Senin, 08 Februari 2016

KESABARAN RASULULLAH MENGHADAPI KAUM YAHUDI....(13) ...AKHLAK SABAR SAW



Agama Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah kesimpulan ajaran semua Nabi dan Rasul Allah. Sebab itu maka banyak sekali persamaanya dengan ajaran agama Yahudi  dan Kristen. Di zaman Rasulullah SAW orang Yahudi hidup secara diaspora/menyebar, ada yang tinggal di Arab Saudi terutama di kota Madinah dan Khaibar. Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, siasat pertama yang beliau lakukan berdasarkan wahyu Allah adalah mendekati orang-orang Yahudi, sehingga menghasilkan sebuah perjanjian “ Orang-orang Yahudi dan Islam bersama-sama hidup rukun di Madinah menurut ajaran agama masing-masing. Bila Madinah diserang musuh maka orang Yahudi dan Islam bersama-sama mempertahankan. Bila orang Yahudi yang diserang maka orang Islam membela. Begitu juga bila orang Islam yang diserang dari luar maka orang Yahudi harus membela orang Islam”.

Orang-orang Yahudi dalam masa berabad-abad lamanya sudah meramalkan berdasarkan kitab suci mereka bahwa akan bangkit Nabi dan Rasul baru. Tetapi setelah Nabi dan Rasul itu lahir di Mekkah dan pindah ke Madinah dan pengaruh ajarannya bertambah luas maka orang-orang Yahudi merasa iri hati. Lalu mereka sekalipun sudah ada perjanjian senantiasa berusaha agar orang banyak tidak percaya kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan mereka berusaha membendung bahkan mau mmbunuh Nabi SAW dengan segala macam cara khianat. Tetapi segala usaha mereka itu selalu digagalkan Allah dan mereka tetap tidak berputus asa. Firman Allah di QS Ali Imran ayat 186 “Dan engkau (Muhammad) akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu (orang-orang Yahudi) yang musyrik, gangguan yang banyak dan menyakitkan hati. Jika engkau bersabar dan bertaqwa maka sesungguhnya itu adalah termasuk urusan yang utama”.

Bersabar dan bertaqwa tentu saja tidak berarti membiarkan saja tetapi harus melawan dengan cara yang ditentukan oleh Allah, tidak boleh melewati batas. Berpuluh dan bahkan beratus peristiwa demi peristiwa tentang Kaum Yahudi yang mengejek dan menghina Rasululla SAW dan ajaran beliau, juga mengejek Allah dan mempermainkan kalimat-kalimat Allah dari sejak dahulu di zaman Nabi Musa a.s dan Harun a.s, Daud a.s, Sulaiman a.s, Zakariya a.s, Yahya a.s, lalu Isa a.s. Turunlah ratusan ayat Al Quran menerangkan dan menjawab ejekan dan tantangan Yahudi itu. Rasulullah SAW dan umat islam menghadapi segala tindakan Yahudi dengan cara yang baik, tetapi harus membalas tindakan kekerasan dengan kekerasan yang setimpal. Firman Allah SWT QS Al Baqarah ayat 194 “ Barang siapa yang menyerang kamu maka seranglah ia dengan cara yang seimbang dengan serangannya terhadap kamu, dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah berpihak kepada orang-orang yang bertaqwa”

Tetapi diantara pendeta-pendeta Yahudi ada yang beriman dan membela Rasulullah Muhammad SAW , diantaranya Hushain dari Bani Tsalabah yang menyerahkan semua kekayaanya untuk perjungan dakwah Islam dan akhirnya ia mati syahid membela Islam dalam perang Uhud. Namanya diganti Rasulullah menjadi Abdullah bin Salam. Keislamannya disembunyikan jangan sampai diketahui oleh orang-orang Yahudi karena akan diuji oleh Rasulullah. Dan ketika orang-orang Yahudi datang ke rumah Rasulullah Muhammad SAW , beliau bertanya kepada mereka “Apa yang kalian ketahui tentang Hushain bin Salam?” Mereka menjawab “Ia penghulu kami, anak dari penghulu kami, orang alim kami dan seorang yang paling alim ditengah-tengah kami”

Setelah mereka berkata demikian, Abdullah bin Salam muncul ditengah tengah mereka, kemudian Abdullah bin Salam berseru kepada mereka “Hai Kaum Yahudi, takutlah kamu akan Allah, terimalah apa yang sudah disampaikan kepadamu dari Muhammad, demi Allah tentu kamu tahu bahwa ia (Muhammad) adalah Rasul Allah, bahkan namanya tercantum dalam Kitab Tauratmu begitu juga sifat-sifatnya. Saya sendiri sudah beriman kepadanya”
Baru saja mereka mendengar perkataan Abdullah bin Salam, mereka langsung berkata “Engkau pembohong” lalu mereka mengejeknya. Mengertilah Rasulullah SAW bagaimana karakter bangsa Yahudi itu sesuai dengan ayat-ayat Al Quran yang diturunkan kemudian. Tetapi ada pula orang-orang Yahudi yang jujur dan mengimani dan membela Rasulullah SAW, diantaranya Said bin Syanah, Tsalabah bin Said, As`ad bin Asad bin Ubaid.

Diantara Kaum Yahudi yang tidak jujur karena kekuatan Rasulullah SAW semakin meluas dan mereka pura-pura masuk Islam yang sebenarnya mau melenyapkan Islam bahkan kalau dapat membunuh Rasulullah. Diantara yang tidak jujur ini ialah As`ad bin Hanif, Said bin Shait dan Says bin Qais. Merekalah yang disebut golongan Munafiqun.

BELAJAR DARI KESABARAN RASULULLAH SAW.... ..(12)... AKHLAK SABAR SAW



"Demi sesungguhnya, kisah Nabi-nabi itu mengandungi pelajaran yang mendatangkan iktibar bagi orang-orang yang mempunyai akal fikiran. (Kisah Nabi-nabi yang terkandung dalam Al-Quran) ia bukanlah cerita-cerita yang diada-adakan, tetapi ia mengesahkan apa yang tersebut di dalam Kitab-kitab agama yang terdahulu daripadanya dan ia sebagai keterangan yang menjelaskan tiap-tiap sesuatu, serta menjadi hidayah petunjuk dan rahmat bagi kaum yang (mahu) beriman". (surah Yusuf :111)
Berstatus anak yatim piatu bukan satu ujian yang mudah.Membesar dengan datok,kemudian wafat datok kesayangan.Lantas membesar pula bersama bapa saudara sebagai pengembala kambing bukanlah kehidupan yang menyenangkan…hidup dalam masyarakat yang rosak akhlak di Mekah bukanlah perkara yang menggembirakan…namun semuanya dilalui dengan penuh kesabaran. 

Siapakah Rasulullah saw?Baginda saw adalah manusia seperti kita,berdarah merah dan mempunyai perasaan.Bezanya Baginda saw dilantik sebagai Nabi dan Rasul,manakala kita adalah manusia biasa…Namun adakah Rasulullah tidak pernah bergenang air mata merasai kepayahan dan kesulitan dalam kehidupan? Hayati kisah Rasulullah saw ketika usia remaja… 
Ketika usia Nabi saw genap dua belas tahun, Abu Talib membawa bersamanya Nabi Muhammad s.a.w ke Syam untuk berdagang. Apabila tiba di Busra, mereka melintas dihadapan seorang rahib yang terkenal disana iaitu Buhaira. Buhaira merupakan seorang yang alim tentang kitab Injil dan agama Nasrani. Apabila melihat nabi, Buhaira mengamati dan berbual dengan baginda. 
Setelah itu beliau berpaling kepada Abu Talib lalu bertanya; 
“Apakah hubungan tuan dengan kanak-kanak ini?” 
Lalu Abu Talib menjawab, “Dia anak saya. (Abu Talib sangat sayangkan Nabi sebab itu dia mengaku nabi sebagai anaknya)” 
Mendengar jawapan tersebut, Buhaira berkata, “Dia bukan anak tuan. Sepatutnya bapa anak ini telah meninggal dunia.” 
Maka Abu Talib menjawab, “Dia anak saudara saya.” Buhaira bertanya, “Di mana ayahandanya?”
Jawab Abu Talib, “Ayahandanya telah meninggal dunia dan ibunya ialah adik ipar saya.” 
Lantas Buhaira berkata, “Benar. Bawalah anak ini pulang ke negerinya dan berhati-hati dengan orang yahudi. Demi Allah jika mereka melihatnya, pasti anak ini akan ditimpa kecelakaan. Sesungguhnya anak saudara tuan ini memiliki masa hadapan yang agung.” 

Lalu Abu Talib segera membawa Rasulullah s.a.w pulang ke Mekah. 
Sebagai orang Islam,kita wajar membaca sirah Nabi saw sejak Nabi saw dilahirkan,zaman kanak-kanak,remaja,dewasa hinggalah Nabi saw wafat.Banyak pengajaran dan teladan yang patut digali dalam sirah Nabi saw.Namun berapa ramai yang membaca sirah Nabi saw dan menghayatinya? Rasulullah saw mempunyai perasaan seperti kita iaitu sedih,kecewa,marah,benci,suka,meluat,geram dan sebagainya.

Namun bagaimanakah Baginda saw melalui kehidupan dengan penuh kesabaran? Tatkala orang Islam di Mekah melalui pelbagai keperitan dan penderitaan lantaran dizalimi dan diseksa orang kafir,para sahabat saw yang setia memohon Nabi saw agar meminta bantuan Allah swt Maha Perkasa.Lantas Nabi saw bersabda “Umat dahulu lebih teruk ujian dan penderitaan,malah para Nabi pun mengalaminya.Tahukah kalian Nabi Zakaria a.s digergaji hingga mati oleh kaumnya?” Tatkala Nabi saw berdakwah ke Thaif, bukan sahaja dakwah tidak diterima,malah Nabi saw dilontar dengan batu hingga darah membasahi pipi hingga Nabi pingsan.

Apabila terjaga,Malaikat Jibril a.s meminta Nabi saw memohon apa sahaja untuk ditimpakan bala dan bencana buat kaum Thaif.Lantas Nabi mengangkat tangan dan berdoa “ Ya Allah…maafkan kaumku kerana mereka itu jahil….” Subhanallah…begitulah luhurnya jiwa Rasulullah saw… 

Adakah kita mampu bersabar sebagaimana Baginda saw? Kesabaran itu adalah perkataan yang mudah disebutkan oleh semua manusia,namun untuk menghayati dalam kehidupan,bukan sesuatu yang mudah.

 Aku sendiri hidup tanpa ibu bapa sejak usia 1 tahun.Aku sendiri pernah gagal dalam pekerjaan,pernah gagal dalam perniagaan,pernah gagal dalam dunia percintaan..aku pernah gagal dan gagal,namun aku sentiasa menenangkan jiwa dengan iman dan takwa kepada suratan takdir… 

Firman Allah swt “Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Surah al-Nahl, ayat 96)

Rasulullah SAW memberi galakan untuk kita bersabar terhadap kesusahan dan kepayahan hidup. “Dalam kesabaran terhadap perkara yang tidak disukai itu banyak kebaikannya.” (Hadis Riwayat Imam al-Tirmizi daripada Ibn Abbas) 

Hadis berikut perlu dijadikan falsafah kehidupan orang Islam : “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh perkara adalah baik baginya. Dan tidak lah didapati seorang pun hal tersebut melainkan pada diri seorang mukmin. Jika dia merasakan kesenangan maka dia bersyukur. Dan itu lebih baik baginya. Jika kesusahan menerpanya maka dia bersabar. Dan itu lebih baik baginya.” - Hadith riwayat Imam Muslim. 



Kamis, 04 Februari 2016

KISAH RASULULLAH DENGAN LELAKI YANG MEMINTA MINTA KEPADANYA..(11) (AKHLAK SABAR SAW)



Umar bin Khattab bercerita: Suatu hari seorang laki-laki datang menemui Rasulullah saw untuk meminta-minta, lalu beliau memberinya. Keesokan harinya, laki-laki itu datang lagi, Rasulullah juga memberinya. Keesokan harinya, datang lagi dan kembali meminta, Rasulullah pun memberinya Keesokan harinya, ia datang kembali untuk meminta-minta, Rasulullah lalu bersabda, “Aku tidak mempunyai apa-apa saat ini. Tapi, ambillah yang kau mau dan jadikan sebagai utangku. Kalau aku mempunyai sesuatu kelak, aku yang akan membayarnya.”
Umar lalu berkata, “Wahai Rasulullah janganlah memberi diluar batas kemampuanmu.” Rasulullah saw tidak menyukai perkataan Umar tadi. Tiba-tiba, datang seorang laki-laki dari Anshar sambil berkata, “Ya Rasulullah, jangan takut, terus saja berinfak. Jangan khawatir dengan kemiskinan.” Mendengar ucapan laki-laki tadi, Rasulullah tersenyum, lalu beliau berkata kepada Umar, “Ucapan itulah yang diperintahkan oleh Allah kepadaku.” (HR Tirmudzi).

RASULULLAH DIPAKSA LELAKI ..(10) (AKHLAK SABAR SAW)



Jubair bin Muth’im bertutur, ketika ia bersama Rasulullah saw, tiba-tiba orang-orang mencegat beliau dan meminta dengan setengah memaksa sampai-sampai beliau disudutkan ke sebuah pohon berduri.

Tiba-tiba salah seorang dari mereka mengambil mantelnya. Rasulullah saw berhenti sejenak dan berseru,”Berilah mantelku ini! Itu untuk menutup auratku. Seandainya aku mempunyai mantel banyak (lebih dari satu), tentu akan kubagikan pada kalian (HR. Bukhari)