ceritanya ilmu.Saat orang tersebut mengatakan tentang tuhan, sebenarnya dia masih menceritakan ulang tentang tuhan sebab dia tidak sedang berhadapan dengan Tuhan atau bersama tuhan itu sendiri. maka dia tidak membuktikan tuhan. kita berkata tuhan maka kuasa, tetapi kita tidak sedang dalam kekuasaan tuhan. kita mengatakan sifat sifat tuhan  tapi tidak pernah membuktikan sifat tuhan. kita mengatakan kedudukan tuhan tetapi kita tidak merasakan dengan kedudukan tuhan itu sendiri. Ibarat kita membaca peta jawa timur, tetapi kita tidak pernah ke jawa timur. sudah tentu peta itu benar. sebab rute jalan dan nama jalan sudah jelas. Sudah tentu Alqur'an itu haq. sebab tiap ayat memang menunjukkan keberadaan sifat Allah , kedudukan dan perbuatan Allah.Berikut ini bagian bagian ilmu dalam islam yang harus kita pahami sesuai porsinya dalam memahami disiplin masing masing.

1. ILMU FIQIH------Ilmu fiqih, adalah ilmu yang mempelajari HUKUM ISLAM yang dituntunkan oleh Rosulullah SAW. dalam ilmu ini kajian dan prakteknya berkenaan dengan hukum syariat islam. kajiannya seputar hukum wajib, sunnah, mubah, haram. Maka saat kita berhadapan dengan hal wajib, konsekwensinya harus dikerjakan dan tidak boleh tidak.Saat kita berhadapan dengan sesuatu yang hukumnya sunnah, maka konsekwensinya sesekali kita akan melaksanakan dan juga tidak melaksanakannya. Begitu juga dengan hukum mubah. mau kita laksanakan atau tidak, itu terserah masing masing. sebab arahnya tentang kewenangan. jika tidak punya kewenangan, kita tidak akan melaksanakan. Jika kita menemui hal yang hukumnya haram, maka mau dak mau harus kita tinggalkan. sebab kita tahu konsekwensinya.

Jadi ini konsekwensi ilmu fiqih.

2. ILMU USHUL FIQIHIlmu ushul fiqih adalah ilmu yang mempelajari SUMBER HUKUM ISLAM yang diriwayatkan nabi Muhammad SAW. maka disini mulai kompleks. Mulai muncul interpretasi. muncul pemilahan. sebagian ulama menyikapi sesuatu itu wajib, sebagian lain mengatakan tidak wajib dan lain sebagainya.  Di sini bukan hukumnya yang menjadi penentu, tetapi dasar riwayat dan sebab musabab yang menjadi ketentuan beliau SAW.

3. ILMU HADITSIlmu hadits adalah ilmu yang mempelajari SEJARAH HIDUP nabi Muhammad SAW. Apapun yang dikerjakan dan dilisankan beliau SAW  kita tetapkan sebagai Hadits. Dari sini berkembang penafsiran dan klasifikasi hadits. maka ada hadits shoheh, hasan, dhoif dan lain sebagainya. Maka bagi seorang ulama hadits , tentu akan menyandarkan diri kepada Rosululloh baik secara ucapan , perbuatan , ahlaq , dan sejarah hidup.


4. ILMU TASAWWUFIlmu tasawwuf adalah ilmu yang mempelajari CARA HIDUP ROSULULLOH SAW yang dijadikan pondasi sebagai jalan hidup. semua aktifitas beliau dijadikan tuntunan, tidak memandang sunnah atau mubah, dan semua sabda beliau, tidak menjadi klasifikasi, semua bermanfaat bagi diri sendiri dan ummat semua dipandang shoheh. Hanya saja kita yang dhoif, tidak mampu meniru apalagi menjadi foto copy beliau SAW kecuali sang warotsatul anbiya.


Seorang Ulama Sufi dalam memandang hadits, bukan perowinya yang dipandang tetapi beliau SAW sendiri yang dipandang menjadi tuntunan.  Jadi sunnah rosul bukan menjadi sesuatu yang bersifat hukum dalam ilmu fiqih, yang menghukumi sunnah sebagai sesuatu hal apabila dikerjadan mendapatkan pahala  tetapi Sunnah rosul itu menjadi sebuah ketetapan berupa tuntunan dan cara yang harus diikuti tanpa ada tawar menawarDemikian perbedaan perbedaan disiplin ilmu. Jika kita tidak waspada, kita mudah sekali memberi stemple kepada seseorang. kepada ulama dan kepada suatu ubudiyah yang sementara kita tidak melaksanakan.


Dunia tauhid, hanya dipahami oleh pelaku tauhid itu sendiri. Dunia ilmu tauhid, belum cukup digunakan untuk menentukan kebenaran. Ibarat seseorang sedang mencicipi manisnya gula, maka tidak sama dengan orang yang membaca buku atau keterangan tentang manisnya gula. Boleh jadi artinya sama dan sama sama mengetahui. Tetapi akan sangat berbeda arti dan makna bagi yang memang sedang mencicipi gula. Dia jauh lebih mengetahui dan merasakan manisnya gula.

Sesuatu dikatakan haq, apabila efeknya menjadikan seseorang sadar kepada Allah wa Rosulihi SAW. Demikian juga, bahwa sesuatu itu dinilai bathil, apabila reaksinya menimbulkan ketakabburan. walaupun kelihatannya mengabdi kepada Allah. kelihatan haq, tetapi jika berdampak kesombongan maka akan dinilai menyimpang atau bid'ah.Dalam bidang Sunnah dan Bid’ah , banyak terjadi perbedaan. Seorang Ulama Fiqih yang sudah sempurna syari’atnya, akan memandang bid’ah kepada ulama Sufi. apalagi seorang ulama fiqih tersebut belum mendalami Ushul Fiqih. Bagi Ulama Hadits , biasanta tidak terlalu gegabah , sebab sudah lebih menyandarkan diri tentang prilaku sejarah atau sirroh Rosululloh SAW. hanya saja masih ada perbedaan walaupun sepintas.

Dalam pelaksanaan kita dihadapkan dengan dua hal yaitu Tentang Syari’at dan tentang Haqiqat yang keduanya membutuhkan patokan berupa ayat suci alqur’an dan al Hadits untuk dipergunakan dalam melaksanakan praktek ubudiyah.

Bagi Ulama Fiqih , lebih cenderung memperbaiki hukum berdasarkan syari’at yang berkenaan dengan aktifitas ubudiyah jasmani. sedangkan bagi Ulama Sufi , lebih cenderung menerapkan aktifitas Ubudiyah secara rohani dan secara jasmani atau syari’at sifatnya mengikuti gerak rohani. Maka bagi orang yang belum memahami , seakan akan ulama Sufi secara syari’at tampak longgar. Longgar bukan dalam arti teledor. sebab disini pelaksanaan jasmaninya sebagai bayangan dari rohaninya. Batinnya menjadi penggerak jasmani.

Sebagai contoh kalimat yang mudah disalah pahami antara lain :Sholat itu hukumnya wajib . maka ulama syari’at fiqih , mengatakan wajib . jika ditinggalkan terkena hukuman murka Allah tanpa ada tawar menawar. jika terjadi tidak sholat , maka akan diqodho atau dibayar dengan lain waktu.

Bagi ulama sufi , juga mengatakan bahwa, dia mengerjakan sholat bukan dasar hukum wajib, tetapi dia senantiasa sholat, hatinya berkata bahwa dia sebenarnya tidak bisa sholat jika tidak diberi kekuatan untuk melaksanakan sholat. Hatinya yang dipandang oleh Allah menjadi sebab dia diberi kekuatan untuk melaksanakan sholat, jadi bukan hukumnya yang dipandang tetapi Allah itu sendiri yang menggerakkan dia untuk Sholat.Jjadi ulama sufi juga kelihatan sholat juga akan tetapi tidak mengaku bisa sholat sebab dia mengetahui bahwa dia tidak memiliki kekuatan untuk berbuat apa apa termasuk sholat

Dalam hal ini Baginda rosul SAW , memberikan keputusan bagi pelaku jasmani dan pelaku rohani. حقيقة بلا شريعة باطلة وشريعة بلا حقيقة عاتلة = Haqiqat tanpa syari’at itu batal dan syari’at tanpa haqiat itu lumpuh.  Jadi kita hendaknya melaksanakan kedua duanya. kita tidak boleh mengambil salah satu saja. Jadi saat kita diberi pemahaman syari’at saja , kita masih dituntut untuk mendalami haqiqat dan apabila kita sudah diberi secara haqiqat , kita harus kembali menjadi hamba Allah yang secara jasmani harus mengisi bisang ubudiyah yang sudah disyari’atkan oleh baginda Rosul SAW. ini idealnya. namun kita manusia tidak mudah untuk mencapai ideal. yang penting kita senantiasa berupaya menjadi hamba yang ideal lahir dan batin. jasmani rohani.

…………….Catatan …….
Apabila ada seseorang memegang ilmu tasawwuf dan dia tidak mengerjakan sholat  dan syari’at lain yang termaktub dalam hukum islam, maka kesufiannya masih belum diterima. sebab sabda Allah berupa ubudiyah masih belum berlaku. hal ini bukan salah tetapi dia belum sempurna dan kesufiannya masih batal sebab dia zindiq. kecuali dia sedang fana’ . hukum fana’ sama seperti orang tidur. nglindur. tidak ingat kalau belum melaksanakan kewajiban. jika sudah bangun , tentu dia merasa lapar dan diberi berbagai macam keinginan. maka sejak itu dia sudah tidak nglindur lagi. Maka jika tidak melaksanakan kewajiban , maka dia pura pura fana’ . dia terkena dua hukuman . pertama dia membohongi dirinya sendiri dan terkena hukuman kidzdzib dari Allah dan yang ke dua dia terkena hukuman meninggalkan syari’at. Sebab itu dia terperosok ke dalam jurang kehancuran . kenistaan baik di dunia apalagi di akhirat. Jadi kita melaksanakan kewajiban semampu kita lahir dan batin.

Dalam hal ini , Sholawat Wahidiyah hadir dimasyarakat semata mata untuk membenahi dan membantu kepincangan dalam masyarakat. Bagi ahli syari’at , kita diperkenalkan dengan ajaran LILLAH . dan bagi yang mendalami Haqiqat kita dituntun untuk menerapkan BILLAH .  JUGA DISEMPURNAKAN DENGAN LIRROSUL DAN BIRROSUL. semoga  kita semua diberi kesempatan menerapkan ajaran Wahidiyah dengan makmum dibelakang Rosululloh SAW wa Ghoutsi Hadzaz Zaman Ra.


Wabillahi taufiq wal hidaayah.

Wassalamu’alaikum wr wb

Sabtu, 01 Februari 2014

BERPALING DARI MENGHADAP ALLAH

WAHIDIYAH DAN AJARANNYA


SIAPAKAH ORANG YANG BERPALING ?

Berpaling merupakan lawan kata dari menghadap.  Menghadap Allah  adalah kewajiban bagi setiap manusia. Manusia yang senantiasa mengarahkan hatinya kepada allah. menghadap secara rohani kepada yang menciptakan dan menggerakkan.  Jika dalam konteks yang lebih ringan diberi istilah sebagai orang yang senantiasa ingat kepada Allah. 

Jadi kadar menghadap yang paling rendah boleh dikatakan mengingat sebab secara umum keadaan manusia lebih banyak lupa daripada ingatnya kepada Allah. yang dalam bahasa islam dikenal dengan istilah DZIKIR. JADI ORANG YANG TIDAK INGAT( TIDAK DZIKIR ) , DISEBUT LUPA SEBAB JINABAT. WALAUPUN SUDAH BERUSAHA MENGINGAT ALLAH , DIA TETAP MASIH JINABAT  GHOFLAH.

Ini diberi istilah jinabat sebab dia masih harus mandi besar. memandikan hatinya yang kotor dari dosa dosa yang menghalangi untuk hadir dihadapan Allah. sehingga dalam suatu kelompok, kita mengengar ada istilah Dzikir Ghofilin. arti dari ghofilin secara umum diartikan lupa kepada Allah.

Bagi seseorang yang sudah tingkat menghadap  tentunya sudah diatasnya mengingat, sudah pada tingkat menghadap .

Dalam hal ini maka Allah menegur siapapun yang berpaling dari Allah. ini juga berarti Allah sangat menegur dengan keras bagi orang yang tidak senantiasa dzikir. Jadi sebagian tanda tanda orang yang berpaling atau tidak menghadap, maka dia merasa ujub , riya, bahkan puncaknya menjadi takabur. Sebagian tanda tanda orang yang tidak dzkikir kepada Allah , maka dia senantiasa mendustakan ayat Allah. Walaupun sudah melihat ayat-Nya,  dia tidak bisa mengikuti jalan yang lurus dan bahkan memilih yang bengkok . Bahkan bisa jadi kita sudah membaca dan mengkaji ayatnya, akan tetapi kita tidak bisa menangkap makna dari ayat yang sedang kita kaji.

seperti yang tertuang dalam surat al A’rof ayat 146 sebagai berikut.

سَأَصْرِفُ    عَنْ    ءَايٰتِىَ    الَّذِينَ    يَتَكَبَّرُونَ    فِى    الْأَرْضِ    بِغَيْرِ    الْحَقِّ
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku.

 وَإِن    يَرَوْا۟    كُلَّ    ءَايَةٍ    لَّا    يُؤْمِنُوا۟    بِهَا
Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya.
 
وَإِن    يَرَوْا۟    سَبِيلَ    الرُّشْدِ    لَا    يَتَّخِذُوهُ    سَبِيلًا    وَإِن    يَرَوْا۟    سَبِيلَ    الْغَىِّ    يَتَّخِذُوهُ    سَبِيلًا    ۚ  
Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya.
ذٰلِكَ    بِأَنَّهُمْ    كَذَّبُوا۟    بِـَٔايٰتِنَا    وَكَانُوا۟    عَنْهَا    غٰفِلِينَ    ﴿الأعراف:١٤٦﴾
Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.


Melalui peringatan ayat tersebut , semoga menjadikan kita ingat kepada Allah. Jika sudah ingat kepada Allah , Tingkatan orang yang mengingat , masih membutuhkan konsentrasi agar tetap ingat dan tidak lupa. Jadi sangat jauh berbeda dengan orang yang sudah mengadap Allah. Dia sudah senantiasa Tawajjuh kepada Allah. kemanapun dia mengarahkan pandangannya , dia tidak berpaling dari menghadap Allah. Sudah pada tingkat YAROLLOHU FII KULLI SYAIIN ( Menyaksikan Alloh dalam segala sesuatu )  Jadi kondisi ini tidak membutuhkan konsentrasi. Sudah lepas dari upaya manusia untuk berusaha menghadap. Jika masih ada upaya menghadap , maka kembali dia terjatuh dalam tingkatan DZIKIR. Kembali pada tingkatan upaya mengingat Alloh. Dia terjatuh kedalam kubangan kembali akibat kembali dikuasai nafsunya. Dia kembali dikotori oleh dirinya sendiri yang sedang jinabat Ghoflah.

Semoga diberi peningkatan hingga kita diberi bisa menghadap Allah . Bukan hanya tingkat Dzikir. Jadi mohon maaf , disini bukan menyepelekan orang yang masih tingkatan Dzikir. bukan begitu maksudnya. sebab Dzikir itu sudah menjadi bagian dari menghadap hanya saja masih ada upaya manusia untuk mengingat.

Hal mengingat Allah ( Dzikir ) sebenarnya sudah sangat istimewa bagi kita. sebab itulah kondisi kita yang sebenarnya. Kondisi manusia secara umum termasuk kami sendiri. disini dimaksudkan betapa bahagianya kita orang yang masih kelas Dzikir , kemudian diperkenalkan dengan amalan Sholawat Wahidiyah yang senantiasa diajak untuk melatih diri kita bersama orang yang menghadap allah. Kita diajak senantiasa makmum dibelakang Rosululloh. Kita latihan Nida’ Rosul disegala kondisi. Nggandol kanjeng Nabi SAW disegala keadaan. Tentu kita orang yang kelas Dzikir ini sesekali akan dihadapkan kepada Alloh akibat kesungguhan kita dalam makmum Rosululloh di segala bidang. Ibarat orang yang sudah akrap dengan pak sopir , tentu sesekali diajak oleh pak sopir ke suatu tempat. sesekali akan diajak berkeliling melihat banyak hal. apalagi kita akrab dengan pak pejabat. tentu kita akan sering diberi tahu jenis jenis pekerjaan pejabat tersebut. jika perlu kita sendiri sesekali juga diberi kesempatan melaksanakan sebagian tugas dari pejabat tersebut.

Maka alangkah bahagianya kita orang biasa dan bukan kalangan nabi bahkan bukan orang ma’rifat ini diberi kesempatan kumpul bersama Para Kekasih Allah. terutama bersama Rosululloh SAW. ini kesempatan yang tidak boleh kita sia siakan. sebab berangkat menuju Allah , itu tidak mudah. Banyak leluhur kita tumbang ditengah jalan dan tidak menemukan jalan menuju Allah. Banyak sekali ahli riyadhoh yang berhenti di satu maqom saja.  Banyak ahli tirakat yang hanya berhenti dan bermain main di satu kondisi tertentu, misalnya hanya berputar putar dibidang karomah. bidang keampuhan. bahkan sangat ironi bahwa karomah atau keampuhan menjadi tujuan dari tirakatnya.

ini juga bukan menyalahkan orang yang sedang tirakat, sebab tirakat itu juga bagian dari perintah Allah. hanya saja , jika kita hanya bermain main di tingkat karomah, maka kita akan lupa bahwa tujuan awal kita adalah mendekat kepada Allah. Tujuan setiap orang beriman adalah FAFIRRU ILALLOH WA ROSULIHI SAW.

Tujuan utama manusia kembali kepada Allah. Kembali menghadap Allah, hingga sesuai kehendak Allah, yaitu beribadah hingga betul betul menghadap. yang dalam sabdanya berbunyi:
واعْبُدكأنَّك  ترا هُ ٠ فإٍلم ترا فإنّه يراك
“Beribadahlah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, Jika  kamu tidak melihat-Nya  Dia  sesungguhnya melihatmu.” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Al Hilyah, hadits ini hasan)

Jadi bidang beribadah menghadap Allah , digambarkan dalam Haditz tersebut dengan  kata TARO yang artinya kamu melihat.  dan bagi yang tidak diberi bisa melihat, harus tetap yakin bahwa kita dilihat olah Allah. 

Maka pada awalnya dibutuhkan kesungguhan dalam melepaskan diri dari upaya manusia dan bersungguh sungguh mengikuti tuntunan rosululloh dalam mengarahkan nafsu hingga ibadah kita lepas dari campuran syirik .

Hati yang bersih dari kotoran nafsu , akan diberi bisa Yarollohu fii kulli syaiin/ menyaksikan allah dalam segala sesuatu. akan menyaksikan kehadiran Rosululloh SAW dalam diri mahluk serta menyaksikan nur nur ubudiyah sehingga ruhnya ibadah mengantarkan dirinya kepada Allah dibelakang Rosululloh SAW.

Was salamu ‘alaikum wr wb

HAL RIYADHOH


RIYADHOH diartikan dengan 

LATIHAN DAN BERSUNGGUH SUNGGUH DENGAN MENGAMALKAN AMALAN AMALAN SUNNAH HINGA MENIMBULKAN SEBUAH KESUKAAN HATI DAN MENINGKATKAN AMALAN AMALAN WAJIB.

TIDAK ADA SEORANG HAMBA YANG BERSUNGGUH SUNGGUH DENGAN BERBAGAI AMAL SUNNAH KARENA INGIN MENDEKAT KEPADA KU (kata Alloh) SEHINGGA AKAU MENCINTAINYA. ما من ابدٍ يتقرّبو اليّ بالنوفل  حتّى احبّه

Sebuah amal sekecil apapun , apabila dilaksanakan dengan terus menerus tanpa henti , dengan nawafil , dengan amal amal sunnah , dengan sholawat dan dzikir , hingga mendarah daging , ibarat orang latihan  terus menerus, berulang ulang  hingga lupa bahwa kita sedang berlatih  , dengan sistimatika yang benar tentunya ,  hingga menimbulkan sebuah skill .

Dikatakan skill sebab sudah menjadi sebuah kecakapan tanpa harus  bersusah payah.
Sebagai  Taqorruban tentunya melatih diri untuk mengdekat sebagaimana orang menghadap  hingga  hatinya bertemu . terus dibayangkan dan dibayangkan  yang puncaknya hilangnya upaya dalam diri kita bahwa kita sedang taqorruban .  Ibarat seorang pelukis yang betul betul menjiwai lukisannya sendiri hingga menyatu dengan luksannya dan jika perlu tidak ada bedanya antara lukisan dengan dirinya .
Orang jawa mengatakan LIYEP ALUYUP . hingga KUN FAYAKUN ,  IRODAH ALLOH MENYATU DENGAN DIRI KITA.

Jika sudah sampai di sini , kita akan mudah tergelincir jika tidak ada seorang guru ruhani yang mampu menerobos jiwa kita untuk membimbing keimanan .
Mudah sekali kita terperosok bidang tauhid. Sebab kecapan kecapakan itu timbul tanpa adanya sebuah upaya . tahunya hanya apa yang terjadi pada diri kita . tahunya hanya kecakapan kecakapan yang muncul pada diri kita .

Ini berlaku bagi semua bidang . Barlaku bagi semua kecakapan . Bidang lahiriyah maupun bidang batiniyah . semua kecakapan itu akibat dari sebuah kebiasaan yang asalnya dari kebuah latihan tanpa henti ( istiqomah )
Ronaldo sebagai contoh . bahwa dia memiliki kacakapan seperti itu sebab tia berlatih dan berlatih.

David Coverfil atau Dedy corbuser sebagai ibarat . bahwa dia memiliki kecakapan berupa kemampuan seperti itu sebab dia melatih terus menerus dengan sistim / disiplin tertentu .
Itu belum masuk dalam bidang ruhani , sebab kemampuan yang begitu menakjubkan seperti Dedy Corbuser atau david Cover fil , itu masih kategori kekuatan atau kecakapan lahiriyah .
Kecakapan lahiriyah , jauh berbeda dengan kecakapan batiniyah ( ruhani )
Kekuatan atau kecakapan lahiriyah , masih ada upaya dari manusia. Sedangkan kecakapan batiniyah ( ruhani ) tidak ada upaya dari manusia itu sendiri . orang yang sedang latihan tidak menyadari bahwa dia sedang berlatih . 

prinsip pokok , dalam melakukan kegiatan apapun , baik kegiatan lahiriyah maupun kegiatan batiniyah , latihan kecakapan lahiriyah maupun latihan kecakapan batiniyah , hendanya senantiasa menerapkan LILLAH BILLAH ,LIRROSUL BIRROSUL ( istilah Wahidiyah )

Kita berlatih olah raga , sebab diperintah Alloh untuk memperoleh kesehatan .
Kita latihan silat atau karate san sebagainya , sebab kita diperintah Alloh untuk menjaga diri dari hal hal yang membahayakan diri kita sendiri dan bukan untuk mencederai lainnya.

secara batiniyah / Ruhani , kita menyadari betul bahwa kita bisa latihan , kita bisa ini itu, semata mata atah titah dan digerakkan oleh Alloh.

jika keduanya kita latih betul dengan sungguh sungguh , hingga Alloh mencitai kita , maka Alloh akan memandang kita . Alloh memancarkan nadhrohnya kepada kita. 

Barang siapa yang dipandang atau dipancari nadhroh oleh Alloh SWT, maka oang itu akan menjadi pusat perhatian mahluq disekitarnya dan sementara orang tersebut tidak mengetahuinya . hingga orang tersebut selamat dari pengakuan pengakuan yang akan menhancurkan orang tersebut akibat timbulnya rasa bangga , ujub , riya' bahkan takabbur.

Inilah keuntungan dan manfaat menerapkan LILLAH BILLAH- LIRROSUL BIRROSUL (Istilah ajaran Wahidiyah )

Bagi yang belum menyadari , ini sangat sulit membedakan . sebab yang tampak oleh mata tidak ada bedanya . Banyak pelaku kecakapan tergelincir hingga mengaku aku sebagai kecakapannya. mengaku sebagai keahliannya, mengaku hasil kesungguhannya dan seribu macam pengakuan yang akan menjadi malapetaka bagi dirinya dan orang lain. buktinya hampir semua orang yang memiliki kecakapan , lupa bahwa kecakapan itu muncul pada dirinya sebab irodah Alloh sedang berlaku seiring keinginan orang tersebut . dia lupa bahwa sebenarnya itu semua adalah kecakapan Alloh yang berlaku dalam diri seseorang .

Sebagai kesimpulan , bahwa orang yang belum ma'rifat , sangat membutuhkan seorang guru ruhani yang membimbing dirinya lahir maupun batin hingga selamat dari pengakuan pengakuan yang akan menghancurkan keimanan orang tersebut sebab orang yang belum ma'rifat , belum mampu menyadari irodah Alloh sedang berlaku pada diri orang tersebut yang akhirnya kemampuan dan kecakapan yang terjadi pada dirinya akan membuat dia merasa senang sebab sudah bisa melakukan sebuah kecakapan dan keahlian tertentu.

WASPADALAH WASPADALAH .
WAHAI PELAKU KECAKAPAN . KETAHUILAH BAHWA KECAKAPAN ITU BUKANLAH KECAKAPANMU TAPI ITU IRODAH ALLOH YANG SEDANG BERLAKU DALAM DIRIMU .

Jumat, 17 Januari 2014

HIDAYAH DAN MACAM MACAM NAFSU

WAHIDIYAH DAN AJARANNYA


HAL HIDAYAH

Dari sisi istilah , hidayah itu berasal dari kata AL HADAYA ( هدي   ) yang artinya petunjuk. Ini adalah sifat Allah yang mana Rosulullah SAW diberi gelar AL HADIYAL ANAM yang maknanya sebagai pemberi petunjuk dari hidayah Allah sendiri.
Setiap manusia diberi petunjuk, tanpa petunjuk , seseorang akan kehilangan arah . orang tanpa petunjuk pasti akan berputar putar tanpa arah . jika perlu pasti akan kehilangan arah.

Ada seseorang berjalan ke suatu tempat tujuan tentu dia harusnya sudah menerima hidayah. Sudah menerima petunjuk, semua petunjuk datangnya dari tuhan. Semua dari Allah SWT. Allah tidak membedakan manusia dalam memberikan petunjuk. Hanaya saja petunjuk itu ada petunjuk umum yang secara naluri diterima oleh setiap orang , Ada petunjuk yang diberikan kepada orang tertentu yang sifatnya irrasional.

Sebenarnya kalau dikatakan irrasional , sebenarnya kurang tepat , disini kami menggunakan istilah Irrasional maksudnya bagi sebagian besar orang masih diluar akal, sebab tidak semua akal mampu menjangkau, maksudnya , untuk sebagian orang sebenarnya diberi mampu menjangkau.

Hal ini ditentukan oleh kekuatan batin atau qolbu , maaf, makna kekuatan batin , sering disalah artikan oleh kebanyakan orang. Banyak yang menyangka , kekuatan batin itu adalah jenis kekuatan rohani. Sementara , bagi orang yang beriman kepada Allah , yang beriman BILLAH , aslinya manusia itu tidak memiliki kekuatan sama sekali. Manusia sebenarnya lunglai , tidak berdaya upaya, Maka dari itu , sedikit kami luruskan makna daripada kekuatan batin atau kekuatan rohani agar tidak terjadi kesalah pahaman antara Tauhid penerapan dengan ilmu tauhid.

Tauhid Penerapan , ini Murni dasarnya Billah, Dasar pokok keimanan harusnya lepas dari kesyirikan. Sedangkan Ilmu Tauhid , adalah sebuah pengetahuan yang diterima seseorang yang tentunya berasal dari penerapan tauhid yang kemudian diuraikan secara hukum kemanusiaan , atau hukum yang bisa diterapkan dan diterima oleh akal.

Jadi, Hidayah itu secara umum hanya ada dia macam,
1.     HIDAYAH THABI’I
2.    HIDAYAH LADUNY

PERTAMA ADALAH HIDAYAH THABI’I

Hidayah thabi’i ini jenis petunjuk yang diberikan oleh Allah yang secara umum diberikan kepada semua mahluk. Sebagai thabiat ciptaan tuhan Allah SWT. Kalau bahasa polulairnya disebut instink. Maka dalam hal ini , manusia , hewan dan mahluk lainnya termasuk syetan dan  tumbuh tumbuhan juga secara naluri sudah diberi hidayah. Hanya saja , sebab tumbuhan itu bukan termasuk mahluk yang bergerak dan tidak begitu mempengaruhi mahluk lain, dan bahkan sangat banyak manfaatnya, maka dalam kajian ilmu tauhid kurang begitu diperhitungkan.

Intinya secara naluri ciptaan tuhan akan menyesuaikan dan melakukan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya berdasarkan kebiasaan umum atau Instinktive / Thabiat yang tidak  menkonsumsi alam pikiran . Ibarat tumbuhan, jika dia hidup diatas batu , tentu dia akan menerobos dengan akarnya dan jika perlu akar itu diberi kekuatan oleh yang menciptakan hingga mampu memecahkan batu menggunakan akarnya hingga sampai masuk ke dalam tanah atau ada benda lain yang bersifat seperti tanah yang mampu mensuplai kebutuhan hidup tumbuhan itu walaupun hanya sedikit . Jika tidak , maka tumbuhan itu akan mati. Inilah Naluri ketumbuh tumbuhan.
Ada Naluri kehewanan , yang secara instink , semua hewan sudah diberi HIDAYAH THABI’I , ATAU INSTINK YANG SESUAI DENGAN HEWAN ITU SENDIRI YANG SIFATNYA BERKEMBANG DAN MENINGKAT.

MANUSIA DIBERI HIDAYAH / NALURI / INSTINK YANG LEBIH SEMPURNA DARI TUMBUHAN DAN HEWAN SEBAB MANUSIA MAHLUQ SEMPURNA.

Manusia sudah diberi hidayah Thabi’i seperti tumbuh tumbuhan dan hewan dan lebih dari itu. Bahkan hidayah Thabi’i pada manusia semakin lama semakin meningkat tergantung kebiasaan dan spontanitasnya dalam merespon sesuatu dari luar diri manusia.

KEDUA ADALAH HIDAYAH LADUNY
Sebelum kita bersama sama menarik kesimpulan tentang Hidayah Laduny , kita perlu memahami dulu arti kata LADUNY.

Kata laduny , banyak sekali artinya. Banyak dalam bahasan bahasan ilmu tauhid , bahwa kata LADUNY ,  disangkut pautkan dengan sebuah ilmu allah yang diperolah tanpa harus belajar, yang maksudnya insyaallah pada umumnya dimiliki oleh para kekasih Allah , atau orang istimewa, yang sifatnya seperti Ilham dan Wahyu.

Ada yang mengartikan secara bahasa atau secara akal yang penafsirannya berdasarkan disiplin ilmu bahasa yang dikaitkan kepada agama. Jadi dalam menafsirkan agama berdasarkan akalnya menurut arti bahasa yang sebenarnya. Maka LADUNY diartikan denga LA = TIDAK , DUNY = KEDUNIAWIAN. Maka bagi yang mengartikan dengan arti KETIDAK DUNIAWIAN ,  dalam pembahasan tauhid berdasarkan akal atau ilmu akal , atau ilmu tauhid berdasarkan logika, maka sudah barang tentu terdapat dua konsep berbeda dan bersebrangan. Yang satu mengarah kepada ILMU GHAIB YANG DATANG DARI ALLAH YANG TANPA BELAJAR, DAN YANG SATUNYA MENGARAH PADA ILMU KEIMANAN LOGIKA, DAN ILMU SYARI’AT

Kami disini tidak menyalahkan kedua duanya. KEDUA DUANYA ADALAH BENAR. Hanya saja kedua duanya masih separo separo yang tampak berlawanan arah.

Di sini kami mengajak diri kami sendiri dan pembaca untuk lebih bijaksana. Lebih merujuk pada kedua duanya. Dengan memohon pemahaman yang lebih serasi bahwa manusia itu diberi JASMANI DAN ROHANI , diberi LAHIR BATIN , diberi SYARI’AT DAN HAQIQAT.
Semoga Allah wa Rosulihi SAW betul betul membukakan pintu hati kita sehingga dua hal yang bersebrangan tersebut kita gunakan bersama dan kita terima dengan baik.

LADUNY DALAM ARTI ILMU GHAIB, hendaknya dikembalikan kepada Allah. Yang Ghaib hanya Allah . Kalau sudah ada embel embel ILMU + GHAIB , maka hendaknya tidak dimiliki oleh mahluk. Dalam kancah keimanan yang betul betul iman BILLAH, maka mestinya manusia tidak memiliki ilmunya Allah . Apalagi kita sadari Allah itu maha ghaib.  Jika seseorang diberi ilmu oleh Allah itu semua sebab BILLAH. Jadi tidak ada yang memiliki ilmu kecuali Billah.

LADUNY DALAM ARTI KETIDAK DUNIAWIAN , juga begitu. Disini hendaknya diarahkan kepada makna yang lebih mendekati.  Kita harus memahami makna DUNIA, ATAU KEDUNIAAN,  ARTI DUNIA  MAKNANYA MAHLUK CIPTAAN TUHAN.
JADI ILMU LADUNI SECARA BAHASA , ADALAH SEBUAH ILMU ALLAH SENDIRI DAN TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN MAHLUK / DUNIA

Jadi makna ILMU LADUNI ITU ADALAH ILMUALLOH SENDIRI YANG LEPAS DARI CAMPURTANGAN MAHLUKNYA, MAHLUK TIDAK MEMILIKI ILMU KECUALI DIKEHENDAKI OLEH ALLAH YANG MEMANG MAHA KUASA .

Bukan manusia yang memiliki ilmu tapi Allah sendiri yang maha mengetahui dan maha ghaib , disini harusnya kita terapkan bersama sama bahwa kita Dhoif atau lunglai dari segala ilmu dan yang Maha Ghaib hanya Allah sendiri. Apabila seseorang dikehendaki, tentu dengan billah . LAA HAULAA WALAA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYIL ‘ADZIIM. = tiada daya upaya dan kekuatan kecuali kehendak Allah semata. Jadi jika seseorang diberi ilmu oleh Allah kemudian diaku maka dia shirik. Mengaku memiliki ilmu.  Maksudnya shirik Billah.

Bidang wirid atau bidang Dzikir , itu memang diperintah Allah ,  Jadi bidang wirid dan dzikir tetap harus kita kerjakan sebab diperintah , akan tetapi penerapan hati harus Lillah dan Billah,
1.     SECARA SYARI’AT Niat dzikir sebab diperintah Allah ( LILLAH )
2.    SECARA HAQIQAT, manusia tidak mampu dan tidak bisa Dzikir kecuali diberi bisa dan diberi kekuatan untuk melaksanakan perintah Dzikir.


Semua  penerapannya sama , bidang  ilmu kita diperintah oleh allah untuk mencari ilmu dan  kitapun hasud menyadari bahwa kita tidak bisa dan tidak memiliki kekuatan apapun dalam mencari ilmu kecuali LILLAH DAN BILLAH. JADI SELAIN INI SEMUA BATAL. SEMUA JUGA SHIRIK.

Yang ahli syari’at shirik dan yang mengatakan ahli hakikat juga shirik, yang satu lumpuh tidak sampai kepada Allah dan yang satunya batal disisi allah.  Itu kalau tidak LILLAH DAN BILLAH.

Semoga Allah menghendaki kita semua diberi bisa menerapkan kedua duanya. Diberibisa menerapkan syari’at dan hakikat , diberi bisa menerapkan lahir dan batin . Aamiin

Wabillahi taufiq wal hidayah

Wassamalu’alaikum wr wb