Kamis, 06 Februari 2014

TENTANG DISIPLIN ILMU


TIAP ILMU MEMILIKI DISIPLIN ILMU.


TIAP DISIPLIN ILMU MEWAKILI KEDUDUKAN MASING MASING ILMU.


Assalamu’alaikum wr wb
Bismillahir rohmaanir rohiim

Sebagai bahan informasi , kita perlu mengetahui bahwa semua jenis ilmu, pada dasarnya dari Allah SWT. Manusia tidak memiliki ilmu apapun. Manusia hanya sekedar diberi edikit tentang ilmu Allah. Sebab ilmu itu sebenarnya sifat Allah yang maha mengetahui dan Allah memberikan sebagian ilmu kepada siapa yang dikehendaki dan juga menutupi kepada siapa yang dikehendaki.  Semoga kita semua terutama yang sedang berusaha atas izij Allah termasuk bagian orang yang dibukakan pintu untuk menerima ilmu Allah yang semuanya sesuai dengan seberapa terbukanya hati kita. semakin besar pintu hati yang terbuka, tentu akan sebesar pintu hati yang terbuka.
Ilmu ketuhanan adalah ilmu yang mewakili tentang gambaran kedudukan tuhan. Semakin tinggi kualitas ilmu ketuhanan seseorang, maka semakin jelas gambar ketuhanan yang diwakili oleh pemilik ilmu itu. Dalam Ilmu ketuhanan, menurut islam dibagi menjadi beberapa disiplin ilmu, jadi setiap disiplin ilmu hanya akan mewakili bagiannya sendiri dan mewakili sebagian kecil dari disiplin ilmu lain sebatas intuk diketahui rentetannya . Oleh sebab itu,  Barang siapa yang mendalami salah satu jenis ilmu, maka ilmu yang dia kuasai tidak bisa mewakili pemahaman disiplin ilmu lain yang belum dikuasainya. Bagaimana seseorang akan memutuskan benar atau salah akan pemahaman salah satu ilmu dengan menggunakan disiplin ilmu yang berbeda. tentunya ini akan menimbulkan silang pendapat apabila tidak segera disadari.
Akan runyam jadinya apabila sebuah ilmu digunakan untuk memutuskan perkara yang munyangkut ilmu lain yang berbeda. Akan jauh lebih runyam apabila seorang pemilik salah satu ilmu, menghakimi pemilik ilmu lain.Sebelum kita mempelajari sebuah ilmu, maka perlu kita pahami satu persatu kedudukan setiap ilmu khususnya ilmu ketuhanan. Ini bukan berarti kita mengklasifikasikan ilmu ilmu ketuhanan. bukan menentukan kedudukan salah satu ilmu dengan ilmu lain. Bukan untuk menentukan tinggi rendahnya sebuah ilmu dengan ilmu lain dalam hal ketuhanan. Sebab ilmu ilmu ketuhanan harus berjalan bersama sama dalam satu kesatuan praktek dalam kehidupan beragama. Jadi yang berbeda itu tingkat penguasaan dan pemahaman seseorang dalam menggabungkan semua disiplin ilmu.Seseorang akan dikatakan memahami disiplin ilmu apabila seseorang sudah melaksanakan ilmunya. sebab ilmu itu lahir setelah ilmu itu dipraktekkan. apabila seseorang memperoleh sesuatu bukan dari apa yang dilaksanakan atau dari hasil praktek,, maka ini belum memenuhi kriteria dalam kajian ini. sebab sesuatu yang diterima masih bersifat kabar atau berita. kabar dari kitab, kabar dari seorang ulama, kabar dari Alqur'an, dan lain sebagainya.
Jadi orang tersebut belum sepenuhnya memiliki atau memahami ilmu tetapi tahap mengetahui ceritanya ilmu.Saat orang tersebut mengatakan tentang tuhan, sebenarnya dia masih menceritakan ulang tentang tuhan sebab dia tidak sedang berhadapan dengan Tuhan atau bersama tuhan itu sendiri. maka dia tidak membuktikan tuhan. kita berkata tuhan maka kuasa, tetapi kita tidak sedang dalam kekuasaan tuhan. kita mengatakan sifat sifat tuhan  tapi tidak pernah membuktikan sifat tuhan. kita mengatakan kedudukan tuhan tetapi kita tidak merasakan dengan kedudukan tuhan itu sendiri. Ibarat kita membaca peta jawa timur, tetapi kita tidak pernah ke jawa timur. sudah tentu peta itu benar. sebab rute jalan dan nama jalan sudah jelas. Sudah tentu Alqur'an itu haq. sebab tiap ayat memang menunjukkan keberadaan sifat Allah , kedudukan dan perbuatan Allah.Berikut ini bagian bagian ilmu dalam islam yang harus kita pahami sesuai porsinya dalam memahami disiplin masing masing.

1. ILMU FIQIH------Ilmu fiqih, adalah ilmu yang mempelajari HUKUM ISLAM yang dituntunkan oleh Rosulullah SAW. dalam ilmu ini kajian dan prakteknya berkenaan dengan hukum syariat islam. kajiannya seputar hukum wajib, sunnah, mubah, haram. Maka saat kita berhadapan dengan hal wajib, konsekwensinya harus dikerjakan dan tidak boleh tidak.Saat kita berhadapan dengan sesuatu yang hukumnya sunnah, maka konsekwensinya sesekali kita akan melaksanakan dan juga tidak melaksanakannya. Begitu juga dengan hukum mubah. mau kita laksanakan atau tidak, itu terserah masing masing. sebab arahnya tentang kewenangan. jika tidak punya kewenangan, kita tidak akan melaksanakan. Jika kita menemui hal yang hukumnya haram, maka mau dak mau harus kita tinggalkan. sebab kita tahu konsekwensinya.

Jadi ini konsekwensi ilmu fiqih.

2. ILMU USHUL FIQIHIlmu ushul fiqih adalah ilmu yang mempelajari SUMBER HUKUM ISLAM yang diriwayatkan nabi Muhammad SAW. maka disini mulai kompleks. Mulai muncul interpretasi. muncul pemilahan. sebagian ulama menyikapi sesuatu itu wajib, sebagian lain mengatakan tidak wajib dan lain sebagainya.  Di sini bukan hukumnya yang menjadi penentu, tetapi dasar riwayat dan sebab musabab yang menjadi ketentuan beliau SAW.

3. ILMU HADITSIlmu hadits adalah ilmu yang mempelajari SEJARAH HIDUP nabi Muhammad SAW. Apapun yang dikerjakan dan dilisankan beliau SAW  kita tetapkan sebagai Hadits. Dari sini berkembang penafsiran dan klasifikasi hadits. maka ada hadits shoheh, hasan, dhoif dan lain sebagainya. Maka bagi seorang ulama hadits , tentu akan menyandarkan diri kepada Rosululloh baik secara ucapan , perbuatan , ahlaq , dan sejarah hidup.


4. ILMU TASAWWUFIlmu tasawwuf adalah ilmu yang mempelajari CARA HIDUP ROSULULLOH SAW yang dijadikan pondasi sebagai jalan hidup. semua aktifitas beliau dijadikan tuntunan, tidak memandang sunnah atau mubah, dan semua sabda beliau, tidak menjadi klasifikasi, semua bermanfaat bagi diri sendiri dan ummat semua dipandang shoheh. Hanya saja kita yang dhoif, tidak mampu meniru apalagi menjadi foto copy beliau SAW kecuali sang warotsatul anbiya.


Seorang Ulama Sufi dalam memandang hadits, bukan perowinya yang dipandang tetapi beliau SAW sendiri yang dipandang menjadi tuntunan.  Jadi sunnah rosul bukan menjadi sesuatu yang bersifat hukum dalam ilmu fiqih, yang menghukumi sunnah sebagai sesuatu hal apabila dikerjadan mendapatkan pahala  tetapi Sunnah rosul itu menjadi sebuah ketetapan berupa tuntunan dan cara yang harus diikuti tanpa ada tawar menawarDemikian perbedaan perbedaan disiplin ilmu. Jika kita tidak waspada, kita mudah sekali memberi stemple kepada seseorang. kepada ulama dan kepada suatu ubudiyah yang sementara kita tidak melaksanakan.


Dunia tauhid, hanya dipahami oleh pelaku tauhid itu sendiri. Dunia ilmu tauhid, belum cukup digunakan untuk menentukan kebenaran. Ibarat seseorang sedang mencicipi manisnya gula, maka tidak sama dengan orang yang membaca buku atau keterangan tentang manisnya gula. Boleh jadi artinya sama dan sama sama mengetahui. Tetapi akan sangat berbeda arti dan makna bagi yang memang sedang mencicipi gula. Dia jauh lebih mengetahui dan merasakan manisnya gula.

Sesuatu dikatakan haq, apabila efeknya menjadikan seseorang sadar kepada Allah wa Rosulihi SAW. Demikian juga, bahwa sesuatu itu dinilai bathil, apabila reaksinya menimbulkan ketakabburan. walaupun kelihatannya mengabdi kepada Allah. kelihatan haq, tetapi jika berdampak kesombongan maka akan dinilai menyimpang atau bid'ah.Dalam bidang Sunnah dan Bid’ah , banyak terjadi perbedaan. Seorang Ulama Fiqih yang sudah sempurna syari’atnya, akan memandang bid’ah kepada ulama Sufi. apalagi seorang ulama fiqih tersebut belum mendalami Ushul Fiqih. Bagi Ulama Hadits , biasanta tidak terlalu gegabah , sebab sudah lebih menyandarkan diri tentang prilaku sejarah atau sirroh Rosululloh SAW. hanya saja masih ada perbedaan walaupun sepintas.

Dalam pelaksanaan kita dihadapkan dengan dua hal yaitu Tentang Syari’at dan tentang Haqiqat yang keduanya membutuhkan patokan berupa ayat suci alqur’an dan al Hadits untuk dipergunakan dalam melaksanakan praktek ubudiyah.

Bagi Ulama Fiqih , lebih cenderung memperbaiki hukum berdasarkan syari’at yang berkenaan dengan aktifitas ubudiyah jasmani. sedangkan bagi Ulama Sufi , lebih cenderung menerapkan aktifitas Ubudiyah secara rohani dan secara jasmani atau syari’at sifatnya mengikuti gerak rohani. Maka bagi orang yang belum memahami , seakan akan ulama Sufi secara syari’at tampak longgar. Longgar bukan dalam arti teledor. sebab disini pelaksanaan jasmaninya sebagai bayangan dari rohaninya. Batinnya menjadi penggerak jasmani.

Sebagai contoh kalimat yang mudah disalah pahami antara lain :Sholat itu hukumnya wajib . maka ulama syari’at fiqih , mengatakan wajib . jika ditinggalkan terkena hukuman murka Allah tanpa ada tawar menawar. jika terjadi tidak sholat , maka akan diqodho atau dibayar dengan lain waktu.

Bagi ulama sufi , juga mengatakan bahwa, dia mengerjakan sholat bukan dasar hukum wajib, tetapi dia senantiasa sholat, hatinya berkata bahwa dia sebenarnya tidak bisa sholat jika tidak diberi kekuatan untuk melaksanakan sholat. Hatinya yang dipandang oleh Allah menjadi sebab dia diberi kekuatan untuk melaksanakan sholat, jadi bukan hukumnya yang dipandang tetapi Allah itu sendiri yang menggerakkan dia untuk Sholat.Jjadi ulama sufi juga kelihatan sholat juga akan tetapi tidak mengaku bisa sholat sebab dia mengetahui bahwa dia tidak memiliki kekuatan untuk berbuat apa apa termasuk sholat

Dalam hal ini Baginda rosul SAW , memberikan keputusan bagi pelaku jasmani dan pelaku rohani. حقيقة بلا شريعة باطلة وشريعة بلا حقيقة عاتلة = Haqiqat tanpa syari’at itu batal dan syari’at tanpa haqiat itu lumpuh.  Jadi kita hendaknya melaksanakan kedua duanya. kita tidak boleh mengambil salah satu saja. Jadi saat kita diberi pemahaman syari’at saja , kita masih dituntut untuk mendalami haqiqat dan apabila kita sudah diberi secara haqiqat , kita harus kembali menjadi hamba Allah yang secara jasmani harus mengisi bisang ubudiyah yang sudah disyari’atkan oleh baginda Rosul SAW. ini idealnya. namun kita manusia tidak mudah untuk mencapai ideal. yang penting kita senantiasa berupaya menjadi hamba yang ideal lahir dan batin. jasmani rohani.

…………….Catatan …….
Apabila ada seseorang memegang ilmu tasawwuf dan dia tidak mengerjakan sholat  dan syari’at lain yang termaktub dalam hukum islam, maka kesufiannya masih belum diterima. sebab sabda Allah berupa ubudiyah masih belum berlaku. hal ini bukan salah tetapi dia belum sempurna dan kesufiannya masih batal sebab dia zindiq. kecuali dia sedang fana’ . hukum fana’ sama seperti orang tidur. nglindur. tidak ingat kalau belum melaksanakan kewajiban. jika sudah bangun , tentu dia merasa lapar dan diberi berbagai macam keinginan. maka sejak itu dia sudah tidak nglindur lagi. Maka jika tidak melaksanakan kewajiban , maka dia pura pura fana’ . dia terkena dua hukuman . pertama dia membohongi dirinya sendiri dan terkena hukuman kidzdzib dari Allah dan yang ke dua dia terkena hukuman meninggalkan syari’at. Sebab itu dia terperosok ke dalam jurang kehancuran . kenistaan baik di dunia apalagi di akhirat. Jadi kita melaksanakan kewajiban semampu kita lahir dan batin.

Dalam hal ini , Sholawat Wahidiyah hadir dimasyarakat semata mata untuk membenahi dan membantu kepincangan dalam masyarakat. Bagi ahli syari’at , kita diperkenalkan dengan ajaran LILLAH . dan bagi yang mendalami Haqiqat kita dituntun untuk menerapkan BILLAH .  JUGA DISEMPURNAKAN DENGAN LIRROSUL DAN BIRROSUL. semoga  kita semua diberi kesempatan menerapkan ajaran Wahidiyah dengan makmum dibelakang Rosululloh SAW wa Ghoutsi Hadzaz Zaman Ra.


Wabillahi taufiq wal hidaayah.

Wassalamu’alaikum wr wb

Sabtu, 01 Februari 2014

BERPALING DARI MENGHADAP ALLAH

WAHIDIYAH DAN AJARANNYA


SIAPAKAH ORANG YANG BERPALING ?

Berpaling merupakan lawan kata dari menghadap.  Menghadap Allah  adalah kewajiban bagi setiap manusia. Manusia yang senantiasa mengarahkan hatinya kepada allah. menghadap secara rohani kepada yang menciptakan dan menggerakkan.  Jika dalam konteks yang lebih ringan diberi istilah sebagai orang yang senantiasa ingat kepada Allah. 

Jadi kadar menghadap yang paling rendah boleh dikatakan mengingat sebab secara umum keadaan manusia lebih banyak lupa daripada ingatnya kepada Allah. yang dalam bahasa islam dikenal dengan istilah DZIKIR. JADI ORANG YANG TIDAK INGAT( TIDAK DZIKIR ) , DISEBUT LUPA SEBAB JINABAT. WALAUPUN SUDAH BERUSAHA MENGINGAT ALLAH , DIA TETAP MASIH JINABAT  GHOFLAH.

Ini diberi istilah jinabat sebab dia masih harus mandi besar. memandikan hatinya yang kotor dari dosa dosa yang menghalangi untuk hadir dihadapan Allah. sehingga dalam suatu kelompok, kita mengengar ada istilah Dzikir Ghofilin. arti dari ghofilin secara umum diartikan lupa kepada Allah.

Bagi seseorang yang sudah tingkat menghadap  tentunya sudah diatasnya mengingat, sudah pada tingkat menghadap .

Dalam hal ini maka Allah menegur siapapun yang berpaling dari Allah. ini juga berarti Allah sangat menegur dengan keras bagi orang yang tidak senantiasa dzikir. Jadi sebagian tanda tanda orang yang berpaling atau tidak menghadap, maka dia merasa ujub , riya, bahkan puncaknya menjadi takabur. Sebagian tanda tanda orang yang tidak dzkikir kepada Allah , maka dia senantiasa mendustakan ayat Allah. Walaupun sudah melihat ayat-Nya,  dia tidak bisa mengikuti jalan yang lurus dan bahkan memilih yang bengkok . Bahkan bisa jadi kita sudah membaca dan mengkaji ayatnya, akan tetapi kita tidak bisa menangkap makna dari ayat yang sedang kita kaji.

seperti yang tertuang dalam surat al A’rof ayat 146 sebagai berikut.

سَأَصْرِفُ    عَنْ    ءَايٰتِىَ    الَّذِينَ    يَتَكَبَّرُونَ    فِى    الْأَرْضِ    بِغَيْرِ    الْحَقِّ
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku.

 وَإِن    يَرَوْا۟    كُلَّ    ءَايَةٍ    لَّا    يُؤْمِنُوا۟    بِهَا
Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya.
 
وَإِن    يَرَوْا۟    سَبِيلَ    الرُّشْدِ    لَا    يَتَّخِذُوهُ    سَبِيلًا    وَإِن    يَرَوْا۟    سَبِيلَ    الْغَىِّ    يَتَّخِذُوهُ    سَبِيلًا    ۚ  
Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya.
ذٰلِكَ    بِأَنَّهُمْ    كَذَّبُوا۟    بِـَٔايٰتِنَا    وَكَانُوا۟    عَنْهَا    غٰفِلِينَ    ﴿الأعراف:١٤٦﴾
Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.


Melalui peringatan ayat tersebut , semoga menjadikan kita ingat kepada Allah. Jika sudah ingat kepada Allah , Tingkatan orang yang mengingat , masih membutuhkan konsentrasi agar tetap ingat dan tidak lupa. Jadi sangat jauh berbeda dengan orang yang sudah mengadap Allah. Dia sudah senantiasa Tawajjuh kepada Allah. kemanapun dia mengarahkan pandangannya , dia tidak berpaling dari menghadap Allah. Sudah pada tingkat YAROLLOHU FII KULLI SYAIIN ( Menyaksikan Alloh dalam segala sesuatu )  Jadi kondisi ini tidak membutuhkan konsentrasi. Sudah lepas dari upaya manusia untuk berusaha menghadap. Jika masih ada upaya menghadap , maka kembali dia terjatuh dalam tingkatan DZIKIR. Kembali pada tingkatan upaya mengingat Alloh. Dia terjatuh kedalam kubangan kembali akibat kembali dikuasai nafsunya. Dia kembali dikotori oleh dirinya sendiri yang sedang jinabat Ghoflah.

Semoga diberi peningkatan hingga kita diberi bisa menghadap Allah . Bukan hanya tingkat Dzikir. Jadi mohon maaf , disini bukan menyepelekan orang yang masih tingkatan Dzikir. bukan begitu maksudnya. sebab Dzikir itu sudah menjadi bagian dari menghadap hanya saja masih ada upaya manusia untuk mengingat.

Hal mengingat Allah ( Dzikir ) sebenarnya sudah sangat istimewa bagi kita. sebab itulah kondisi kita yang sebenarnya. Kondisi manusia secara umum termasuk kami sendiri. disini dimaksudkan betapa bahagianya kita orang yang masih kelas Dzikir , kemudian diperkenalkan dengan amalan Sholawat Wahidiyah yang senantiasa diajak untuk melatih diri kita bersama orang yang menghadap allah. Kita diajak senantiasa makmum dibelakang Rosululloh. Kita latihan Nida’ Rosul disegala kondisi. Nggandol kanjeng Nabi SAW disegala keadaan. Tentu kita orang yang kelas Dzikir ini sesekali akan dihadapkan kepada Alloh akibat kesungguhan kita dalam makmum Rosululloh di segala bidang. Ibarat orang yang sudah akrap dengan pak sopir , tentu sesekali diajak oleh pak sopir ke suatu tempat. sesekali akan diajak berkeliling melihat banyak hal. apalagi kita akrab dengan pak pejabat. tentu kita akan sering diberi tahu jenis jenis pekerjaan pejabat tersebut. jika perlu kita sendiri sesekali juga diberi kesempatan melaksanakan sebagian tugas dari pejabat tersebut.

Maka alangkah bahagianya kita orang biasa dan bukan kalangan nabi bahkan bukan orang ma’rifat ini diberi kesempatan kumpul bersama Para Kekasih Allah. terutama bersama Rosululloh SAW. ini kesempatan yang tidak boleh kita sia siakan. sebab berangkat menuju Allah , itu tidak mudah. Banyak leluhur kita tumbang ditengah jalan dan tidak menemukan jalan menuju Allah. Banyak sekali ahli riyadhoh yang berhenti di satu maqom saja.  Banyak ahli tirakat yang hanya berhenti dan bermain main di satu kondisi tertentu, misalnya hanya berputar putar dibidang karomah. bidang keampuhan. bahkan sangat ironi bahwa karomah atau keampuhan menjadi tujuan dari tirakatnya.

ini juga bukan menyalahkan orang yang sedang tirakat, sebab tirakat itu juga bagian dari perintah Allah. hanya saja , jika kita hanya bermain main di tingkat karomah, maka kita akan lupa bahwa tujuan awal kita adalah mendekat kepada Allah. Tujuan setiap orang beriman adalah FAFIRRU ILALLOH WA ROSULIHI SAW.

Tujuan utama manusia kembali kepada Allah. Kembali menghadap Allah, hingga sesuai kehendak Allah, yaitu beribadah hingga betul betul menghadap. yang dalam sabdanya berbunyi:
واعْبُدكأنَّك  ترا هُ ٠ فإٍلم ترا فإنّه يراك
“Beribadahlah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, Jika  kamu tidak melihat-Nya  Dia  sesungguhnya melihatmu.” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Al Hilyah, hadits ini hasan)

Jadi bidang beribadah menghadap Allah , digambarkan dalam Haditz tersebut dengan  kata TARO yang artinya kamu melihat.  dan bagi yang tidak diberi bisa melihat, harus tetap yakin bahwa kita dilihat olah Allah. 

Maka pada awalnya dibutuhkan kesungguhan dalam melepaskan diri dari upaya manusia dan bersungguh sungguh mengikuti tuntunan rosululloh dalam mengarahkan nafsu hingga ibadah kita lepas dari campuran syirik .

Hati yang bersih dari kotoran nafsu , akan diberi bisa Yarollohu fii kulli syaiin/ menyaksikan allah dalam segala sesuatu. akan menyaksikan kehadiran Rosululloh SAW dalam diri mahluk serta menyaksikan nur nur ubudiyah sehingga ruhnya ibadah mengantarkan dirinya kepada Allah dibelakang Rosululloh SAW.

Was salamu ‘alaikum wr wb

HAL RIYADHOH


RIYADHOH diartikan dengan 

LATIHAN DAN BERSUNGGUH SUNGGUH DENGAN MENGAMALKAN AMALAN AMALAN SUNNAH HINGA MENIMBULKAN SEBUAH KESUKAAN HATI DAN MENINGKATKAN AMALAN AMALAN WAJIB.

TIDAK ADA SEORANG HAMBA YANG BERSUNGGUH SUNGGUH DENGAN BERBAGAI AMAL SUNNAH KARENA INGIN MENDEKAT KEPADA KU (kata Alloh) SEHINGGA AKAU MENCINTAINYA. ما من ابدٍ يتقرّبو اليّ بالنوفل  حتّى احبّه

Sebuah amal sekecil apapun , apabila dilaksanakan dengan terus menerus tanpa henti , dengan nawafil , dengan amal amal sunnah , dengan sholawat dan dzikir , hingga mendarah daging , ibarat orang latihan  terus menerus, berulang ulang  hingga lupa bahwa kita sedang berlatih  , dengan sistimatika yang benar tentunya ,  hingga menimbulkan sebuah skill .

Dikatakan skill sebab sudah menjadi sebuah kecakapan tanpa harus  bersusah payah.
Sebagai  Taqorruban tentunya melatih diri untuk mengdekat sebagaimana orang menghadap  hingga  hatinya bertemu . terus dibayangkan dan dibayangkan  yang puncaknya hilangnya upaya dalam diri kita bahwa kita sedang taqorruban .  Ibarat seorang pelukis yang betul betul menjiwai lukisannya sendiri hingga menyatu dengan luksannya dan jika perlu tidak ada bedanya antara lukisan dengan dirinya .
Orang jawa mengatakan LIYEP ALUYUP . hingga KUN FAYAKUN ,  IRODAH ALLOH MENYATU DENGAN DIRI KITA.

Jika sudah sampai di sini , kita akan mudah tergelincir jika tidak ada seorang guru ruhani yang mampu menerobos jiwa kita untuk membimbing keimanan .
Mudah sekali kita terperosok bidang tauhid. Sebab kecapan kecapakan itu timbul tanpa adanya sebuah upaya . tahunya hanya apa yang terjadi pada diri kita . tahunya hanya kecakapan kecakapan yang muncul pada diri kita .

Ini berlaku bagi semua bidang . Barlaku bagi semua kecakapan . Bidang lahiriyah maupun bidang batiniyah . semua kecakapan itu akibat dari sebuah kebiasaan yang asalnya dari kebuah latihan tanpa henti ( istiqomah )
Ronaldo sebagai contoh . bahwa dia memiliki kacakapan seperti itu sebab tia berlatih dan berlatih.

David Coverfil atau Dedy corbuser sebagai ibarat . bahwa dia memiliki kecakapan berupa kemampuan seperti itu sebab dia melatih terus menerus dengan sistim / disiplin tertentu .
Itu belum masuk dalam bidang ruhani , sebab kemampuan yang begitu menakjubkan seperti Dedy Corbuser atau david Cover fil , itu masih kategori kekuatan atau kecakapan lahiriyah .
Kecakapan lahiriyah , jauh berbeda dengan kecakapan batiniyah ( ruhani )
Kekuatan atau kecakapan lahiriyah , masih ada upaya dari manusia. Sedangkan kecakapan batiniyah ( ruhani ) tidak ada upaya dari manusia itu sendiri . orang yang sedang latihan tidak menyadari bahwa dia sedang berlatih . 

prinsip pokok , dalam melakukan kegiatan apapun , baik kegiatan lahiriyah maupun kegiatan batiniyah , latihan kecakapan lahiriyah maupun latihan kecakapan batiniyah , hendanya senantiasa menerapkan LILLAH BILLAH ,LIRROSUL BIRROSUL ( istilah Wahidiyah )

Kita berlatih olah raga , sebab diperintah Alloh untuk memperoleh kesehatan .
Kita latihan silat atau karate san sebagainya , sebab kita diperintah Alloh untuk menjaga diri dari hal hal yang membahayakan diri kita sendiri dan bukan untuk mencederai lainnya.

secara batiniyah / Ruhani , kita menyadari betul bahwa kita bisa latihan , kita bisa ini itu, semata mata atah titah dan digerakkan oleh Alloh.

jika keduanya kita latih betul dengan sungguh sungguh , hingga Alloh mencitai kita , maka Alloh akan memandang kita . Alloh memancarkan nadhrohnya kepada kita. 

Barang siapa yang dipandang atau dipancari nadhroh oleh Alloh SWT, maka oang itu akan menjadi pusat perhatian mahluq disekitarnya dan sementara orang tersebut tidak mengetahuinya . hingga orang tersebut selamat dari pengakuan pengakuan yang akan menhancurkan orang tersebut akibat timbulnya rasa bangga , ujub , riya' bahkan takabbur.

Inilah keuntungan dan manfaat menerapkan LILLAH BILLAH- LIRROSUL BIRROSUL (Istilah ajaran Wahidiyah )

Bagi yang belum menyadari , ini sangat sulit membedakan . sebab yang tampak oleh mata tidak ada bedanya . Banyak pelaku kecakapan tergelincir hingga mengaku aku sebagai kecakapannya. mengaku sebagai keahliannya, mengaku hasil kesungguhannya dan seribu macam pengakuan yang akan menjadi malapetaka bagi dirinya dan orang lain. buktinya hampir semua orang yang memiliki kecakapan , lupa bahwa kecakapan itu muncul pada dirinya sebab irodah Alloh sedang berlaku seiring keinginan orang tersebut . dia lupa bahwa sebenarnya itu semua adalah kecakapan Alloh yang berlaku dalam diri seseorang .

Sebagai kesimpulan , bahwa orang yang belum ma'rifat , sangat membutuhkan seorang guru ruhani yang membimbing dirinya lahir maupun batin hingga selamat dari pengakuan pengakuan yang akan menghancurkan keimanan orang tersebut sebab orang yang belum ma'rifat , belum mampu menyadari irodah Alloh sedang berlaku pada diri orang tersebut yang akhirnya kemampuan dan kecakapan yang terjadi pada dirinya akan membuat dia merasa senang sebab sudah bisa melakukan sebuah kecakapan dan keahlian tertentu.

WASPADALAH WASPADALAH .
WAHAI PELAKU KECAKAPAN . KETAHUILAH BAHWA KECAKAPAN ITU BUKANLAH KECAKAPANMU TAPI ITU IRODAH ALLOH YANG SEDANG BERLAKU DALAM DIRIMU .