Senin, 11 November 2013

BERSANDAR HANYA PADA RAHMAT ALLOH. ( Pengasuh Perjuangan Wahidiyah dalam ahad pagi )








Mbah Yahi mengajarkan kepada kita , bila kamu mengisi di pengajian hendaknya diniati menjadi corong Rosululloh SAW. Begitu pula kalau kita mendengarkan , mengikuti , hendaknya diniati , dibayangkan bagaimana para sahabat mendengarkan dawuh dawuh Rosululloh SAW. Begitu pula kalau menghadap Ulama dan para Sholihin.

Mari kita niat bahwa semata mata saya ini adalah corong Rosululloh SAW. Corong Mbah Yahi QS WA RA ,  corong dari Syeh Ibnu Athoillah As Sakandary, corong dari Syech Sarqowi.

Mudah mudahan kita ini hanya Makholi Dzohir wa haqiqotuhu , yaa beliau beliau semuanya. Amin Ya robbal ‘alamin.
بــــــســــم الله الرحـــمــن الرحـــيــــم
   ٠ الحمد لله ربِّ العلمين وصلّى الله على سيّدنا محمّد وعلى اله وصحبه وسلّم امّا بعد ؛




اِذَافتح لك  وِجْهَةٌ من التعرّفِ فلاتبال معها ان كلَّ عملُكَ
Apabila Alloh membukakan bagimu suatu jalam ma’rifat, maka janganlah merasa risau karena amalmu yang masih sedikit

Walau hanya sekdipan mata , jika oleh Alloh diberi Nur Nur irfan, jangan berkecil hati. Maka binalah dengan memohon taufiq hidayah Alloh SWT. Insyaalloh apabila kita syukuri akan ditingkatkan. : لَان شكرتُمْ لَازيْدَنَّكُمْ 

Minggu, 10 November 2013

PENGAJIAN AL HIKAM : AHAD PAGI : KE 124 ( Oleh Pengasuh Perjuangan Wahidiyah RA )


JIKA TIDAK BILLAH; ALLOH TIDAK BERTANGGUNG JAWAB ATAS KEADAAN DIRI SESEORANG.

الغَافِلُإذا أصْبَحَينظُرُ ماذايفعلُ والعاقِلُينْظُرُ ماذا يفعلُاللٌه بهِ
Seseorang yang lupa dalam tauhidnya bahwa segala sesuatu itu berjalan menurut ketentuan taqdir Alloh SWT, jika pagi hari ia bingung apakah yang harus dikerjakan.  Sedang orang yang sempurna akal tauhidnya memikirkan apakah yang akan ditakdirkan oleh Alloh baginya hari itu"

Orang yang lupa atas tauhid kepada Alloh, lupa kalau semua sesuatu baik yang enak, tidak enak, bahagia, celaka, sehat, itu semua adalh qodho' qodarnya Alloh. Bekerja lancar atau seret, itu semua kehendak Alloh. Orang yang lupa bahwa semua itu adalah BILLAH (Istilah Wahidiyah ), maka ketika ia bangun tidur pagi pagi,yang tampak adalah apa yang akan saya kerjakan.hingga diaku  "Saya akan pergi. Saya akan bekerja,  Saya akan ke kantor, ke sawah . Yang ada AKU. " AKU AKAN MELAKUKAN PEKERJAAN" 

Semua pengakuan itu muncul akibat ia lupa atas qodho qodarnya Alloh SWT. Istilah Wahidiyah ia sedang tidak BILLAH. Kalau kita mulai bangun  tidur  sudah mengaku bisa melakukan gerak dan pekerjaan,sementara itu lupa pada tuhan yang menciptakan, itu tandanya hatinya tertutup.

Wal akil ...... sedangkan bagi orang yang punya akal,orang yang ngerti, memahami, ingat, hatinya tidak tidur, ia tidak lupa dari tauhidnya Alloh. Ia tidak lupa bahwa dirinya dalam penguasaan Alloh. hingga ia tidak samar lagi kepada Alloh. Semua gerakannya Billah.
Sebab kalau orang sudah benar benar sadar kepada Alloh, bertauhid kepada Alloh, sudah betul betul billah.
ia menyadari betul bahwa kala dirinya melihat dan merasakan sesuatu, semata mata billah. saat enak, saat tidak enak, saat senang dan tidak senang,saat kerja lancar ataupun tidak lancar, semua adalah Billah. Alloh yang menghendaki.

inilah perbedaan antara orang yang sadar billah dengan yang tidak. Maka ketika bangun di pagi hari langsung sadar . spontan merasa bahwa dirinya digerakkan Alloh. sebaliknya orang yang lupa kepada Alloh, ia merasa bisa bangun sendiri, merasa bisa bergerak sendiri.

Jumat, 08 November 2013

NERAKA BAGI AHLUL MA’RIFAH WAL MAHABBAH



NERAKA BAGI AHLUL MA’RIFAH WAL MAHABBAH

Mendengar kata neraka,tiap orang akan menerawang jauh ke sebuah alam yang sangat jauh nun di sana. Karenan begitu jauhnya maka tiap orang memiliki pemikiran dan sudut pandang yang berbeda beda. Yang semuanya akan berujung pada sebuang tempat yang masih harus dibayangkan.

Ada yang membayangkan sebuah alam yang penuh dengan siksa.

Ada yang membayangkan sebuah alam yang dipenuhi api yang menyala nyala tiada henti.

Ada yang membayangkan macam macam neraka berdasarkan tingkatan dosa dosa yang diperbuat di dunia.

Ada yang takut hingga menimbulkan rasa taat kepada alloh.

Ada yang menganggap itu semua cerita untuk anak anak agar nurut dan taat kepada Alloh , taat kepada orang tua , taat kepada aturan agama taat kepada guru yang mengajarinya dan lain sebagainya.

Setelah menginjak dewasa , tiap orang memiliki persepsi masing masing tentang neraka. Bahkan ada yang hanya menganggap itu semua hanya akal akalan orang tua , akal akalan orang terdahulu , khususnya akal akalan para pencetus agama  atau yang dikenal sebagai para Nabi dan Rosul.

Bagi yang kurang atau tidak mempercayai , sudah barang tentu itu semua tidak menjadi acara dalam hidupnya, sebab bagi mereka itu semua tidak nyata dan hanya sebuah angan angan belaka . Hanya sebuah dongeng.

Bagi yang mempercayai dan hanya sekedar percaya , itu semua juga masih belum mampu menjadi pendorong bagi dirinya untuk mengupayakan dirinya dalam mencapai tujuan hidupnya dimasa nanti. Sebab kondisi keimanan yang seperti ini sangat lemah dan tidak menimbulkan dampak yang cukup signifikan kepada dirinya walaupun diperdengarkan kepadanya tentang Neraka dan seisinya. Disini adalah kelompok mayoritas bangsa manusia.

Kelompok terbanyak yang mendiami kedudukan iman seperti ini. Yang mana pada umumnya , mereka lebih cenderung menekuni apa apa yang dirasakan berguna dan menguntungkan secara nyata dalam menjalani kehidupan yang makin tahun makin berat.  

Hingga tak jarang muncul sebuah fenomena di masyarakat umum dengan ocehan ringan dan terucap oleh kebanyakan manusia yang katanya bahwa,

“ MENCARI KEHIDUPAN DENGAN CARA MAKSIAT AJA UDAH SULIT , APALAGI MENCARI YANG KEBAJIKAN. “

MENCARI RIZKI YANG HARAM AJA SUDAH SULIT, APALAGI YANG YANG HALAL,


Itulah celoteh celoteh umum di masyarakat yang sudah menjadi sebuah bahan dalam canda dan tawa.  Tidak jarang celoteh itu hanya sebuah ekspresi biasa dan ringan ringan saja.

Mereka membayangkan neraka. Mereka membayangkan siksa. Mereka membayangkan dosa. Mereka tahu tiap dosa adalah siksa yang akan dibayarnya dengan masuk neraka. 

Mereka takut masuk neraka HAWIYAH . tapi sesekali perintah tuhannya masih ditinggalkannya.

Mereka takut masuk neraka JAHIM , tapi kesyirikan masih  ada pada mereka. Jasadnya tidak menyembah berhala tapi hatinya mesih menyembah nafsunya.

Mereka takut masuh neraka SAQOR , tapi masih suka bermuka dua hingga perintah Alloh kurang menjadi acara.

Mereka takut masuk neraka LAZZA yang konon gejolak apinya akan menguliti kepalanya , 

Mereka takut masuk neraka KHUTHOMAH, tapi hidupnya hanya untuk mencari harta dan menumpuknya , tidak peduli orang lain susah.

Mereka takut masuk neraka  SAIR, tapi mesih suka menngingkari ayat alloh. suka mengolah ayat alloh demi memenuhi kecocokan dengan interpretasinya.

Mereka takut masuk neraka WAIL , tapi masih suka menipu dan memeras orang lain dan berani mengurangi berat timbangan dalam dagangannya. dan parahnya lagi mereka sholat tapi hatinya tidak menghadap tuhannya.

Bahkan mereka takut dan tidak mau masuk neraka JAHANNAM, yang konon merupakan tempat ahli berbuat dosa , tapi saat maksiat masih berani tertawa.

AHLUL MA'RIFAH WAL MAHABBAH JUGA TAKUT NERAKA

Bagi Ahlul Ma'rifah Wal Mahabbah , sangat berbeda. Jauh berbeda dengan kelompok orang pada umumnya. 

Neraka HAWIYAH, tidak sepenuhnya menjadi acara sebab hampir seluruh hidupnya untuk beribadah. Tatkala makan bukan menuruti perutnya yang lapar tapi sebab diperintah tuhannya untuk merawat jassadnya. 

Neraa JAHIM tidak sepenuhnya menjadi kesusahannya sebab Tatkala kumpul istri atau suaminya , dan segala perbuatannya bukan untuk memenuhi hasratnya sebab semua tindakannya sudah niat LILLAHI TA'ALA, sebab diperintah Alloh memenuhi nafkah batinnya. 

NERAKA SAQOR , NERAKA WAIL , NERAKA SAIR BAHKAN NERAKA JAHANNAM bukanlah neraka yang sangat ditakuti , sebab  tatkala bekerja , bukan untuk menumpuk harta, tatkala tidur bukan sebab mengantuk , Tatkala Sholat , bukan memohon sorga , sebab dalam hatinya dikuasai hidayah Alloh.  Hatinya mampu menyaksian dosa dosanya. Hatinya ciut melihat amalnya. Hatinya bergetar takut kalu dirinya tidak akan selamat dari siksa neraka. Dia tahu jasadnya hanya sebagai alat untuk mengabdikan diri kepada Alloh. Gerakan jasadnya selalu didorong oleh hatinya. 

Dia senantiasa menyaksikan nafsunya . Gerak gerik nafsunya selalu diwaspadai. Jangan sampai nafsunya mendorong jasadnya untuk berbuat hal hal yang tidak berguna sebab semua yang tidak berguna sudah dianggapnya sebuah kerugian .  Semua bentuk kerugian merupakan kebangkrutan . selama masih bangkrut , pasti akan disadari sebagai beban yang harus ditanggungnya. Kebangkrutan sebagai tanda petaka.

Hatinya takut berpaling dari tuhannya. tanpa ada capek dan lelah. dia tahu jasadnya hanya alat belaka. alat penyalur ibadah. Tiada waktu selain ibadah.  Tiada gerakan selain mengabdi pada tuhannya. Tidak pernah tidur apalagi ngantuk. 

Dia melihat neraka . Dia melihat siksa. Dia melihat api yang membara. semuanya hanya mahluk Alloh yang diciptakan bagi mereka yang dikehendaki, jadi bukan neraka neraka tersebut  yang ditakuti , bukan siksa nerakanya yang dibayangkan , bukan apinya yang dia takukan , 

TAPI HANYA SATU YANG DIA TAKUTI , YAITU NERAKA DI DUNIA DAN AKHIRAT BERUPA NERAKA JAUH DARI ALLOH . DIJAUHI ALLOH SUDAH MERUPAKAN NERAKA BAGINYA .

Dia sangat tersiksa jika jauh dari Alloh melebihi tersiksanya seseorang yang sangat sangat jatuh cinta kepada pacarnya dan spontan dia meninggalknnya. 

bagi yang sudah mengalami ditinggal kekasihnya , minimal bisa membayangkan betapa sakitnya siksaan ini . hingga seringkali mau bunuh diri sebab ditinggal kekasihnya .

Sementara cintanya ahlul Ma'rifah wan Mahabbah , jauh dan jauh lebih dalam cintanya melebihi cintanya orang ditinggal pacarnya .

Semoga dengan sekelumit untaian ini diberi manfaat bagi terbukanya hati , betapa sangat jauhnya kita kepada Alloh . Sangat jauh dari ma'rifat wal mahabbah. 
maka sebenarnya sangat belum ppantas menyandang gelar sebagai HAMBA ALLOH .

JAZAAKUMULLOH. AMIN







Kamis, 31 Oktober 2013

MENYAKSIKAN ALLOH ( Lanjutan 2 )




MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT ALLOH


Sebelum kita mnegkaji bab ini , kita perlu kembali menyadari sabda Rosululloh SAW   bahwa Alloh bersabda  dalam Al Qur’an BILA HAMBA-HAMBAKU BERTANYA TENTANG AKU KATAKANLAH BAHWA AKU DEKAT (AL BAQARAH 2 : 186).
وإذا سألك عبادى عنّي فإني قريبٌ
====
Dalam ayat tersebut , ditegaskan bahwa فإني قريبٌ   . aku sesungguhnya sangat dekat . ( qoriibun = dekat sekali  dan betul betul dekat )

sebagai tambahan dalam kajian ini perlu kami paparkan sedikit tentang disiplin ilmu akan arti kata dekat untuk memohon  pemahaman makna .

ARTI DEKAT SECARA  JASMANI TIDAK SAMA DENGAN MAKNA DEKAT  SECARA RUHANI.

Contoh 1.
Arti dekat menurut arti secara jasmani ( benda )
Rumahku bersebelahan dengan kantor PW. ======== Arti dekat disini masih ada garis pembatas antara gedung rumahku dengan gedung kantor PW. Jadi gedung rumahku berdiri sendiri tanpa di sangga oleh gedung kantor PW.

Contoh 2.
Arti kata dekat secara jasmani ( benda ) agak rumit.
Genting rumahku sangat dekat dengan tembok rumahku. ====== Arti dekat disini terjadi saling membutuhkan tapi masih terdapat pembatas antara tembok dan genting . dikatakan masih ada garis pembatas sebab dari kedua benda ini masih berdiri sendiri akan eberadaannya. Jika dipisah antara tembok dan genteng, keduanya masih exsist . tidak terjadi kerusakan salah satu atau kedunnya. Maksudnya tidak musnah salah satunya.

Contoh 3
Meja kayu jati itu sangat dekat dengan kolong meja.====== makna dekat disini sudah berbeda dengan mana contoh ke 1 dan contoh ke 2 . dalam contoh ke 3 ini terdapat dua makna padahal kedua duanya masih tergolong benda. Meja itu sebuah benda, dan kolong juga sebuah benda tapi jenis benda tak tampak maksudnya tidak bisa diraba. Di sini , bahwa keberadaan atau wujudnya kolong meja sangat dipengaruhi atau dikuasai oleh meja. Jika diambil mejanya , maka kolong meja lenyap. Maka keberadaan atau wujudnya kolong meja disebabkan oleh keberadaan atau wujudnya meja. Di sini mengandung makna bahwa kolong meja itu tidak ada, adanya disebabkan oleh meja itu sendiri
Dari contoh yang ke tiga ini sudah terdapat dua makna sekaligus yaitu makna jasmani danmakna ruhani. Maka dikatakan bahwa Alloh itu sangat dekat,
(DIA (ALLAH) BERSAMAMU DIMANAPUN KAMU BERADA  (Q.S AL HADID 57 : 4 ). dan sangat dekat hingga dalam satu ayat dijelaskan bahwa Alloh itu tidak jauh dari urat lehermu. (Q.S AL QAF 50 : 16).Sebab betapa butuhnya kita kepada Alloh.

Sekali lagi bahwa ini bidang tauhid , tanpa terbukanya kesadaran / ma’rifat kepada Alloh , maka ini hanya sebatas pemahaman belaka. Dengan tertutupnya mata hati, kita tidak merasa butuh Alloh SWT . Kita tidak merasa takut dijauhi oleh Alloh SWT. Kita pandai menceritakan tentang Alloh tapi tidak ada getaran apa apa saat kita menyebut Alloh . (terutama diri kami pribadi ) masyaa Alloh . Buktinya keimanan kita dari dulu masih begini begini aja. Kita sudah berkata Iman Billah , tapi kenyataan sehari hari masih biasa aja. Masih berani bermain main di buminya Alloh SWT . masih berani begini begitu dan  berlebihan hingga lupa pada Alloh. 

Bagi orang yang terbuka kesadaran , pasti akan lunglai hatinya, pasti akan takut berpisah dengan Alloh. Pasti akan nurut kepada Alloh , Pasti akan terima dengan semua ketetapan Alloh , dengan qodho qodarnya Alloh . hal ini tidak bisa kita tutup tutupi. Ini sebuah fenomena kenyataan yang kita hadapi bersama semua bangsa manusia. Makin hari bukan makin meningkat kebaikan kita justru makin marak kegiatan kegiatan yang mengarah pada hal hal yang menjauhkan diri kepada Alloh bahkan mengarah pada kemaksiatan yang merajalela.  Astaghfirullohal ‘adziim………….

AL FAATIHAH………………
YAA SYAFI’AL KHOLQISSHOLATU……………………….
YAA SAYYIDII YAA ROSULALLOH
AL FAATIHAH.

Kembali kepada kajian semula tentang MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT ALLOH , ini tentu masih sangat jauh dari kajian tersebut di atas . sebab contoh contoh tersebut hanya sekedar kajian secara ilmiah. Yang tujuannya sebagai pendekatan akan pemahaman akan haqiqat Alloh SWT.  Disini kami mohon maaf , kiranya banyak sekali dari kita membahas soal haqiqat , tapi pembahasannya masih berputar putar tentang pelaksanaan peribadatan . tentang praktek pengabdian. sungguh mohon maaf . itu bukan salah tapi bukan mengkaji tentang hal yang sedang dikaji . Memang ada  hadits  yang meriwayatkan bahwa :
"Berfikirlah tentang nikmat-nikmat Allah, dan jangan sekali-kali engkau berfikir tentang Dzat Allah." (Hasan, Syaikh al-Albani)
Dari hadits tersebut mengandung mana bahwa berfikir itu arahnya mengarah pada perbuatan akal . sudah barang tentu dilarang oleh baginda Rosul SAW . 

Dalam kajian tentang menyaksikan Alloh dengan Dzat Alloh sudah sangat jelas . disini tidak ada unsur campur tangan mahluq. Jangankan menyaksikan Alloh , menyaksikan Nur Muhammad juga dilarang kalau menggunakan akal  fikiran .  coba saja kita bertanya pada diri kita sendiri tentang Nur .maka  kita tidak akan menemukan jawaban tentang nur . sebab yang mengenal nur hanyalah nur itu sendiri . lalu kita berani mengatakan bahwa kita ini nur Muhammad . 

kemudian kita dihadapkan dawuh MAN AROFA NAFSAHU FAQOD AROHAQROBBAHU = Barang siapa mengenal dirinya maka dia mengenal tuhannya. Belum lagi dikatakan bahwa AWWALUDDIN MA’RIFATULLOH = Permulaannya sebuah agama , itu ma’rifat kepada Alloh. Kalau sudah sampai disini , bisa jadi kita bukan orang yang memegang agama  selama belum ma’rifat kepada Alloh. 
Maka disinilah perlunya disiplin ilmu . lalu kita bertanya lagi apakah disiplin ilmu itu ? nah lagi lagi ita dak bisa jawab . sekali lagi kita harus meng iyakan bahwa memikirkan dzat Alloh jelas dilarang / Haram . sebab disini mengandung campur tangan manusia . ada campur tangan mahluq. ( tidak Billah Kalau dalam istilah Wahidiyah )
Menyaksikan Alloh TENTUNYA HARUS dengan Dzat Alloh sendiri. 
Menyaksikan Nurulloh  harus dengan Nurulloh.
Menyasikan diri kita dengan diri itu sendiri, 
bukan diri mahluk tapi diri Alloh sendiri
Mbah Yahi Mu’allif Sholawat Wahidiyah menggambarkan dengan sebuah kapas benang dan kain. Alloh sebagai kapas, rosululloh sebagai benang , kain sebagai mahluq.

AL FAATIHAH………………
YAA SYAFI’AL KHOLQISSHOLATU……………………….
YAA SAYYIDII YAA ROSULALLOH
AL FAATIHAH.